Rupiah Diramal Punya Sinyal Menguat
A
A
A
JAKARTA - Analis Senior Binaartha Sekuritas Reza Priyambada mengatakan, beruntungnya rupiah mendapat dorongan tambahan dari berbalik melemahnya dolar Amerika Serikat (USD).
"Seiring aksi profit taking dan mulai adanya penguatan pada laju GBP dan EURO terhadap USD. Diharapkan sentimen ini masih dapat bertahan untuk memberikan konfirmasi sinyal penguatan pada laju rupiah," ujarnya di Jakarta, Kamis (5/1/2017).
Reza memperkirakan, rupiah akan bergerak dengan kisaran support Rp13.485/USD dan resisten Rp13.370/USD.
Sementara, setelah dalam beberapa hari terakhir laju rupiah selalu tertekan dengan sentimen penguatan laju USD, kini laju rupiah mampu mengalami kenaikan.
Rilis indeks markit manufacturing PMIAS yang naik ke level 54,3 dari sebelumnya 54,2 dan ISM manufacturing PMI naik ke level 54,7 dari sebelumnya 53,6 sempat memberikan sentimen positif pada USD.
Namun, di sisi lain, pelaku pasar juga memanfaatkan kondisi tersebut untuk profit taking pada USD. Sikap pelaku pasar yang masih menanti rilis risalah FOMC pada Rabu waktu setempat dan data tenaga kerja AS di akhir pekan nanti, membuat sebagian besar mereka melepas USD.
"Adanya rilis data-data indeks manufaktur Eropa yang juga membaik dimanfaatkan pelaku pasar untuk masuk ke Euro dan GBP sehingga nilai USD terlihat melemah. Rupiah pun dapat memanfaatkan kondisi tersebut untuk menguat sebagai dorongan tambahan selain dari rilis inflasi sebelumnya yang dinilai stabil dan masih adanya kemajuan dari pelaporan tax amnesty meski belum signifikan," pungkasnya.
"Seiring aksi profit taking dan mulai adanya penguatan pada laju GBP dan EURO terhadap USD. Diharapkan sentimen ini masih dapat bertahan untuk memberikan konfirmasi sinyal penguatan pada laju rupiah," ujarnya di Jakarta, Kamis (5/1/2017).
Reza memperkirakan, rupiah akan bergerak dengan kisaran support Rp13.485/USD dan resisten Rp13.370/USD.
Sementara, setelah dalam beberapa hari terakhir laju rupiah selalu tertekan dengan sentimen penguatan laju USD, kini laju rupiah mampu mengalami kenaikan.
Rilis indeks markit manufacturing PMIAS yang naik ke level 54,3 dari sebelumnya 54,2 dan ISM manufacturing PMI naik ke level 54,7 dari sebelumnya 53,6 sempat memberikan sentimen positif pada USD.
Namun, di sisi lain, pelaku pasar juga memanfaatkan kondisi tersebut untuk profit taking pada USD. Sikap pelaku pasar yang masih menanti rilis risalah FOMC pada Rabu waktu setempat dan data tenaga kerja AS di akhir pekan nanti, membuat sebagian besar mereka melepas USD.
"Adanya rilis data-data indeks manufaktur Eropa yang juga membaik dimanfaatkan pelaku pasar untuk masuk ke Euro dan GBP sehingga nilai USD terlihat melemah. Rupiah pun dapat memanfaatkan kondisi tersebut untuk menguat sebagai dorongan tambahan selain dari rilis inflasi sebelumnya yang dinilai stabil dan masih adanya kemajuan dari pelaporan tax amnesty meski belum signifikan," pungkasnya.
(ven)