PGN Bangun Jargas Rumah Tangga 26.000 SR Tahun Ini
A
A
A
JAKARTA - PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk (PGN) tahun ini ditugaskan pemerintah membangun jaringan pipa gas (jargas) bagi 26.000 sambungan rumah (SR).
Direktur Pengembangan Infrastruktur dan Teknologi PGN Dilo Seno Widagdo mengatakan, pada tahun ini pihaknya ditugaskan untuk membangun 26.000 SR dari total 56.432 SR.
Tugas terebut berdasarkan Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (Kepmen) No. 8085 K/12/MEM/2016 tentang Penugasan kepada PT Pertamina (Persero) untuk Melaksanakan Penyediaan dan Pendistribusian Gas Bumi melalui Jaringan Distribusi Gasuntuk Rumah Tangga Tahun Anggaran 2017 dan Kepmen No.8086 K/12/MEM/2016 tentang Penugasan kepada PGN
Sementara melalui penugasan tersebut, Pertamina diberikan tugas membangun jargas di Kota Pekanbaru, Kabupaten Penukal Abab Pematang Ilir, Kabupaten Muara Enim, Kabupaten Mojokerto, Kota Samarinda dan Kota Bontang. Sedangkan PGN dinerikan tugas membangun jargas di Kabupaten Musi Banyuasin, Kota Bandar Lampung, DKI Jakarta dan Kota Mojokerto.
"Penugasan 26.000 sambungan tersebut tersebar di Bandar Lampung, Musi Banyuasin dan Mojokerto," ujar dia dalam keterangan resmi yang diterima SINDOnews, Jakarta, Jumat (13/1/2017).
Saat ini, pihaknya memperluas pemanfaatan gas bumi ke 4.000 rumah tangga di Batam, Kepulauan Riau secara bertahap melalui penugasan pemerintah pada 2016. Guna menyalurkan gas tersebut, memerlukan pipa sepanjang 55 kilometer.
"Kami memulai penyaluran gas bumi (gas-in) secara bertahap ke 4.000 sambungan gas rumah tangga di Batam," katanya.
Sementara itu, Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi IGN Wiratmaja Puja menambahkan, pemerintah setiap tahun terus menganggarkan pembangunan jaringan gas bumi untuk menekan subsidi pada konsumsi gas rumah tangga dari liquefied petroleum gas (LPG) ukuran 3 kg.
"Semakin banyak jaringan gas bumi rumah tangga dibangun, yang pertama dihemat adalah subsidi elpiji. Kedua bisa mengurangi impor elpiji, yang saat ini 67% elpiji dari impor. Sementara gas bumi dari dalam negeri," kata Wiratmaja.
Berdasarkan pagu rancangan anggaran pendapatan dan belanja negara (RAPBN) 2017, pagu anggaran Kementerian ESDM turun dari Rp7,31 triliun menjadi Rp7,02 triliun. Dampaknya, usulan membangun jargas semula 69.200 SR menjadi 56.432 SR.
Mengacu pada data Kementerian ESDM, pada 2016 terealisasi pembangunan jargas yang menyentuh 88.915 rumah tangga. Sementara, pada 2015 hanya tercapai 7.636 rumah tangga dan 2017 menjadi 56.432 rumah tangga.
Pada 2016 terealisasi pembangunan jargas untuk enam daerah di antaranya Tarakan 21.000 SR, Surabaya 24.000 SR, Batam 4.000 SR, Prabumulih 32.000 SR, Cilegon 4.066 SR, dan Balikpapan 3.849 SR.
Direktur Pengembangan Infrastruktur dan Teknologi PGN Dilo Seno Widagdo mengatakan, pada tahun ini pihaknya ditugaskan untuk membangun 26.000 SR dari total 56.432 SR.
Tugas terebut berdasarkan Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (Kepmen) No. 8085 K/12/MEM/2016 tentang Penugasan kepada PT Pertamina (Persero) untuk Melaksanakan Penyediaan dan Pendistribusian Gas Bumi melalui Jaringan Distribusi Gasuntuk Rumah Tangga Tahun Anggaran 2017 dan Kepmen No.8086 K/12/MEM/2016 tentang Penugasan kepada PGN
Sementara melalui penugasan tersebut, Pertamina diberikan tugas membangun jargas di Kota Pekanbaru, Kabupaten Penukal Abab Pematang Ilir, Kabupaten Muara Enim, Kabupaten Mojokerto, Kota Samarinda dan Kota Bontang. Sedangkan PGN dinerikan tugas membangun jargas di Kabupaten Musi Banyuasin, Kota Bandar Lampung, DKI Jakarta dan Kota Mojokerto.
"Penugasan 26.000 sambungan tersebut tersebar di Bandar Lampung, Musi Banyuasin dan Mojokerto," ujar dia dalam keterangan resmi yang diterima SINDOnews, Jakarta, Jumat (13/1/2017).
Saat ini, pihaknya memperluas pemanfaatan gas bumi ke 4.000 rumah tangga di Batam, Kepulauan Riau secara bertahap melalui penugasan pemerintah pada 2016. Guna menyalurkan gas tersebut, memerlukan pipa sepanjang 55 kilometer.
"Kami memulai penyaluran gas bumi (gas-in) secara bertahap ke 4.000 sambungan gas rumah tangga di Batam," katanya.
Sementara itu, Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi IGN Wiratmaja Puja menambahkan, pemerintah setiap tahun terus menganggarkan pembangunan jaringan gas bumi untuk menekan subsidi pada konsumsi gas rumah tangga dari liquefied petroleum gas (LPG) ukuran 3 kg.
"Semakin banyak jaringan gas bumi rumah tangga dibangun, yang pertama dihemat adalah subsidi elpiji. Kedua bisa mengurangi impor elpiji, yang saat ini 67% elpiji dari impor. Sementara gas bumi dari dalam negeri," kata Wiratmaja.
Berdasarkan pagu rancangan anggaran pendapatan dan belanja negara (RAPBN) 2017, pagu anggaran Kementerian ESDM turun dari Rp7,31 triliun menjadi Rp7,02 triliun. Dampaknya, usulan membangun jargas semula 69.200 SR menjadi 56.432 SR.
Mengacu pada data Kementerian ESDM, pada 2016 terealisasi pembangunan jargas yang menyentuh 88.915 rumah tangga. Sementara, pada 2015 hanya tercapai 7.636 rumah tangga dan 2017 menjadi 56.432 rumah tangga.
Pada 2016 terealisasi pembangunan jargas untuk enam daerah di antaranya Tarakan 21.000 SR, Surabaya 24.000 SR, Batam 4.000 SR, Prabumulih 32.000 SR, Cilegon 4.066 SR, dan Balikpapan 3.849 SR.
(izz)