ASI: Pasar Semen Dalam Negeri Tumbuh 5% Tahun Ini
A
A
A
JAKARTA - Asosiasi Semen Indonesia (ASI) memprediksi bahwa pasar semen di Indonesia pada 2017 akan meningkat antara 4% hingga 5% dibandingkan pencapaian tahun 2016, yang stagnan akibat pelemahan ekonomi.
Ketua ASI Widodo Santoso mengatakan prediksi ini berdasarkan sejumlah program pemerintah mengenai infrastruktur dan program amnesti pajak, yang akan bisa mendongkrak konsumsi semen nasional pada tahun ini.
Ketua Asosiasi Semen Indonesia (ASI) Widodo Santoso mengatakan prediksi tersebut didasarkan pada adanya sejumlah program pemerintah baik infrastruktur maupun program kebijakan tax amnesty atau pengampunan pajak.
Data ASI mencatat bahwa penjualan semen di Indonesia pada 2016 mencapai 62 juta ton. Dari jumlah tersebut, 40 juta ton menjadi konsumsi untuk sektor properti dimana terdapat proyek sejuta rumah yang dicanangkan pemerintah.
Namun pencapaian tersebut turun dibandingkan tahun 2015, dimana penurunan penjualan terjadi di Pulau Jawa sebesar 2% dan di Kalimantan sebanyak 12,3%. “Kecuali di Sumatra, Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, Maluku sampai Papua permintaannya lebih baik dibanding Jawa. Karena di sana banyak proyek yang sedang berjalan seperti bendungan, smelter dan power plant,” ujarnya dalam keterangan, Sabtu (14/1/2017).
Widodo berujar sejatinya produksi semen di Indonesia mengalami kelebihan pasokan. Tahun lalu produksi semen mencapai 102 juta ton, namun penyerapannya hanya 62 juta ton. Karena itu, industri semen meminta pemerintah membuat kebijakan strategis untuk meningkatkan penyerapan produksi semen.
Data ASI menyatakan Indonesia merupakan konsumen semen terbesar diantara negara-negara Asia. Konsumsi semen di Vietnam mencapai 55,7 juta ton, Korea Selatan 49,6 juta ton, Jepang 43 juta ton, Thailand 29 juta ton, dan Malaysia sebanyak 23,3 juta ton.
Ketua ASI Widodo Santoso mengatakan prediksi ini berdasarkan sejumlah program pemerintah mengenai infrastruktur dan program amnesti pajak, yang akan bisa mendongkrak konsumsi semen nasional pada tahun ini.
Ketua Asosiasi Semen Indonesia (ASI) Widodo Santoso mengatakan prediksi tersebut didasarkan pada adanya sejumlah program pemerintah baik infrastruktur maupun program kebijakan tax amnesty atau pengampunan pajak.
Data ASI mencatat bahwa penjualan semen di Indonesia pada 2016 mencapai 62 juta ton. Dari jumlah tersebut, 40 juta ton menjadi konsumsi untuk sektor properti dimana terdapat proyek sejuta rumah yang dicanangkan pemerintah.
Namun pencapaian tersebut turun dibandingkan tahun 2015, dimana penurunan penjualan terjadi di Pulau Jawa sebesar 2% dan di Kalimantan sebanyak 12,3%. “Kecuali di Sumatra, Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, Maluku sampai Papua permintaannya lebih baik dibanding Jawa. Karena di sana banyak proyek yang sedang berjalan seperti bendungan, smelter dan power plant,” ujarnya dalam keterangan, Sabtu (14/1/2017).
Widodo berujar sejatinya produksi semen di Indonesia mengalami kelebihan pasokan. Tahun lalu produksi semen mencapai 102 juta ton, namun penyerapannya hanya 62 juta ton. Karena itu, industri semen meminta pemerintah membuat kebijakan strategis untuk meningkatkan penyerapan produksi semen.
Data ASI menyatakan Indonesia merupakan konsumen semen terbesar diantara negara-negara Asia. Konsumsi semen di Vietnam mencapai 55,7 juta ton, Korea Selatan 49,6 juta ton, Jepang 43 juta ton, Thailand 29 juta ton, dan Malaysia sebanyak 23,3 juta ton.
(ven)