Soal Jual Saham Perusahaan, Kementerian BUMN Jangan Seperti Sekuritas
Soal Jual Saham Perusahaan, Kementerian BUMN Jangan Seperti Sekuritas
A
A
A
JAKARTA - Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) meminta Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) jangan seperti sekuritas. Permintaan tersebut diungkapkan terkait jual-menjual saham perusahaan.
Anggota Komisi VI DPR Zulfan Lindan mengatakan, pola pikir seorang menteri BUMN jangan seperti sekuritas yang menjual saham untuk mendapat keuntungan ketika harganya naik. Sehingga, perusahaan pelat merah tidak dilepas ke swasta.
"Saya kira jangan seorang menteri BUMN memposisikan diri sebagai lembaga sekuritas atau perusahaan sekuritas. Saham ini bisa kita jual nih, cara pikir itu supaya dapat untung," ujarnya di Jakarta, Sabtu (14/1/2017).
Zulfan menilai, menteri BUMN juga jangan melihat perusahaan milik negara sebagai warisan yang bisa dijual setiap saat ketika butuh uang. Sebaiknya justru dirawat dan dikembangkan menjadi lebih besar.
"Jangan juga lihat BUMN sebagai warisan ketika enggak ada duit, jual saja. Kelola dengan baik, profesional, cari kelemahan lalu bagaimana efisiensikan supaya efektif, supaya untung banyak," katanya.
Menurut dia, masih banyak BUMN yang memiliki neraca keuangan merah. Bahkan untuk membayar gaji pegawai saja sudah tidak mampu dan banyak utang.
"Banyak BUMN rugi luar biasa, enggak bisa bayar gaji, kasih penyertaan modal negara lalu rugi lagi, utang lagi. Visi enggak ada, misinya apa, pragmatis saja, ini bahaya kalau BUMN dikelola pragmatis," pungkasnya.
Anggota Komisi VI DPR Zulfan Lindan mengatakan, pola pikir seorang menteri BUMN jangan seperti sekuritas yang menjual saham untuk mendapat keuntungan ketika harganya naik. Sehingga, perusahaan pelat merah tidak dilepas ke swasta.
"Saya kira jangan seorang menteri BUMN memposisikan diri sebagai lembaga sekuritas atau perusahaan sekuritas. Saham ini bisa kita jual nih, cara pikir itu supaya dapat untung," ujarnya di Jakarta, Sabtu (14/1/2017).
Zulfan menilai, menteri BUMN juga jangan melihat perusahaan milik negara sebagai warisan yang bisa dijual setiap saat ketika butuh uang. Sebaiknya justru dirawat dan dikembangkan menjadi lebih besar.
"Jangan juga lihat BUMN sebagai warisan ketika enggak ada duit, jual saja. Kelola dengan baik, profesional, cari kelemahan lalu bagaimana efisiensikan supaya efektif, supaya untung banyak," katanya.
Menurut dia, masih banyak BUMN yang memiliki neraca keuangan merah. Bahkan untuk membayar gaji pegawai saja sudah tidak mampu dan banyak utang.
"Banyak BUMN rugi luar biasa, enggak bisa bayar gaji, kasih penyertaan modal negara lalu rugi lagi, utang lagi. Visi enggak ada, misinya apa, pragmatis saja, ini bahaya kalau BUMN dikelola pragmatis," pungkasnya.
(ven)
Explore More