Intip Rumitnya Proses Pembuatan Uang Kertas di Peruri
A
A
A
KARAWANG - Perusahaan Umum Percetakan Uang Republik Indonesia (Perum Peruri) merupakan satu-satunya perusahaan yang memiliki hak untuk mencetak uang rupiah baik uang kertas maupun logam. Peruri memiliki pabrik pencetakan uang di daerah Karawang, Jawa Barat dengan luas sekitar 220 hektare (ha).
(Baca: Peruri: Hanya Kami yang Berhak Cetak Uang Rupiah)
Hari ini, SINDOnews.com bersama beberapa media lainnya berkesempatan mengintip proses pembuatan uang kertas dan uang logam yang dilakukan Peruri. Prosesnya pun terbilang rumit, karena harus melewati beberapa tahap pengecekan.
Dibutuhkan waktu setidaknya 21 hari untuk mencetak uang kertas. Pegawai pabrik pun telah dibagi ke dalam tiga shift, yaitu shift pagi, siang, dan malam.
Deputi Departemen Cetak Uang Kertas Peruri, Mohammad Sofyan menjelaskan, tahap pertama pembuatan uang kertas adalah pengukiran (engraving) pelat pencetak uang. Pelat ini sebagai dasar untuk mencetak uang kertas.
Pihaknya hanya diberikan tanggung jawab untuk mencetak uang. Sementara, bahan baku kertas ataupun logam sendiri berasal dari Bank Indonesia (BI).
Setelah pengukiran rampung, lanjut dia, kertas akan mengalami tahap cetak awal. Pada proses ini, akan dimasukan gambar saling isi (rectoverso). "Di sini cetakan sisi depan dan belakang dalam satu proses," katanya di Pabrik Pencetakan Uang Peruri, Karawang, Rabu (18/1/2017).
Selanjutnya, uang yang telah dicetak akan didiamkan terlebih dahulu selama jangka waktu 2x24 jam plus 8 jam, baru kemudian masuk pada proses cetak intaglio (teknik cetak dengan prinsip penggoresan gambar ke atas permukaan).
Pada proses ini, cetak akan dilakukan secara bertahap, dimulai dari bagian belakang dan berlanjut ke bagian depan uang. "Ini paling rumit, orang belum tentu menguasai. Selama proses berlangsung ada potensi masalah," imbuh dia.
Kemudian, uang akan tercetak dalam lembaran besar 5x9 (sembilan lembar uang ke samping berlapis lima lembar). Setelah itu, uang tersebut akan melalui proses pemeriksaan kembali. Setiap kerusakan dalam proses pencetakan itu harus dilaporkan dalam berita acara.
Setelah proses tersebut selesai, maka selanjutnya adalah pemberian nomor seri. Menurutnya, Peruri hanya bertugas untuk mencetak nomor seri saja, sementara urutan nomor seri adalah kewenangan Bank Indonesia.
(Baca: Pengamanan Pabrik Pencetak Uang Peruri Super Ketat)
Dalam pemberian nomor seri ini, Indonesia menganut sistem nomor seri berurutan. Sistem ini diakuinya untuk lebih memudahkan dalam proses pendataan.
"Karena kita menganut sistem urut, kalau reject ada seri pengganti namun tetap dengan nomor urut yang sama. Jadi lebih mudah pendataan," ujar Sofyan.
Setelah diberikan nomor seri, pemeriksaan uang pun kembali dilakukan. Kemudian, uang dalam lembaran besar ini akan masuk proses pemotongan dan pengemasan.
"Untuk pemotongan dan packaging suhunya sekitar 20-25 derajat celsius, dan kelembaban 45%-55%. Kalau enggak nanti kertasnya akan bergelombang," jelas dia.
Baca Juga:
Peruri Cetak 12,9 Miliar Lembar Uang Rupiah Tahun Ini
Peruri: Desain Uang Rupiah Kewenangan BI
(Baca: Peruri: Hanya Kami yang Berhak Cetak Uang Rupiah)
Hari ini, SINDOnews.com bersama beberapa media lainnya berkesempatan mengintip proses pembuatan uang kertas dan uang logam yang dilakukan Peruri. Prosesnya pun terbilang rumit, karena harus melewati beberapa tahap pengecekan.
Dibutuhkan waktu setidaknya 21 hari untuk mencetak uang kertas. Pegawai pabrik pun telah dibagi ke dalam tiga shift, yaitu shift pagi, siang, dan malam.
Deputi Departemen Cetak Uang Kertas Peruri, Mohammad Sofyan menjelaskan, tahap pertama pembuatan uang kertas adalah pengukiran (engraving) pelat pencetak uang. Pelat ini sebagai dasar untuk mencetak uang kertas.
Pihaknya hanya diberikan tanggung jawab untuk mencetak uang. Sementara, bahan baku kertas ataupun logam sendiri berasal dari Bank Indonesia (BI).
Setelah pengukiran rampung, lanjut dia, kertas akan mengalami tahap cetak awal. Pada proses ini, akan dimasukan gambar saling isi (rectoverso). "Di sini cetakan sisi depan dan belakang dalam satu proses," katanya di Pabrik Pencetakan Uang Peruri, Karawang, Rabu (18/1/2017).
Selanjutnya, uang yang telah dicetak akan didiamkan terlebih dahulu selama jangka waktu 2x24 jam plus 8 jam, baru kemudian masuk pada proses cetak intaglio (teknik cetak dengan prinsip penggoresan gambar ke atas permukaan).
Pada proses ini, cetak akan dilakukan secara bertahap, dimulai dari bagian belakang dan berlanjut ke bagian depan uang. "Ini paling rumit, orang belum tentu menguasai. Selama proses berlangsung ada potensi masalah," imbuh dia.
Kemudian, uang akan tercetak dalam lembaran besar 5x9 (sembilan lembar uang ke samping berlapis lima lembar). Setelah itu, uang tersebut akan melalui proses pemeriksaan kembali. Setiap kerusakan dalam proses pencetakan itu harus dilaporkan dalam berita acara.
Setelah proses tersebut selesai, maka selanjutnya adalah pemberian nomor seri. Menurutnya, Peruri hanya bertugas untuk mencetak nomor seri saja, sementara urutan nomor seri adalah kewenangan Bank Indonesia.
(Baca: Pengamanan Pabrik Pencetak Uang Peruri Super Ketat)
Dalam pemberian nomor seri ini, Indonesia menganut sistem nomor seri berurutan. Sistem ini diakuinya untuk lebih memudahkan dalam proses pendataan.
"Karena kita menganut sistem urut, kalau reject ada seri pengganti namun tetap dengan nomor urut yang sama. Jadi lebih mudah pendataan," ujar Sofyan.
Setelah diberikan nomor seri, pemeriksaan uang pun kembali dilakukan. Kemudian, uang dalam lembaran besar ini akan masuk proses pemotongan dan pengemasan.
"Untuk pemotongan dan packaging suhunya sekitar 20-25 derajat celsius, dan kelembaban 45%-55%. Kalau enggak nanti kertasnya akan bergelombang," jelas dia.
Baca Juga:
Peruri Cetak 12,9 Miliar Lembar Uang Rupiah Tahun Ini
Peruri: Desain Uang Rupiah Kewenangan BI
(izz)