Karawang Berbenah Menuju Kota Industri Berbasis Properti
A
A
A
JAKARTA - Kawarang yang dulunya dikenal sebagai lumbung padi nasional, sekarang mulai memantapkan posisinya sebagai kota industri dengan ditunjang berbagai proyek properti. Berbagai pengembang dari kelas lokal maupun nasional tumbuh menjamur.
"Karawang kami yakini akan terus tumbuh ekonominya dengan menjamurnya proyek-proyek industri dan properti. Pada 2017 ini, kami tempatkan Karawang menjadi salah satu unggulan proyek Residential APL, selain Medan, Balikpapan, dan Batam," kata Agung Wirajaya, Assistant Vice President Strategic Marketing PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN) di Jakarta Kamis (19/1/2017).
Agung menunjuk beberapa kota di mana sejumlah proyek Agung Podomoro Land akan mulai beroperasi pada tahun ini. Lebih dari 90% rumah dan ruko di kompleks hunian tapak Grand Taruma, Karawang, Jawa Barat, terisi dibeli konsumen.
Mulai tahun ini, pengembangnya yakni PT Pesona Gerbang Karawang, anak usaha APLN, mulai menawarkan produk rumah kebun (garden house) kepada para konsumen premium. Tahun ini, APL juga berencana mengembangkan satu kawasan di dekat Grand Taruma, yang dinamakan Taruma City.
Berbeda dengan rumah klaster yang ukuran tanahnya biasanya lebih terbatas dan model rumahnya seragam dalam satu klaster. Konsep rumah kebun yang dijual rata-rata memiliki luas tanah sekitar 300 meter persegi dengan bangunan rumah kecil 38 meter persegi di dalamnya.
"Keuntungan membeli rumah kebun, konsumen selanjutnya dapat leluasa merancang sendiri pengembangan bentuk rumahnya sesuai selera," ujar General Manager Grand Taruma Rina Irawan.
Dengan harga tanah di kawasan sekitar Grand Taruma yang terus melejit naik sejak kehadiran kompleks hunian ini pada 2011, investasi rumah kebun dipandang akan lebih menguntungkan dibanding rumah klaster.
"Dulu sebelum ada Grand Taruma, harga tanah di sini sekitar Rp700 ribu per meter persegi, setelah Agung Podomoro Land masuk harga naik jadi Rp1,7 juta, kini setelah Grand Taruma semakin mapan harga tanah naik jadi gila-gilaan, rata-rata sekitar Rp10 juta per meter persegi. Tapi kami akan menjual rumah kebun sekitar Rp8 juta per meter persegi tergantung lokasi," ujar Rina.
Dari sembilan klaster perumahan di dalam kawasan Grand Taruma, 8 klaster telah terisi 1.077 unit rumah tropis dua lantai dalam berbagai tipe, sedangkan 1 klaster yakni klaster Adityawarman akan disediakan untuk segmen rumah kebun sejumlah 56 unit.
Lokasi klaster Adityawarman ini berada di bagian depan dari kawasan, sehingga sangat strategis. Perlu diketahui kompleks perumahan Grand Taruma ini merupakan kawasan perumahan premium. Harga rumah di sini antara Rp 1,2 miliar untuk tipe terkecil 69/126 hingga Rp 3,7 miliar untuk tipe 235/300. "Kini tinggal tersisa untuk rumah kebun, rumah hook, 102 unit rumah, dan 11 unit ruko," ujar Rina.
Menempati area seluas 48 hektare, Grand Taruma Karawang mengusung konsep hunian hijau, dengan total 40% dari kawasan untuk area penghijauan, dan model-model bangunan di dalamnya berupa bangunan tropis modern yang asri, lapang, dan lingkungan sekitar bersih.
Komplek hunian asri ini terletak sekitar 10 menit perjalanan dengan mobil ke pintu tol Karawang Barat dari jalur tol Jakarta-Cikampek. Hanya perlu sekitar 1,5-2 jam perjalanan ke Jakarta lewat jalur tol.
Di sekelilingnya ada banyak lokasi kawasan industri di daerah Karawang Barat, komplek hunian Grand Taruma ini banyak diminati para ekspatriat yang bekerja di kawasan-kawasan industri.
"Banyak orang Jepang yang menyewa rumah-rumah di Grand Taruma. Kalau orang Jepang yang terkenal mempunyai standard tinggi sudah mau masuk, maka teman-temannya ekspatriat Eropa dan Korea juga akan mengikuti," imbuh Rina.
Data Pemerintah Kabupaten Karawang tercatat ada sekitar 13.000 perusahaan manufaktur besar dengan 900.000 karyawan, termasuk ekspatriat. Harga sewa rumah-rumah di dalam Grand Taruma kini berkisar Rp70 juta sampai Rp80 juta per tahun.
Kompleks hunian premium ini dilengkapi dengan water park seluas 2,4 hektar%, food area seluas 2 hektare, rumah sakit, pom bensin, kampus, club house, dan keamanan yang terjaga 24 jam ditunjang berbagai fasilitas seperti CCTV dan panic button.
Selain diminati para ekspatriat, sebagian besar pembeli rumah di sini juga para pengusaha dan pedagang kaya dari Karawang, Jakarta, Bekasi, dan Rengasdengklok.
Setelah sukses memantapkan kawasan hunian Grand Taruma, pada pertengahan 2017 ini, APLN berencana mulai membangun superblok baru di pusat kota Karawang bernama Taruma City. Kawasan baru ini akan menempati lahan seluas 5,5 hektare di Jalan Kertabumi, yang merupakan pusat bisnis, perdagangan, dan perkantoran di Karawang.
Rancananya, superblok menyasar segmen pasar menengah, Taruma City akan berisi 320 unit ruko yang dijual Rp2 miliar sampai Rp5 miliar, beberapa unit rumah tapak, dan tower apartemen.
"Kebutuhan ruko di Karawang masih tinggi. Peminatnya dari para pedagang dan pengusaha di Karawang sendiri. Di Karawang ini ada banyak padagang kaya dan pengusaha sukses, mereka membutuhkan perkantoran dan juga kawasan bisnis yang layak," ujar Rina.
"Karawang kami yakini akan terus tumbuh ekonominya dengan menjamurnya proyek-proyek industri dan properti. Pada 2017 ini, kami tempatkan Karawang menjadi salah satu unggulan proyek Residential APL, selain Medan, Balikpapan, dan Batam," kata Agung Wirajaya, Assistant Vice President Strategic Marketing PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN) di Jakarta Kamis (19/1/2017).
Agung menunjuk beberapa kota di mana sejumlah proyek Agung Podomoro Land akan mulai beroperasi pada tahun ini. Lebih dari 90% rumah dan ruko di kompleks hunian tapak Grand Taruma, Karawang, Jawa Barat, terisi dibeli konsumen.
Mulai tahun ini, pengembangnya yakni PT Pesona Gerbang Karawang, anak usaha APLN, mulai menawarkan produk rumah kebun (garden house) kepada para konsumen premium. Tahun ini, APL juga berencana mengembangkan satu kawasan di dekat Grand Taruma, yang dinamakan Taruma City.
Berbeda dengan rumah klaster yang ukuran tanahnya biasanya lebih terbatas dan model rumahnya seragam dalam satu klaster. Konsep rumah kebun yang dijual rata-rata memiliki luas tanah sekitar 300 meter persegi dengan bangunan rumah kecil 38 meter persegi di dalamnya.
"Keuntungan membeli rumah kebun, konsumen selanjutnya dapat leluasa merancang sendiri pengembangan bentuk rumahnya sesuai selera," ujar General Manager Grand Taruma Rina Irawan.
Dengan harga tanah di kawasan sekitar Grand Taruma yang terus melejit naik sejak kehadiran kompleks hunian ini pada 2011, investasi rumah kebun dipandang akan lebih menguntungkan dibanding rumah klaster.
"Dulu sebelum ada Grand Taruma, harga tanah di sini sekitar Rp700 ribu per meter persegi, setelah Agung Podomoro Land masuk harga naik jadi Rp1,7 juta, kini setelah Grand Taruma semakin mapan harga tanah naik jadi gila-gilaan, rata-rata sekitar Rp10 juta per meter persegi. Tapi kami akan menjual rumah kebun sekitar Rp8 juta per meter persegi tergantung lokasi," ujar Rina.
Dari sembilan klaster perumahan di dalam kawasan Grand Taruma, 8 klaster telah terisi 1.077 unit rumah tropis dua lantai dalam berbagai tipe, sedangkan 1 klaster yakni klaster Adityawarman akan disediakan untuk segmen rumah kebun sejumlah 56 unit.
Lokasi klaster Adityawarman ini berada di bagian depan dari kawasan, sehingga sangat strategis. Perlu diketahui kompleks perumahan Grand Taruma ini merupakan kawasan perumahan premium. Harga rumah di sini antara Rp 1,2 miliar untuk tipe terkecil 69/126 hingga Rp 3,7 miliar untuk tipe 235/300. "Kini tinggal tersisa untuk rumah kebun, rumah hook, 102 unit rumah, dan 11 unit ruko," ujar Rina.
Menempati area seluas 48 hektare, Grand Taruma Karawang mengusung konsep hunian hijau, dengan total 40% dari kawasan untuk area penghijauan, dan model-model bangunan di dalamnya berupa bangunan tropis modern yang asri, lapang, dan lingkungan sekitar bersih.
Komplek hunian asri ini terletak sekitar 10 menit perjalanan dengan mobil ke pintu tol Karawang Barat dari jalur tol Jakarta-Cikampek. Hanya perlu sekitar 1,5-2 jam perjalanan ke Jakarta lewat jalur tol.
Di sekelilingnya ada banyak lokasi kawasan industri di daerah Karawang Barat, komplek hunian Grand Taruma ini banyak diminati para ekspatriat yang bekerja di kawasan-kawasan industri.
"Banyak orang Jepang yang menyewa rumah-rumah di Grand Taruma. Kalau orang Jepang yang terkenal mempunyai standard tinggi sudah mau masuk, maka teman-temannya ekspatriat Eropa dan Korea juga akan mengikuti," imbuh Rina.
Data Pemerintah Kabupaten Karawang tercatat ada sekitar 13.000 perusahaan manufaktur besar dengan 900.000 karyawan, termasuk ekspatriat. Harga sewa rumah-rumah di dalam Grand Taruma kini berkisar Rp70 juta sampai Rp80 juta per tahun.
Kompleks hunian premium ini dilengkapi dengan water park seluas 2,4 hektar%, food area seluas 2 hektare, rumah sakit, pom bensin, kampus, club house, dan keamanan yang terjaga 24 jam ditunjang berbagai fasilitas seperti CCTV dan panic button.
Selain diminati para ekspatriat, sebagian besar pembeli rumah di sini juga para pengusaha dan pedagang kaya dari Karawang, Jakarta, Bekasi, dan Rengasdengklok.
Setelah sukses memantapkan kawasan hunian Grand Taruma, pada pertengahan 2017 ini, APLN berencana mulai membangun superblok baru di pusat kota Karawang bernama Taruma City. Kawasan baru ini akan menempati lahan seluas 5,5 hektare di Jalan Kertabumi, yang merupakan pusat bisnis, perdagangan, dan perkantoran di Karawang.
Rancananya, superblok menyasar segmen pasar menengah, Taruma City akan berisi 320 unit ruko yang dijual Rp2 miliar sampai Rp5 miliar, beberapa unit rumah tapak, dan tower apartemen.
"Kebutuhan ruko di Karawang masih tinggi. Peminatnya dari para pedagang dan pengusaha di Karawang sendiri. Di Karawang ini ada banyak padagang kaya dan pengusaha sukses, mereka membutuhkan perkantoran dan juga kawasan bisnis yang layak," ujar Rina.
(izz)