Arus Peti Kemas Pelabuhan Tanjung Emas 608.201 TEUs
A
A
A
SEMARANG - Kinerja bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang sepanjang 2016 mengalami kenaikan. Sebanyak 384 ribu peti kemas atau 608.201 TEUs keluar masuk melalui pelabuhan utama di Ibu Kota Jawa Tengah ini.
"Ada kenaikan kinerja bongkar atau muat cukup besar dibanding 2015 sebesar 375 ribu box atau 608.201 TEUs (Twenty feet Equivalent units/ TEUs)," ujar General Manager Pelindo II Terminal Peti Kemas Semarang, Erry Akbar Panggabean di Semarang, Jumat (20/1/2017).
Dia mengaku optimistis mampu menambah jumlah kapal yan bersandar di dermaga TPKS. Prediksi penambahan jumlah kapal yang sandar terkait dengan peningkatan kedalaman alur mencapai 11 LWS.
"Kedalaman tersebut menjadi daya tarik bagi kapal-kapal lain yang akan mengirimkan atau memuat barangnya dari dan ke sekitar wilayah Jateng. Tahun ini diperkirakan kinerja bongkar muat mencapai angka 650.000 TEUs," katanya.
TPKS, lanjut dia, melakukan upaya meningkatkan ekspor impor di Jateng melalui jalur logistik cepat dan murah. Salah satunya rute langsung dari China-Semarang. Kapal pertama yang sandar di dermaga TPKS adalah Star River melakukan kegiatan bongkar/muat sebanyak 343 box muatannya atau 497 TEUs pada Minggu lalu.
"Sedianya, masih ada dua kapal lagi yang akan bersandar dan melakukan bongkar/muat pada 23 dan 24 Januari 2017 yaitu SITC Surabaya dan Wana Bhum. Kapal internasional dengan rute Hochiminh- Jakarta-Semarang-Makasar-Xiamen-Qindao-Shanghai-Ningbo," ujarnya.
Dia menerangkan, rute langsung akan memangkas waktu hingga 2-3 hari lebih cepat dari jarak tempuh 12 hari. Selain itu, biaya juga ditekan sekitar 25%-30%. Penambahan rute kapal secara langsung diharapkan dimanfaatkan pengusaha untuk ekspor/impor ke China.
"Impor dari China mencapai 42% berupa barang-barang mentah sehingga melalui rute langsung akan dipermudah," kata dia.
Manager Operasi TPKS Johanes Wahyu Hartanto menambahkan, rute langsung ini diadakan kembali setelah sembilan tahun terakhir jadwal kosong. "Ini adalah terobosan untuk eksportir dan importir menggunakan jalur tersebut," ujarnya.
Dia menerangkan, kapal perdana di tahun ini yang sudah bersandar agak meleset dari jadwal. Hal tersebut dipicu cuaca yang tidak bersahabat karena jadwal pendaratan setiap Selasa. "Jalur logistik lebih kuat, cepat, murah dengan pelayaran internasional," pungkasnya.
"Ada kenaikan kinerja bongkar atau muat cukup besar dibanding 2015 sebesar 375 ribu box atau 608.201 TEUs (Twenty feet Equivalent units/ TEUs)," ujar General Manager Pelindo II Terminal Peti Kemas Semarang, Erry Akbar Panggabean di Semarang, Jumat (20/1/2017).
Dia mengaku optimistis mampu menambah jumlah kapal yan bersandar di dermaga TPKS. Prediksi penambahan jumlah kapal yang sandar terkait dengan peningkatan kedalaman alur mencapai 11 LWS.
"Kedalaman tersebut menjadi daya tarik bagi kapal-kapal lain yang akan mengirimkan atau memuat barangnya dari dan ke sekitar wilayah Jateng. Tahun ini diperkirakan kinerja bongkar muat mencapai angka 650.000 TEUs," katanya.
TPKS, lanjut dia, melakukan upaya meningkatkan ekspor impor di Jateng melalui jalur logistik cepat dan murah. Salah satunya rute langsung dari China-Semarang. Kapal pertama yang sandar di dermaga TPKS adalah Star River melakukan kegiatan bongkar/muat sebanyak 343 box muatannya atau 497 TEUs pada Minggu lalu.
"Sedianya, masih ada dua kapal lagi yang akan bersandar dan melakukan bongkar/muat pada 23 dan 24 Januari 2017 yaitu SITC Surabaya dan Wana Bhum. Kapal internasional dengan rute Hochiminh- Jakarta-Semarang-Makasar-Xiamen-Qindao-Shanghai-Ningbo," ujarnya.
Dia menerangkan, rute langsung akan memangkas waktu hingga 2-3 hari lebih cepat dari jarak tempuh 12 hari. Selain itu, biaya juga ditekan sekitar 25%-30%. Penambahan rute kapal secara langsung diharapkan dimanfaatkan pengusaha untuk ekspor/impor ke China.
"Impor dari China mencapai 42% berupa barang-barang mentah sehingga melalui rute langsung akan dipermudah," kata dia.
Manager Operasi TPKS Johanes Wahyu Hartanto menambahkan, rute langsung ini diadakan kembali setelah sembilan tahun terakhir jadwal kosong. "Ini adalah terobosan untuk eksportir dan importir menggunakan jalur tersebut," ujarnya.
Dia menerangkan, kapal perdana di tahun ini yang sudah bersandar agak meleset dari jadwal. Hal tersebut dipicu cuaca yang tidak bersahabat karena jadwal pendaratan setiap Selasa. "Jalur logistik lebih kuat, cepat, murah dengan pelayaran internasional," pungkasnya.
(izz)