Investor Pasar Saham Yogyakarta Naik Drastis

Senin, 23 Januari 2017 - 22:04 WIB
Investor Pasar Saham Yogyakarta Naik Drastis
Investor Pasar Saham Yogyakarta Naik Drastis
A A A
YOGYAKARTA - Perlahan namun pasti, masyarakat Yogyakarta mulai melek investasi pasar modal. Dari tahun ke tahun, jumlah investor pasar modal dari Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mengalami kenaikan. Meski masih skala eceran, tetapi peningkatan jumlah investor di Yogyakarta cukup bagus.

Kepala Perwakilan Bursa Efek Indonesia (BEI) Yogyakarta, Irfan Noor Riza mengatakan, iklim investasi pasar modal di Yogyakarta semakin membaik. Untuk pertumbuhan pasar modal di DIY menurutnya cukup menggembirakan dan bertumbuh. Hal ini merupakan buah dari upaya penetrasi mereka melalui galery bursa di kampus-kampus.

"Bicara jumlah investor di Yogyakarta per Desember 2016 melonjak dibanding Desember 2015 lalu," tuturnya, Senin (23/1/2017).

Irfan menyebutkan, di akhir Desember 2016 lalu, total investor mencapai 22.291 orang. Jumlah ini jauh bertumbuh dibanding Desember 2015. Tahun 2015 lalu, jumlah investor baru berjumlah 14.952 orang. Jumlah yang cukup menggembirakan untuk kota yang berukuran kecil dan berpenduduk sedikit tersebut.

Kenaikan jumlah investor yang besar juga berimbas terhadap transaksi. Karena pihaknya mencatat transaksi pun bertumbuh cukup menggembirakan. Rata-rata transaksi per bulan sepanjang 2016 adalah Rp269 miliar. Hal ini lumayan ada peningkatan dimana sepanjang 2015, rata-rata transaksi per bulan di Yogyakarta baru di angka Rp245 miliar. "Ini menunjukkan adanya peningkatan pemahaman," tuturnya.

Irfan menambahkan, pihaknya memang terus berusaha semakin mendekatkan diri dengan calon investor. Salah satu paling banyak dilakukan adalah memperbanyak galeri investasi di universitas-universitas. Mahasiswa menjadi salah satu sasaran sosialisasi investasi saham karena memiliki prospek cukup bagus di kemudian hari.

Kepala Perwakilan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Yogyakarta, Fauzi Nugroho mengungkapkan jika angka literasi produk investasi saham di Yogyakarta memang paling rendah dibanding dengan lembaga keuangan lainnya. Kondisi ini juga sama seperti kondisi nasional, dimana angka literasinya juga tidak begitu besar.

Berbagai upaya mereka lakukan untuk meningkatkan literasi investasi saham. "Kami sering menyelenggarakan pameran di mal-mal," tambahnya.
(ven)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8687 seconds (0.1#10.140)