IHSG Dibayangi Sentimen Laporan Keuangan, Cermati Saham Ini

Senin, 06 Februari 2017 - 06:31 WIB
IHSG Dibayangi Sentimen...
IHSG Dibayangi Sentimen Laporan Keuangan, Cermati Saham Ini
A A A
JAKARTA - Kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sepekan kedepan diperkirakan bakal menunggu kinerja laporan keuangan emiten untuk keluar dari batas psikologis 5.000-5.500. Saham sektor konsumer diperkirakan akan menarik untuk diperhatikan.

Analis saham PT Recapital Sekuritas Indonesia Kiswoyo Adi Joe mengatakan pasar modal sedang menunggu sentimen dari laporan kinerja keuangan dari emiten. Diperkirakan laporan keuangan masih akan keluar seminggu kedepan. Sentimen ini dibutuhkan agar IHSG dapat keluar dari range psikologis 5.000-5.500.

“Market menunggu laporan keuangan tahunan dan data pertumbuhan GDP keluar. Karena belum ada berita besar yang bisa menembus level atas dan level bawah IHSG. 5.000 dan 5.500 itu level psikologis IHSG dan sudah lama IHSG mengalami sideway di range ini,” ujar Kiswoyo saat dihubungi di Jakarta.

Dia menilai saham yang menarik pekan depan ialah sektor konsumer semacam Unilever (UNVR), Tiga Pilar Sejahtera Food (AISA), Nippon Indosari Corpindo (ROTI), Indofood CPB Sukses Makmur (ICBP), dan Indofood Sukses Makmur (INDF). Selain itu juga ada saham lainnya dari sektor media ada Media Nusantara Citra (MNCN).

Sedangkan yang harus dihindari ialah saham yang termasuk small cap. Sementara Analis Senior dari PT Binaartha Sekuritas, Reza Priyambada juga sependapat sektor yang diunggulkan merupakan konsumer dan perbankan, ditambah properti. Namun tidak semua saham di sektor itu yang naik daun.

“Tidak semuanya merupakan saham konsumer. Termasuk juga ada saham untuk komoditas tambang. Sekarang investornya perhatikan saham emiten ,bukannya sektor,” ujar Reza menambahkan.

Saham unggulan menurutnya yang harus dibeli sepekan kedepan seperti Gajah Tunggal (GJTL), Indofarma (INAF), Perusahaan Gas Negara (PGAS), Barito Pacific (BRPT), Bank BNI (BBNI). Pergerakan pasar modal akan berada di batas bawah pada 5.290-5.325 dan batas atas 5.370-5.385. Sedangkan pekan lalu batas bawahnya di 5.275-5.289 dan batas atas di 5.322-5.336. Diperkirakan akan ada aksi ambil untung oleh pemegang saham.

“Semoga dengan adanya sentimen positif dari ekonomi makro akan mendukung IHSG terus membaik. Perhatian pasar pada efek global terutama kebijakan Trump dan data ekonomi global lainnya. Sementara untuk dalam negeri akan fokus pada nilai tukar rupiah yang mnjadi perhatian pasar,” ujarnya

Pergerakan IHSG di pekan kemarin mampu bertahan di zona hijau dengan penguatan sebanyak 0,92% atau lebih rendah dibandingkan pekan sebelumnya yang naik 1,11%. Pergerakan IHSG kembali mampu melampaui pencapaian level tertinggi sebelumnya di level 5366,44.

Laju IHSG mengakhiri awal pekan kemarin dengan penurunan melanjutkan pelemahan sebelumnya. Penguatan tipis Rupiah dan masih adanya aksi beli asing belum cukup kuat mengangkat IHSG seiring masih adanya aksi jual. Pelemahan bursa saham Asia seiring reaksi negatif atas kebijakan Trump terkait larangan visa beberapa negara dan kembalinya asing melakukan net sell memberikan dampak negatif pada IHSG.

Kembali melemahnya saham-saham big caps semakin membuat IHSG masih terperangkap di zona merah. Di hari lainnya, penguatan saham-saham pertambangan memberikan sentimen positif pada bangkitnya IHSG. Meski laju Rupiah masih melanjutkan pelemahan dan pergerakan bursa saham Asia masih cenderung variatif hingga naiknya inflasi Januari 2017 di atas perkiraan maupun lebih tinggi dari periode yang sama di tahun lalu tidak menghalangi IHSG menuju zona hijau.

Menguatnya saham-saham pertambangan logam tidak terlepas dari naiknya komoditas nikel seiring dengan aksi tutup tambang yang terjadi di Filipina. Kembali menguatnya laju Rupiah seiring imbas masih tetapnya kebijakan moneter The Fed, terutama tetapnya suku bunga acuan The Fed turut direspons positif.

Rotasi saham-saham di lantai bursa dari sebelumnya di saham-saham pertambangan ke saham-saham konsumer yang dimotori oleh duo farmasi BUMN (INAF dan KAEF) masih mempertahankan laju IHSG di zona hijau. Mulai adanya aksi profit taking pada saham-saham pertambangan, membawa laju indeks pertambangan melemah namun, tidak sampai membawa IHSG ke zona merah karena masih terbantukan dengan pergerakan saham-saham dari sektor lainnya.

Menguatnya Rupiah dan naiknya aksi beli asing turut membantu hijaunya IHSG sehingga dapat mengimbangi variatifnya laju bursa saham Asia. Sementara itu, adanya pemberitaan terkait rencana Pemerintah untuk memberlakukan pajak progresif atas tanah dan pemberhentian tiba-tiba Pimpinan Pertamina tampaknya belum mengganggu laju IHSG.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6787 seconds (0.1#10.140)