Sanksi AS ke Iran Disambut Lonjakan Harga Minyak Dunia
A
A
A
SINGAPURA - Harga minyak mentah dunia menanjak naik pada perdagangan awal pekan hari ini, di tengah ketegangan yang terjadi antara Amerika Serikat (AS) dan Iran setelah negara itu melakukan uji coba rudal balistik baru-baru ini. Sejak kemarin AS menerapkan sanksi kepada Iran, dimana menargetkan 13 orang dan 12 perusahaan, termasuk sejumlah kelompok.
Pengumuman itu disambut dengan kenaikan harga minyak untuk mulai mempengaruhi pasokan minyak mentah, meski pasar masih memberikan sinyal bakal terjadi peningkatan produksi. Ketegangan antara Tehran dan Washington yang kembali memanas telah memaksa Presiden AS Donald Trump mengeluarkan sanksi yang pertama, sejak menjadi Presiden AS.
Seperti dilansir Reuters, Senin (6/2/2017) tercatat harga minyak mentah berjangka Brent uang menjadi patokan harga minyak internasional diperdagangkan di level USD56,86 per barel pada pukul 00.37 GMT, dengan kenaikan sebesar 5 sen dibandingkan sesi terakhir. Sementara harga minyak mentah berjangka AS West Texas Intermediate (WTI) juga bertambah 5 sen menjadi USD53,88 per barel.
Para pelaku pasar mengatakan ketegangan antara Tehran dan Amerika Serikat diperkirakan akan membuat sanksi kedepannya semakin memperketat sanksi yang berdampak kepada ekspor minyak Iran. "Langkah pembatasan baru kepada Iran setelah pengujian rudal balistik, telah meningkatkan risiko lebih lanjut untuk kemudian mengganggu pasokan. Ini bertentangan dengan peningkatan aktivitas rig di AS," bunyi catatan bank ANZ.
Perusahaan-perusahaan energi AS telah meningkatkan rig minyak mereka dalam 13 pekan terakhir dengan sebagian mengambil keuntungan dari harga minyak mentah. Membaiknya harga minyak yang berada di atas level USD50 per barel dalam beberapa terakhir diyakini imbas dari kesepakatan Negara-negara Pengekspor Minyak Dunia (OPEC) untuk mengurangi pasokan.
Peningkatan produksi AS telah memberikan tekanan terhadap upaya OPEC dan produsen lain seperti Rusia untuk mengakhiri kelebihan pasokan global dengan memangkas produksi dengan rata-rata hampir 1,8 juta barel per hari (bpd) direncanakan sepanjang paruh pertama tahun ini. Ketika OPEC memimpin pemotongan produksi sejak awal 2017 harga minyak telah menunjukkan kenaikan cukup signifikan.
Pengumuman itu disambut dengan kenaikan harga minyak untuk mulai mempengaruhi pasokan minyak mentah, meski pasar masih memberikan sinyal bakal terjadi peningkatan produksi. Ketegangan antara Tehran dan Washington yang kembali memanas telah memaksa Presiden AS Donald Trump mengeluarkan sanksi yang pertama, sejak menjadi Presiden AS.
Seperti dilansir Reuters, Senin (6/2/2017) tercatat harga minyak mentah berjangka Brent uang menjadi patokan harga minyak internasional diperdagangkan di level USD56,86 per barel pada pukul 00.37 GMT, dengan kenaikan sebesar 5 sen dibandingkan sesi terakhir. Sementara harga minyak mentah berjangka AS West Texas Intermediate (WTI) juga bertambah 5 sen menjadi USD53,88 per barel.
Para pelaku pasar mengatakan ketegangan antara Tehran dan Amerika Serikat diperkirakan akan membuat sanksi kedepannya semakin memperketat sanksi yang berdampak kepada ekspor minyak Iran. "Langkah pembatasan baru kepada Iran setelah pengujian rudal balistik, telah meningkatkan risiko lebih lanjut untuk kemudian mengganggu pasokan. Ini bertentangan dengan peningkatan aktivitas rig di AS," bunyi catatan bank ANZ.
Perusahaan-perusahaan energi AS telah meningkatkan rig minyak mereka dalam 13 pekan terakhir dengan sebagian mengambil keuntungan dari harga minyak mentah. Membaiknya harga minyak yang berada di atas level USD50 per barel dalam beberapa terakhir diyakini imbas dari kesepakatan Negara-negara Pengekspor Minyak Dunia (OPEC) untuk mengurangi pasokan.
Peningkatan produksi AS telah memberikan tekanan terhadap upaya OPEC dan produsen lain seperti Rusia untuk mengakhiri kelebihan pasokan global dengan memangkas produksi dengan rata-rata hampir 1,8 juta barel per hari (bpd) direncanakan sepanjang paruh pertama tahun ini. Ketika OPEC memimpin pemotongan produksi sejak awal 2017 harga minyak telah menunjukkan kenaikan cukup signifikan.
(akr)