PLTU Batang Terpilih Proyek Terbaik 2016 di Kawasan Asia Pasifik
A
A
A
JAKARTA - Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Batang, Jawa Tengah terpilih sebagai proyek terbaik tahun 2016 di kawasan Asia Pasifik. Hal tersebut disampaikan Direktur PT Bhimasena Power Indonesia (BPI) Takashi Irie.
Dia mengatakan, penghargaan itu diperoleh dari Project Finance International (PFI) dalam kategori "Power Deal of The Year 2016 Award" untuk wilayah Asia Pasifik.
"Penghargaan tersebut kami terima bersama para sponsor dan perwakilan pemberi pinjaman pada malam penganugerahan PFI Award di Hilton, Park Lane, London, Inggris, baru-baru ini," ujarnya, Sabtu (11/2/2107).
Dia mengaku bangga dengan pencapaian tersebut. Menurutnya, penghargaan ini didapatkan berkat dukungan seluruh pihak.
"Kami bangga dengan pencapaian yang luar biasa ini. Kami juga sangat bersyukur, sebab penghargaan tersebut bisa diraih atas dukungan dan kerja sama yang erat dari pemerintah setempat, pihak pemberi pinjaman dan juga masyarakat yang memungkinkan proyek ini berjalan baik," katanya.
Dia mengungkapkan, penghargaan tersebut diraih karena PFI menilai proyek PLTU Batang telah memulai era baru dalam pendanaan proyek infrastruktur di Indonesia. PLTU Batang merupakan proyek landmark di Indonesia yang menjadi proyek IPP pertama.
Selain itu, lanjut Takashie, penerapan dalam aturan penggunaan sistem mata uang baru, di mana seluruh pembayaran untuk transaksi lokal menggunakan rupiah, dengan penyesuaian mata uang dan resiko nilai tukar.
"Proyek PLTU Jawa Tengah menghadapi sejumlah tantangan. Sehingga proyek ini memerlukan waktu lima tahun untuk dapat mencapai financial close, sejak proyek ini pertama kali dicanangkan pada 2011," jelasnya.
Namun, dengan dukungan penuh dari pemerintah, kerja sama dari pemberi pinjaman dan pemerintah, proyek tersebut akhirnya mencapai financial close pada Juni 2016. Sedangkan nilai investasinya senilai USD3,4 milliar.
"Kesepakatan pembiayaan proyek PLTU Jawa Tengah ini melibatkan Japan Bank for International Cooperation (JBIC) dan sindikasi 9 (sembilan) bank komersial, yakni SMBC, BTMU, Mizuho, DBS, OCBC, Sumitomo Trust, Mitsubishi Trust, Shinsei dan Norinchukin," ungkapnya.
Dia berharap, sebagai salah satu PLTU berkapasitas terbesar di Indonesia, kehadiran PLTU Jawa Tengah diharapkan memberikan kontribusi positif pada pemerataan pembangunan dan perekonomian nasional. Hal itu untuk memenuhi kebutuhan pasokan listrik secara nasional yang semakin meningkat sejalan dengan peningkatan laju ekonomi.
"Penghargaan tersebut dapat menjadi referensi bagi para investor, terkait komitmen pemerintah daerah dalam mendukung dunia usaha di Indonesia. Kepercayaan dari pemberi pinjaman terhadap proyek ini, menunjukkan bahwa Indonesia memiliki iklim investasi yang prospektif dan kondusif," tandasnya.
Dia mengatakan, penghargaan itu diperoleh dari Project Finance International (PFI) dalam kategori "Power Deal of The Year 2016 Award" untuk wilayah Asia Pasifik.
"Penghargaan tersebut kami terima bersama para sponsor dan perwakilan pemberi pinjaman pada malam penganugerahan PFI Award di Hilton, Park Lane, London, Inggris, baru-baru ini," ujarnya, Sabtu (11/2/2107).
Dia mengaku bangga dengan pencapaian tersebut. Menurutnya, penghargaan ini didapatkan berkat dukungan seluruh pihak.
"Kami bangga dengan pencapaian yang luar biasa ini. Kami juga sangat bersyukur, sebab penghargaan tersebut bisa diraih atas dukungan dan kerja sama yang erat dari pemerintah setempat, pihak pemberi pinjaman dan juga masyarakat yang memungkinkan proyek ini berjalan baik," katanya.
Dia mengungkapkan, penghargaan tersebut diraih karena PFI menilai proyek PLTU Batang telah memulai era baru dalam pendanaan proyek infrastruktur di Indonesia. PLTU Batang merupakan proyek landmark di Indonesia yang menjadi proyek IPP pertama.
Selain itu, lanjut Takashie, penerapan dalam aturan penggunaan sistem mata uang baru, di mana seluruh pembayaran untuk transaksi lokal menggunakan rupiah, dengan penyesuaian mata uang dan resiko nilai tukar.
"Proyek PLTU Jawa Tengah menghadapi sejumlah tantangan. Sehingga proyek ini memerlukan waktu lima tahun untuk dapat mencapai financial close, sejak proyek ini pertama kali dicanangkan pada 2011," jelasnya.
Namun, dengan dukungan penuh dari pemerintah, kerja sama dari pemberi pinjaman dan pemerintah, proyek tersebut akhirnya mencapai financial close pada Juni 2016. Sedangkan nilai investasinya senilai USD3,4 milliar.
"Kesepakatan pembiayaan proyek PLTU Jawa Tengah ini melibatkan Japan Bank for International Cooperation (JBIC) dan sindikasi 9 (sembilan) bank komersial, yakni SMBC, BTMU, Mizuho, DBS, OCBC, Sumitomo Trust, Mitsubishi Trust, Shinsei dan Norinchukin," ungkapnya.
Dia berharap, sebagai salah satu PLTU berkapasitas terbesar di Indonesia, kehadiran PLTU Jawa Tengah diharapkan memberikan kontribusi positif pada pemerataan pembangunan dan perekonomian nasional. Hal itu untuk memenuhi kebutuhan pasokan listrik secara nasional yang semakin meningkat sejalan dengan peningkatan laju ekonomi.
"Penghargaan tersebut dapat menjadi referensi bagi para investor, terkait komitmen pemerintah daerah dalam mendukung dunia usaha di Indonesia. Kepercayaan dari pemberi pinjaman terhadap proyek ini, menunjukkan bahwa Indonesia memiliki iklim investasi yang prospektif dan kondusif," tandasnya.
(dmd)