Mandiri Sisihkan Laba Rp24,6 Triliun, Perkuat Pencadangan

Selasa, 14 Februari 2017 - 17:46 WIB
Mandiri Sisihkan Laba...
Mandiri Sisihkan Laba Rp24,6 Triliun, Perkuat Pencadangan
A A A
JAKARTA - PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) membukukan kenaikan aset menjadi Rp1.038,7 triliun pada akhir triwulan IV/2016 untuk menjadi bank terbesar di Indonesia. Bank Mandiri juga mencetak laba sebelum pencadangan (PPOP) sebesar Rp43,3 triliun pada akhir tahun lalu yang mendorong perseroan segera mengambil kesempatan memperkuat posisi dan meningkatkan pencadangan lebih dari 100% menjadi Rp24,6 triliun.

Capaian PPOP tersebut terutama didorong pendapatan bunga bersih dan premi bersih sebesar Rp54,5 triliun, tumbuh 12,3% dari akhir tahun 2015. Dan pertumbuhan pendapatan atas jasa atau fee based income sebesar 7,6% menjadi Rp20 triliun.

Direktur Utama Bank Mandiri Kartika Wirjoatmodjo mengatakan, perseroan terus memantapkan peran aktif dalam mendorong laju perekonomian nasional melalui penguatan fungsi intermediasi perbankan. Hingga akhir tahun lalu, perseroan telah menyalurkan kredit sebesar Rp662,0 triliun, tumbuh 11,2% secara year on year.

"Angka tersebut melebihi laju pertumbuhan kredit industri pada periode yang sama, yakni 7,9%," ujarnya di Jakarta, Selasa (14/2/2017).

Dari capaian tersebut, kata dia, portofolio kredit produktif perseroan tercatat sebesar Rp507,9 triliun, atau 85,7% dari total kredit Bank Mandiri (bank only). Capaian ini tumbuh 9,5% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Berdasarkan jenisnya, kredit modal kerja perseroan tercatat naik 8,8% menjadi Rp323,1 triliun. Sementara, kredit investasi meningkat 10,9% menjadi Rp184,8 triliun.

Atas peningkatan pencadangan tersebut, Kartika menjelaskan, Bank Mandiri mencatatkan laba bersih sebesar Rp13,8 triliun atau turun 32,1% dari akhir tahun sebelumnya. Meski mencatat penurunan laba bersih, pihaknya masih tetap optimistis bahwa bisnis perseroan masih tetap solid karena didukung oleh keberhasilan perseroan menurunkan beban bunga sebesar 5,0% secara tahunan.

"Ini yang didorong oleh kenaikan dana murah serta efisiensi operasional sehingga menurunkan rasio biaya atas pendapatan (CIR) dari 43,0% menjadi 42,39%," pungkasnya.
(ven)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0713 seconds (0.1#10.140)