Produksi IKM Yogyakarta Turun Tipis Selama 2016
Produksi IKM Yogyakarta Turun Tipis Selama 2016
A
A
A
YOGYAKARTA - Produksi industri kecil mikro (IKM) di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) selama 2016 mengalami penurunan sekitar 0,96%. Penurunan tersebut disebabkan tren negatif produksi beberapa sektor IKM yang ada di wilayah ini.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) DIY J B Priyono mengatakan, dibanding 2015 produksi IKM di Yogyakarta turut tipis sekitar 0,96% selama 2016. Penurunan jumlah produksi terjadi pada industri kayu, barang dari kayu, barang anyaman dari bambu, rotan dan sejenisnya.
Selain itu, industri minuman, barang galian bukan logam turut terdegradasi di 2016. "Ada sedikit penurunan. Karena mengikuti tren penurunan ekspor juga," tuturnya, Jakarta, Senin (14/2/2017).
Jenis industri kayu, barang dari kayu, barang anyaman dari bambu, rotan dan sejenisnya mengalami tren penurunan produksi sekitar minus 2,4%. Sementara industri minuman tumbuh negatif sekitar 1,79% dan industri galian bukan logam juga turun sekitar 0,19%.
Beberapa sektor yang mengalami penurunan ini kontribusinya memang cukup besar. Sementara, sektor industri yang mengalami pertumbuhan paling tinggi adalah industri pengolahan lainnya yang naik sekitar 15,16%.
Disusul oleh pertumbuhan industri furniture sebesar 12,28%. Untuk industri farmasi, produk obat kimia dan obat tradisional mampu tumbuh sebesar 8,92% dibanding 2015.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) DIY J B Priyono mengatakan, dibanding 2015 produksi IKM di Yogyakarta turut tipis sekitar 0,96% selama 2016. Penurunan jumlah produksi terjadi pada industri kayu, barang dari kayu, barang anyaman dari bambu, rotan dan sejenisnya.
Selain itu, industri minuman, barang galian bukan logam turut terdegradasi di 2016. "Ada sedikit penurunan. Karena mengikuti tren penurunan ekspor juga," tuturnya, Jakarta, Senin (14/2/2017).
Jenis industri kayu, barang dari kayu, barang anyaman dari bambu, rotan dan sejenisnya mengalami tren penurunan produksi sekitar minus 2,4%. Sementara industri minuman tumbuh negatif sekitar 1,79% dan industri galian bukan logam juga turun sekitar 0,19%.
Beberapa sektor yang mengalami penurunan ini kontribusinya memang cukup besar. Sementara, sektor industri yang mengalami pertumbuhan paling tinggi adalah industri pengolahan lainnya yang naik sekitar 15,16%.
Disusul oleh pertumbuhan industri furniture sebesar 12,28%. Untuk industri farmasi, produk obat kimia dan obat tradisional mampu tumbuh sebesar 8,92% dibanding 2015.
(izz)
Explore More