Pefindo Biro Kredit dan Pegadaian Resmikan Perjanjian Keanggotaan
A
A
A
JAKARTA - PT Pegadaian kini resmi menjadi anggota PT Pefindo Biro Kredit (PBK). Kerja sama ini dapat meningkatkan tingkat inklusi keuangan nasional sekaligus meningkatkan kedalaman sistem keuangan nasional.
Direktur Utama Pefindo Ronald Andi Kasim mengatakan bergabungnya Pegadaian di Pefindo Biro Kredit merupakan hal yang positif. Kedepannya kalangan nasabah yang selama ini belum bankable akan mendapatkan akses yang lebih mudah dan luas untuk masuk ke industri keuangan nasional.
“Pegadaian dapat memanfaatkan data perkreditan yang akurat dan komprehensif guna lebih mengetahui profil nasabahnya,” ujar Ronald dalam siaran pers di Jakarta, Senin (20/2/2017).
Direktur Utama PT Pegadaian Riswinandi menyatakan keikutsertaan Pegadaian dalam keanggotaan Pefindo Biro Kredit ini sangat bermanfaat. Terutama untuk memperluas akses informasi tentang data kredit maupun data lainnya yang dimiliki oleh Lembaga Pengelola Informasi Perkreditan (LPIP).
“Sekarang Pegadaian memperoleh akses informasi dari Pefindo tentang kondisi fasilitas penyedia dana atau pembiayaan dari Lembaga Keuangan Non Bank (LKNB) terhadap calon nasabah. Selain itu memperoleh informasi lain tentang kewajiban tertentu dalam memenuhi kewajiban keuangan mereka. Dengan demikian dana yang disalurkan Pegadaian dapat tepat sasaran maupun penggunaannya,” terangnya.
Riswinandi menambahkan bahwa Pegadaian merupakan bagian dari BUMN yang mempunyai misi membantu Pemerintah meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu produk dan layanan Pegadaian dibuat dalam rangka memberikan solusi keuangan pada masyarakat guna mengatasi berbagai kebutuhan keuangan.
PT Pefindo Biro Kredit (PBK) telah memperoleh izin operasional dari Otoritas Jasa Keuangan pada tanggal 22 Desember 2015. PBK merupakan Lembaga Pengelola Informasi Perkreditan yang sahamnya dimiliki oleh PT Pemeringkat Efek Indonesia, PT Pegadaian (Persero), PT TASPEN (Persero), PT Sigma Cipta Caraka (Telkom Sigma), PT Consumer Information Consulting dan Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia.
Dalam menjalankan kegiatan usahanya, PBK menghimpun data kredit dan data pembiayaan yang bersumber dari Sistem Informasi Debitor Bank Indonesia (SID-BI) dan Lembaga Keuangan Non Bank (LKNB).
Adapun Pegadaian merupakan BUMN yang konsisten memberikan solusi keuangan pada masyarakat melalui tiga inti layanan yaitu Pembiayaan, Bisnis Emas, dan Aneka Jasa. Didukung oleh teknologi informasi yang menghubungkan lebih dari 4.400 outlet yang tersebar di seluruh Indonesia
Selama tahun 2016 Pegadaian menorehkan pencapaian kinerja yang baik. Dari sisi kinerja keuangan, secara Year on Year (YoY) pertumbuhan aset mencapai 20,0%. Jika pada tahun 2015 Total Aset tercatat Rp39,1 triliun pada akhir tahun 2016 tercatat Rp46,9 triliun. Pendapatan Usaha mengalami kenaikan 8,7% dari Total Pendapatan Usaha tahun 2015 tercatat Rp8,9 triliun menjadi Rp9,7 triliun. Sedangkan laba bersih mengalami kenaikan 14% dari Rp1,9 triliun menjadi Rp2,2 triliun.
Begitupun dengan kinerja operasional, pencapaian yang diraih sesuai harapan. Pertumbuhan Total Outstanding Loan (OSL) meningkat sebesar 14,5% dari Rp30,9 triliun pada akhir tahun 2015 menjadi Rp35,4 triliun. Komposisi besaran OSL tersebut terdiri dari OSL gadai konvensional sebesar Rp27,3 triliun (78,9%), gadai syariah Rp3,5 triliun (10,2%), sedangkan non gadai sebesar Rp3,7 triliun (10,9%). Dengan kata lain, bisnis gadai baik konvensional maupun syariah masih tetap mendominasi dengan OSL sebesar Rp30,9 triliun (89,1%).
Direktur Utama Pefindo Ronald Andi Kasim mengatakan bergabungnya Pegadaian di Pefindo Biro Kredit merupakan hal yang positif. Kedepannya kalangan nasabah yang selama ini belum bankable akan mendapatkan akses yang lebih mudah dan luas untuk masuk ke industri keuangan nasional.
“Pegadaian dapat memanfaatkan data perkreditan yang akurat dan komprehensif guna lebih mengetahui profil nasabahnya,” ujar Ronald dalam siaran pers di Jakarta, Senin (20/2/2017).
Direktur Utama PT Pegadaian Riswinandi menyatakan keikutsertaan Pegadaian dalam keanggotaan Pefindo Biro Kredit ini sangat bermanfaat. Terutama untuk memperluas akses informasi tentang data kredit maupun data lainnya yang dimiliki oleh Lembaga Pengelola Informasi Perkreditan (LPIP).
“Sekarang Pegadaian memperoleh akses informasi dari Pefindo tentang kondisi fasilitas penyedia dana atau pembiayaan dari Lembaga Keuangan Non Bank (LKNB) terhadap calon nasabah. Selain itu memperoleh informasi lain tentang kewajiban tertentu dalam memenuhi kewajiban keuangan mereka. Dengan demikian dana yang disalurkan Pegadaian dapat tepat sasaran maupun penggunaannya,” terangnya.
Riswinandi menambahkan bahwa Pegadaian merupakan bagian dari BUMN yang mempunyai misi membantu Pemerintah meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu produk dan layanan Pegadaian dibuat dalam rangka memberikan solusi keuangan pada masyarakat guna mengatasi berbagai kebutuhan keuangan.
PT Pefindo Biro Kredit (PBK) telah memperoleh izin operasional dari Otoritas Jasa Keuangan pada tanggal 22 Desember 2015. PBK merupakan Lembaga Pengelola Informasi Perkreditan yang sahamnya dimiliki oleh PT Pemeringkat Efek Indonesia, PT Pegadaian (Persero), PT TASPEN (Persero), PT Sigma Cipta Caraka (Telkom Sigma), PT Consumer Information Consulting dan Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia.
Dalam menjalankan kegiatan usahanya, PBK menghimpun data kredit dan data pembiayaan yang bersumber dari Sistem Informasi Debitor Bank Indonesia (SID-BI) dan Lembaga Keuangan Non Bank (LKNB).
Adapun Pegadaian merupakan BUMN yang konsisten memberikan solusi keuangan pada masyarakat melalui tiga inti layanan yaitu Pembiayaan, Bisnis Emas, dan Aneka Jasa. Didukung oleh teknologi informasi yang menghubungkan lebih dari 4.400 outlet yang tersebar di seluruh Indonesia
Selama tahun 2016 Pegadaian menorehkan pencapaian kinerja yang baik. Dari sisi kinerja keuangan, secara Year on Year (YoY) pertumbuhan aset mencapai 20,0%. Jika pada tahun 2015 Total Aset tercatat Rp39,1 triliun pada akhir tahun 2016 tercatat Rp46,9 triliun. Pendapatan Usaha mengalami kenaikan 8,7% dari Total Pendapatan Usaha tahun 2015 tercatat Rp8,9 triliun menjadi Rp9,7 triliun. Sedangkan laba bersih mengalami kenaikan 14% dari Rp1,9 triliun menjadi Rp2,2 triliun.
Begitupun dengan kinerja operasional, pencapaian yang diraih sesuai harapan. Pertumbuhan Total Outstanding Loan (OSL) meningkat sebesar 14,5% dari Rp30,9 triliun pada akhir tahun 2015 menjadi Rp35,4 triliun. Komposisi besaran OSL tersebut terdiri dari OSL gadai konvensional sebesar Rp27,3 triliun (78,9%), gadai syariah Rp3,5 triliun (10,2%), sedangkan non gadai sebesar Rp3,7 triliun (10,9%). Dengan kata lain, bisnis gadai baik konvensional maupun syariah masih tetap mendominasi dengan OSL sebesar Rp30,9 triliun (89,1%).
(ven)