Modal Perbankan Masih Bagus, NPL Tak Akan Sentuh 3,5%
A
A
A
JAKARTA - Chief Economist PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) Anton Gunawan menyatakan, modal perbankan nasional masih dalam posisi bagus. Sehingga, rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) bisa ditekan tidak sampai menyentuh 3,5%.
Anton menjelaskan, rasio itu bisa dijaga dengan pencadangan yang kuat. Dana tersebut diambil dari modal bank yang saat ini masih cukup tinggi.
"NPL masih akan ada di kisaran 3%, enggak akan sampai 3,5% rata-rata industri dan dari sisi lain kalau bicara pencadangan dan sebagainya, capital perbankan kita cukup bagus. Cukup tinggi buat absorb," ujarnya di Jakarta, Senin (6/3/2017).
Rasio NPL, kata Anton, sempat bergejolak pada tahun lalu meski di ujung periode menurun. Namun, memasuki awal tahun ini kembali mulai naik. "NPL bergejolak akhir tahun lalu sempat 3,2%. Kemudian akhir tahun turun jadi 2,9% dan semester ini ada kenaikan pada Januari, sudah naik lagi," kata dia.
Menurutnya, rasio permodalan yang kuat (capital adequacy ratio/CAR) dapat menjadi tembok untuk menahan peningkatan NPL. Bank dinilainya harus selektif dalam mengelola dana pencadangan.
"Masih ada bumper-nya dari CAR yang cukup tinggi. Paling selektif bank yang perlu tingkatkan (pencadangan), enggak besar secara umum," pungkasnya.
Anton menjelaskan, rasio itu bisa dijaga dengan pencadangan yang kuat. Dana tersebut diambil dari modal bank yang saat ini masih cukup tinggi.
"NPL masih akan ada di kisaran 3%, enggak akan sampai 3,5% rata-rata industri dan dari sisi lain kalau bicara pencadangan dan sebagainya, capital perbankan kita cukup bagus. Cukup tinggi buat absorb," ujarnya di Jakarta, Senin (6/3/2017).
Rasio NPL, kata Anton, sempat bergejolak pada tahun lalu meski di ujung periode menurun. Namun, memasuki awal tahun ini kembali mulai naik. "NPL bergejolak akhir tahun lalu sempat 3,2%. Kemudian akhir tahun turun jadi 2,9% dan semester ini ada kenaikan pada Januari, sudah naik lagi," kata dia.
Menurutnya, rasio permodalan yang kuat (capital adequacy ratio/CAR) dapat menjadi tembok untuk menahan peningkatan NPL. Bank dinilainya harus selektif dalam mengelola dana pencadangan.
"Masih ada bumper-nya dari CAR yang cukup tinggi. Paling selektif bank yang perlu tingkatkan (pencadangan), enggak besar secara umum," pungkasnya.
(izz)