Harga Minyak Kembali Turun Seiring Meningkatnya Produksi AS
A
A
A
SINGAPURA - Harga minyak di perdagangan Asia pada Rabu (8/3/2017) kembali melemah, setelah data industri menunjukkan peningkatan persediaan minyak mentah Amerika Serikat.
Hal ini membuat OPEC dan anggota non-OPEC Rusia kembali berunding untuk membicarakan masalah pembatasan produksi lebih lanjut demi memulihkan harga si emas hitam.
Melansir dari Reuters, Rabu (8/3), harga minyak berjangka AS, West Texas Intermediate (WTI) turun 32 sen atau 0,6% ke USD52,82 per barel pada 01:07 GMT. Harga minyak Brent International turun 29 sen atau 0,5% ke USD55,63 per barel.
"Harga minyak sedang tarik menarik antara di bahwa USD50 per barel atau di atas USD55 per barel. Jika OPEC memotong produksi maka AS akan memproduksi lebih banyak," kata Jonathan Barratt, kepala investasi di Ayers Alliance di Sydney seperti dilansir Reuters.
Barratt mengatakan hal ini membuat pasar terjebak di tengah kisaran sehingga sulit untuk meramalkan harga minyak, apakah naik atau turun.
Menurut data American Petroleum Institute, stok minyak mentah AS naik sebesar 11,6 juta barel pada pekan lalu. Jika dikonfirmasikan dengan data resmi dari Departemen Administrasi Informasi Energi AS (EIA), maka hal ini merupakan peningkatan selama kesembilan minggu berturut-turut.
Pada saat yang sama, anggota OPEC bersama Rusia dan Meksiko melakukan pertemuan pada Selasa kemarin, untuk mengurangi produksi minyak lebih dari 1,5 juta barel per hari demi memenuhi harapan mereka menaikkan harga.
Hal ini membuat OPEC dan anggota non-OPEC Rusia kembali berunding untuk membicarakan masalah pembatasan produksi lebih lanjut demi memulihkan harga si emas hitam.
Melansir dari Reuters, Rabu (8/3), harga minyak berjangka AS, West Texas Intermediate (WTI) turun 32 sen atau 0,6% ke USD52,82 per barel pada 01:07 GMT. Harga minyak Brent International turun 29 sen atau 0,5% ke USD55,63 per barel.
"Harga minyak sedang tarik menarik antara di bahwa USD50 per barel atau di atas USD55 per barel. Jika OPEC memotong produksi maka AS akan memproduksi lebih banyak," kata Jonathan Barratt, kepala investasi di Ayers Alliance di Sydney seperti dilansir Reuters.
Barratt mengatakan hal ini membuat pasar terjebak di tengah kisaran sehingga sulit untuk meramalkan harga minyak, apakah naik atau turun.
Menurut data American Petroleum Institute, stok minyak mentah AS naik sebesar 11,6 juta barel pada pekan lalu. Jika dikonfirmasikan dengan data resmi dari Departemen Administrasi Informasi Energi AS (EIA), maka hal ini merupakan peningkatan selama kesembilan minggu berturut-turut.
Pada saat yang sama, anggota OPEC bersama Rusia dan Meksiko melakukan pertemuan pada Selasa kemarin, untuk mengurangi produksi minyak lebih dari 1,5 juta barel per hari demi memenuhi harapan mereka menaikkan harga.
(ven)