Investor Cermati Nonfarm Payroll, IHSG Berakhir Turun 11,71 Poin
A
A
A
JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Jumat (10/3/2017) berakhir di zona negatif, dengan turun 11,71 poin atau 0,22% ke posisi 5.390,68.
Indeks terpantau melemah sejak sesi I perdagangan hari ini, dengan menyusut 18,19 poin atau 0,34% ke 5.384,20. Padahal pagi tadi, IHSG naik 0,23% atau 12,53 poin ke level 5.414,92.
Akhir pekan ini, indeks diperdagangkan pada kisaran 5.369,75-5.415,72. Semua sektor saham berakhir negatif yang menyeret indeks ke zona merah. Sektor saham pertambangan memimpin pelemahan dengan turun 2,14%, disusul aneka industri yang jatuh 1,48%.
Dari bursa Tanah Air, 424 saham yang diperdagangkan, sebanyak 184 tertekan, 134 naik dan 106 stagnan. Transaksi saham mencapai Rp4,81 triliun dari 10,66 miliar saham yang diperdagangkan. Untuk transaksi bersih asing minus Rp14,73 miliar dengan aksi jual asing Rp1,79 triliun berbanding aksi beli asing Rp1,78 triliun.
Saham-saham yang mencetak laba diantaranya: DNET naik 5,55%, ASGR bertambah 2,70%, MYOR menguat 2,32%, BRPT naik 1,62%, dan BNGA menguat 3,60%.
Sementara saham-saham yang tekor antara lain PANS jatuh 5,72%, GGRM tergelincir 0,19%, ASII turun 1,21%, BBNI turun 1,56%, dan NIKL melemah 2,78%.
Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Februari 2017 sebesar 117,1, lebih tinggi dibanding bulan sebelumnya di angka 115,3, gagal untuk mendorong IHSG ke level positif. Investor lebih memerhatikan pada data nonfarm payroll AS yang akan dirilis Jumat malam waktu Indonesia.
Sebaliknya dengan pasar Asia, yang pada penutupan akhir pekan ini berakhir lebih tinggi. Pandangan investor sedang menanti data nonfarm payroll Amerika Serikat yang akan menjadi penentu bagi The Fed untuk menaikkan suku bunga pada pekan depan.
“Ini menjadi bagian akhir dari teka-teki soal kenaikan suku bunga AS yang akan dibuat The Fed,” ujar Naeem Aslam, kepala analis pasar di ThinkMarkets seperti diberitakan CNBC, Jumat (10/3/2017).
Indeks Nikkei 225 Jepang ditutup naik tajam 286 poin atau 1,48% menjadi 19.604,61, didukung melemahnya yen terhadap greenback. Australia ASX 200 selesai di wilayah positif dengan naik 0,6% atau 34,4 poin ke 5.811,2.
Sedangkan bursa China berakhir fluktuatif, dengan Shanghai turun 0,13% atau 4,3 poin menjadi 3.212,42 dan Shenzhen meningkat 4 poin atau 2,01% menjadi 2.013,64. Hong Kong Hang Seng turun 0,27%.
Adapun ekuitas Korea Selatan Kospi naik tipis 0,3% atau 6,3 poin menjadi 2.097,35. Kenaikan ini seiring keputusan Mahkamah Konstitusi yang menyetujui pemakzulan Presiden Park Geun-hye, setelah menerima suap dari bos Samsung Grup.
Presiden wanita itu akan segera meninggalkan Blue House (Istana Kepresidenan Korsel) dan Negeri Ginseng akan menyelenggarakan pemilu dalam waktu 60 hari ke depan. Selain faktor politik, positifnya Kospi karena mata uang won diperdagangkan lebih lemah terhadap dolar AS menjadi 1.161 per USD, dari posisi sebelumnya di 1.158 per USD.
Indeks terpantau melemah sejak sesi I perdagangan hari ini, dengan menyusut 18,19 poin atau 0,34% ke 5.384,20. Padahal pagi tadi, IHSG naik 0,23% atau 12,53 poin ke level 5.414,92.
Akhir pekan ini, indeks diperdagangkan pada kisaran 5.369,75-5.415,72. Semua sektor saham berakhir negatif yang menyeret indeks ke zona merah. Sektor saham pertambangan memimpin pelemahan dengan turun 2,14%, disusul aneka industri yang jatuh 1,48%.
Dari bursa Tanah Air, 424 saham yang diperdagangkan, sebanyak 184 tertekan, 134 naik dan 106 stagnan. Transaksi saham mencapai Rp4,81 triliun dari 10,66 miliar saham yang diperdagangkan. Untuk transaksi bersih asing minus Rp14,73 miliar dengan aksi jual asing Rp1,79 triliun berbanding aksi beli asing Rp1,78 triliun.
Saham-saham yang mencetak laba diantaranya: DNET naik 5,55%, ASGR bertambah 2,70%, MYOR menguat 2,32%, BRPT naik 1,62%, dan BNGA menguat 3,60%.
Sementara saham-saham yang tekor antara lain PANS jatuh 5,72%, GGRM tergelincir 0,19%, ASII turun 1,21%, BBNI turun 1,56%, dan NIKL melemah 2,78%.
Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Februari 2017 sebesar 117,1, lebih tinggi dibanding bulan sebelumnya di angka 115,3, gagal untuk mendorong IHSG ke level positif. Investor lebih memerhatikan pada data nonfarm payroll AS yang akan dirilis Jumat malam waktu Indonesia.
Sebaliknya dengan pasar Asia, yang pada penutupan akhir pekan ini berakhir lebih tinggi. Pandangan investor sedang menanti data nonfarm payroll Amerika Serikat yang akan menjadi penentu bagi The Fed untuk menaikkan suku bunga pada pekan depan.
“Ini menjadi bagian akhir dari teka-teki soal kenaikan suku bunga AS yang akan dibuat The Fed,” ujar Naeem Aslam, kepala analis pasar di ThinkMarkets seperti diberitakan CNBC, Jumat (10/3/2017).
Indeks Nikkei 225 Jepang ditutup naik tajam 286 poin atau 1,48% menjadi 19.604,61, didukung melemahnya yen terhadap greenback. Australia ASX 200 selesai di wilayah positif dengan naik 0,6% atau 34,4 poin ke 5.811,2.
Sedangkan bursa China berakhir fluktuatif, dengan Shanghai turun 0,13% atau 4,3 poin menjadi 3.212,42 dan Shenzhen meningkat 4 poin atau 2,01% menjadi 2.013,64. Hong Kong Hang Seng turun 0,27%.
Adapun ekuitas Korea Selatan Kospi naik tipis 0,3% atau 6,3 poin menjadi 2.097,35. Kenaikan ini seiring keputusan Mahkamah Konstitusi yang menyetujui pemakzulan Presiden Park Geun-hye, setelah menerima suap dari bos Samsung Grup.
Presiden wanita itu akan segera meninggalkan Blue House (Istana Kepresidenan Korsel) dan Negeri Ginseng akan menyelenggarakan pemilu dalam waktu 60 hari ke depan. Selain faktor politik, positifnya Kospi karena mata uang won diperdagangkan lebih lemah terhadap dolar AS menjadi 1.161 per USD, dari posisi sebelumnya di 1.158 per USD.
(ven)