Mayoritas Warga Rembang Dukung Berdirinya Pabrik Semen Indonesia
A
A
A
JAKARTA - Mayoritas warga Rembang, Jawa Tengah, sangat mendukung berdirinya pabrik semen milik PT Semen Indonesia Tbk (SMGR). Berdirinya pabrik tersebut dinilai banyak memberikan manfaat serta kesejahteraan, khususnya ke warga sekitar pabrik.
"Kami melihat banyak yang mendukung pabrik semen berdiri ketimbang yang kontra. Dari total warga yang tinggal di beberapa desa yang ada di sekitar pabrik seperti Pasucen, Tegaldowo, Kadiwono, Kajar dan lainnya itu, sekitar 95% mendukung pabrik semen berdiri," kata Anis Maftuhin, pendamping masyarakat dari Forum Kyai Muda se-Jawa Tengah, saat ditemui wartawan di Jakarta, Rabu (22/3/2017).
Kepala Desa Pasucen, Salamun mengaku, bahwa warga Desa Pasucen sangat merasakan manfaat dengan masuknya Semen Indonesia. Contohnya, saat ini masyarakat dengan sangat mudah mendapatkan air.
"Kalau dulu, kami susah mendapatkan air bersih, sampai harus berkilo-kilo mendapatkannya. Untuk mendapatkan air bersih saja harus ke tebing. Alhamdulillah, sekarang sudah sangat mudah, karena sudah di bikinin pipa air oleh Semen Indonesia," tuturnya.
Atas dasar manfaat tersebut, Salamun menegaskan bahwa masyarakat Desa Pasucen mendukung pabrik semen didirikan dan berharap dapat cepat beroperasi. "Saya pastikan 100% masyarakat Desa Pasucen mendukung pabrik Semen Indonesia," tegasnya.
Hal senada di sampaikan oleh Sumindar, warga Desa Kajar (mantan kepala desa). Dia mengatakan, 100% masyarakat Kajar juga mendukung pabrik semen. Selain air bersih yang di dapat, warga Kajar juga telah mendapatkan banyak manfaat lainnya.
"Pabrik semen ini telah mengurangi pengangguran. Dengan adanya pabrik, banyak peluang usaha di sekitar pabrik, seperti ibu-ibu bisa usaha katering, laundry, buat warung dan banyak lagi lainnya," pungkas Sumindar.
Jika melihat fakta yang ada, Anis menilai, bahwa sebenarnya tidak ada alasan untuk menolak berdirinya pabrik semen karena lebih banyak manfaat ketimbang mudaratnya. Artinya, adanya penolak pabrik semen di sinyalir ulah oknum yang tidak bertanggung jawab, meskipun memang ada segelintir masyarakat asli Rembang.
"Saya melihat masyarakat yang menolak kebanyakan bukan asli Rembang. Yang demo kontra pabrik itu kebanyakan dari Pati, Blora dan warga yang jauh dari pabrik," ungkapnya.
Kemudian jika terkait lingkungan masih dipermasalahkan, kata Anis, di sana ada fakta yang tidak pernah diungkit sebelumnya. Yaitu sudah ada penambangan di kawasan tersebut beberapa tahun lalu. "Namun kenapa pas Semen Indonesia yang benar-benar resmi malah dipermasalahkan," tutupnya.
"Kami melihat banyak yang mendukung pabrik semen berdiri ketimbang yang kontra. Dari total warga yang tinggal di beberapa desa yang ada di sekitar pabrik seperti Pasucen, Tegaldowo, Kadiwono, Kajar dan lainnya itu, sekitar 95% mendukung pabrik semen berdiri," kata Anis Maftuhin, pendamping masyarakat dari Forum Kyai Muda se-Jawa Tengah, saat ditemui wartawan di Jakarta, Rabu (22/3/2017).
Kepala Desa Pasucen, Salamun mengaku, bahwa warga Desa Pasucen sangat merasakan manfaat dengan masuknya Semen Indonesia. Contohnya, saat ini masyarakat dengan sangat mudah mendapatkan air.
"Kalau dulu, kami susah mendapatkan air bersih, sampai harus berkilo-kilo mendapatkannya. Untuk mendapatkan air bersih saja harus ke tebing. Alhamdulillah, sekarang sudah sangat mudah, karena sudah di bikinin pipa air oleh Semen Indonesia," tuturnya.
Atas dasar manfaat tersebut, Salamun menegaskan bahwa masyarakat Desa Pasucen mendukung pabrik semen didirikan dan berharap dapat cepat beroperasi. "Saya pastikan 100% masyarakat Desa Pasucen mendukung pabrik Semen Indonesia," tegasnya.
Hal senada di sampaikan oleh Sumindar, warga Desa Kajar (mantan kepala desa). Dia mengatakan, 100% masyarakat Kajar juga mendukung pabrik semen. Selain air bersih yang di dapat, warga Kajar juga telah mendapatkan banyak manfaat lainnya.
"Pabrik semen ini telah mengurangi pengangguran. Dengan adanya pabrik, banyak peluang usaha di sekitar pabrik, seperti ibu-ibu bisa usaha katering, laundry, buat warung dan banyak lagi lainnya," pungkas Sumindar.
Jika melihat fakta yang ada, Anis menilai, bahwa sebenarnya tidak ada alasan untuk menolak berdirinya pabrik semen karena lebih banyak manfaat ketimbang mudaratnya. Artinya, adanya penolak pabrik semen di sinyalir ulah oknum yang tidak bertanggung jawab, meskipun memang ada segelintir masyarakat asli Rembang.
"Saya melihat masyarakat yang menolak kebanyakan bukan asli Rembang. Yang demo kontra pabrik itu kebanyakan dari Pati, Blora dan warga yang jauh dari pabrik," ungkapnya.
Kemudian jika terkait lingkungan masih dipermasalahkan, kata Anis, di sana ada fakta yang tidak pernah diungkit sebelumnya. Yaitu sudah ada penambangan di kawasan tersebut beberapa tahun lalu. "Namun kenapa pas Semen Indonesia yang benar-benar resmi malah dipermasalahkan," tutupnya.
(ven)