Harga Minyak Merosot Akibat Meningkatnya Pengeboran AS
A
A
A
SINGAPURA - Harga minyak mentah pada Senin (27/3/2017) merosot karena meningkatnya aktivitas pengeboran Amerika Serikat. Aksi ini mematahkan rencana OPEC untuk terus memperpanjang pemotongan produksi hingga pertengahan 2017.
Mengutip dari Reuters, Senin ini, harga minyak mentah berjangka Brent International turun 7 sen menjadi USD50,73 per barel pada pukul 01:45 GMT. Di Amerika Serikat, harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) melemah 14 sen menjadi USD47,83 per barel.
Analis pasar senior di Oanda di Singapura, Jeffrey Halley mengatakan turunnya harga minyak ini membuat OPEC terluka. Pasalnya, Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan negara non-OPEC yaitu Rusia telah melakukan pembicaraan akhir pekan di Kuwait, untuk melanjutkan pemotongan produksi demi menopang harga di pasar.
OPEC dan non-OPEC memutuskan maju untuk memperpanjang pemotongan produksi. Tetapi hal ini diimbangi dengan meningkatnya aktivitas pengeboran dan produksi minyak di Amerika Serikat.
Para pedagang mengatakan kondisi ekonomi di AS membuat mereka mengurangi posisi beli (impor) sejak Desember kemarin dengan menggenjot produksi.
Goldman Sachs mencatat rig minyak AS terus melonjak sejak 27 Mei 2016, dimana produsen telah menambah 336 rig minyak alias naik hingga 106%. Alhasil, produksi minyak AS diperkirakan naik 235.000 barel per hari hingga paruh pertama 2017.
Data Pemerintah AS menunjukkan, sejak medio 2016, produksi minyak AS telah meningkat sebesar 700.000 barel per hari atau 8,3% ke 9,13 juta barel per hari.
Mengutip dari Reuters, Senin ini, harga minyak mentah berjangka Brent International turun 7 sen menjadi USD50,73 per barel pada pukul 01:45 GMT. Di Amerika Serikat, harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) melemah 14 sen menjadi USD47,83 per barel.
Analis pasar senior di Oanda di Singapura, Jeffrey Halley mengatakan turunnya harga minyak ini membuat OPEC terluka. Pasalnya, Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan negara non-OPEC yaitu Rusia telah melakukan pembicaraan akhir pekan di Kuwait, untuk melanjutkan pemotongan produksi demi menopang harga di pasar.
OPEC dan non-OPEC memutuskan maju untuk memperpanjang pemotongan produksi. Tetapi hal ini diimbangi dengan meningkatnya aktivitas pengeboran dan produksi minyak di Amerika Serikat.
Para pedagang mengatakan kondisi ekonomi di AS membuat mereka mengurangi posisi beli (impor) sejak Desember kemarin dengan menggenjot produksi.
Goldman Sachs mencatat rig minyak AS terus melonjak sejak 27 Mei 2016, dimana produsen telah menambah 336 rig minyak alias naik hingga 106%. Alhasil, produksi minyak AS diperkirakan naik 235.000 barel per hari hingga paruh pertama 2017.
Data Pemerintah AS menunjukkan, sejak medio 2016, produksi minyak AS telah meningkat sebesar 700.000 barel per hari atau 8,3% ke 9,13 juta barel per hari.
(ven)