Pangkep, Bukti Keharmonisan Masyarakat dan Industri Semen

Selasa, 28 Maret 2017 - 23:03 WIB
Pangkep, Bukti Keharmonisan Masyarakat dan Industri Semen
Pangkep, Bukti Keharmonisan Masyarakat dan Industri Semen
A A A
PANGKEP - Bunyi jangkrik bersahut-sahutan sore itu. Sekelompok warga sedang bekerja memotong padi yang sudah menguning di sebuah areal persawahan yang jaraknya dekat dari lokasi pegunungan karts areal pertambangan semen. Di lokasi yang sama, terlihat beberapa pria paruh baya menenteng sebuah galon besar untuk diisi air. Dengan telaten, pria pembawa galon tersebut mengisi cawannya hingga penuh.

Dua aktifitas berbeda tersebut dapat dijumpai di Desa Kalabbirang, Kecamatan Minasatene, Kabupaten Pangkep, Sulawesi Selatan. Lokasi ini merupakan areal ring I lokasi tambang milik PT Semen Tonasa.

Meski lokasinya dekat dari areal eksplorasi tambang, kehidupan warga di lokasi ini tak ada yang terganggu. Sebaliknya, warga di desa ini hidup seperti biasa melakukan aktifitas sebagai petani di areal yang akan menjadi lokasi eksplorasi tambang anak perusahaan Semen Indonesia (SI) ini.

Warga Desa Kalabbirang, Pakkai, 49, mengaku kehadiran Semen Tonasa melakukan eksplorasi tambang sama sekali tidak mempengaruhi dan tidak mencemari lingkungan sekitar. Sebaliknya, sejak kehadirannya banyak program sifatnya edukasi dan mendorong gerakkan ekonomi masyarakat dihadirkan.

"Kami banyak dibantu oleh PT Semen Tonasa melalui tidak saja di lingkungan tapi juga membantu dan melatih warga sekitar agar bisa memiliki penghasilan," ujarnya, Selasa (28/3/2017).

Hal serupa disampaikan Rusdi, 42, warga Desa Kalabbirang lainya, yang sudah puluhan tahun bermukim di desa tersebut. Segala kebutuhan air bersihnya semuanya diambil langsung dari Sungai Kalabbirang dan sejauh ini tidak memberikan efek negatif sama sekali.

"Tiap hari saya bawa galon ke Sungai Kalabbirang untuk dipakai minum dan memasak, airnya langsung minum tidak perlu direbus lagi. Selain hemat, memang air di sini sangat segar dan aman meski lokasinya dekat dari areal tambang," tuturnya.

Warga Desa Borong-Borong, Kecamatan Minasatene, Jumasa, 31, mengaku selama ini hasil produksi pertanian berlimpah meski berada dekat di lokasi pabrik. Tak ada pengaruhnya, sebaliknya justru memberikan banyak manfaat positif. "Hasil panen kami bagus dan berlimpah, sistem pengairan juga bagus semuanya berjalan seperti biasa. Kalaupun ada gagal, itu karena faktor lain bukan karena aktifititas semen," tuturnya.

Sejak hadir, perusahaan semen terbesar di kawasan timur Indonesia ini tak pernah melupakan tanggungjawab sosialnya ke masyarakat. Bahkan secara khusus menghadirkan program yang sifatnya menyeluruh sehingga perusahaan ini bertumbuh bersama masyarakat melalui program “Tonasa Bersaudara”.

Program ini mengusung lima pilar, yakni Tonasa Mandiri menjadi bentuk partisipasi aktif perusahaan meningkatkan kemandirian ekonomi masyarakat. Tonasa Cerdas berperan aktif meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), Tonasa Sehat bentuk kepedulian perusahaan meningkatkan kualitas hidup dan kesehatan masyarakat dan lingkungan, Tonasa Bersahaja bentuk kepedulian dan peran serta aktif terhadap pengembangan seni dan budaya serta olahraga.

Lalu, pada pilar terakhir Semen Tonasa menghadirkan program Tonasa Hijau merupakan pengejewantahan dari komitmen perusahaan dalam pelestarian alam secara berkelanjutan. Dari program tersebut, Semen Tonasa secara terus menerus melakukan pengembangan prasarana dan sarana masyarakat di sekitar pabrik serta melestarikan lingkungan.

Komitmen lingkungan hijau tersebut mendapat pengakuan melalui raihan tiga kali sertifikat Proper Hijau dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan sebagai perusahaan yang telah menerapkan prinsip ekonomi hijau.

Sisi lainnya, Semen Tonasa juga menggerakkan UMKM, salah satunya di sektor kuliner khas. Pengusaha kuliner khas Sop Kikil Pangkep, Ambo mengaku, usaha yang dirintisnya sejak 1990 berupa usaha rumah makan yang menyajikan sop saudara dan sop kikil bisa eksis dan besar berkait peran dari program kemitraan Semen Tonasa.

"Alhamdulillah, kami bisa eksis sampai 23 tahun berkat bantuan Semen Tonasa. Awal mula berusaha modalnya hanya Rp150.000, lama-kelamaan berkembang berkat suntikan bantuan UKM yang diberikan secara bertahap dari bantuan Rp7,5 juta di tahun 1994 hingga saat ini mendapatkan bantuan Rp50 juta," kenangnya.

Demikian pula upaya kepedulian terhadap budaya lokal. Melalui pilar Tonasa bersahaja, PT Semen Tonasa menunjukkan kepeduliannya dengan membangun Sanggar Seni di Desa Biring Ere, Sanggar Seni Budaya Turiolo, Kecamatan Bungoro, Kabupaten Pangkep.

Hadirnya sanggar seni ini tidak hanya untuk membudayakan seni daerah, tapi terpenting dapat memupuk silaturahmi sekaligus sebagai wadah untuk saling bertukar pikiran menyelesaikan masalah-masalah untuk kemajuan dan kepentingan bersama.

Komitmen inipun tidak hanya sekali saja, bahkan berkesinambungan membina sejumlah sanggar seni maupun pelestarian budaya lokal lainnya yang ada di Kabupaten Pangkep. Kepala Desa Biring Ere, Alam menjelaskan, sanggar seni ini memberi manfaat bagi masyarakat sekitar, karena selain tempat melestarikan budaya yang ada juga menjadi areal pertemuan masyarakat.
(ven)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.6493 seconds (0.1#10.140)