The PSPT Rooftop, Terobosan Benahi Pasar Tradisional??
A
A
A
JAKARTA - Pusat kuliner baru yakni The PSPT Rooftop hadir di Tebet, yang dikenal sebagai salah satu kawasan wisata kuliner dan belanja di Jakarta Selatan. Sesuai namanya, pusat makanan dan hiburan itu memang berada di atap Pasar PSPT di Jalan Tebet Timur Dalam.
The PSPT Rooftop adalah bentuk kerja sama PD Pasar Jaya Area Tebet Timur dengan PT Gilang Wisma Raharja (GWR), untuk menjadi terobosan membenahi pasar tradisional. Tempat ini merupakan perpaduan antara pasar tradisional dan pusat kuliner modern.
"Itulah uniknya The PSPT Rooftop, di bawahnya pasar tradisional tiga lantai, tapi di puncaknya kami ubah menjadi pusat kuliner dan hiburan," kata Direktur Operasional GWR Dwijoko Setyo Caroko dalam keterangan resmi di Jakarta, Senin (3/4/2016).
The PSPT Rooftop yang telah soft opening pada akhir pekan kemarin, Sabtu 1 April mulai dibuka pada pukul sepuluh pagi hingga sepuluh malam dan tengah malam di akhir pekan. Dari 60 stand yang ada, sebagian besar menyuguhkan makanan khas Nusantara, Asia dan Eropa. Sebagian lainnya menawarkan fashion termasuk "Sedekah Seniman" yang menjual baju-baju yang pernah dikenakan para selebritis.
Acara soft opening diramaikan dengan berbagai acara. Antara lain lomba games sepak bola lewat alat PS, stand up comedy, nonton bareng (nobar) sepakbola Liga Inggris, aktivitas berbagai komunitas remaja dan puncaknya adalah sajian musik oleh Komunitas Jazz Kemayoran (KJK).
Kepala Pasar PSPT Wartini menyatakan, bahwa pendirian The PSPT Rooftop merupakan salah upaya keinginan Pemerintah DKI Jakarta untuk revitalisasi pasar-pasar tradisional. Selain itu, sejalan dengan semangat Nawacita yang antara lain mendorong iklim yang baik bagi usaha kecil dan menengah (UMKM).
Wartini dalam acara soft opening itu menyatakan menyambut baik hadirnya The PSPT Rooftop. Dia berharap semakin banyak warga yang kembali berbelanja di pasar tradisional karena itu berarti membantu para pedagang kecil dan menengah.
Kehadiran The PSPT Rooftop mendapat sambutan warga Tebet dan sekitarnya. Andi Rustandi bersama sejumlah temannya menilai bahwa kejadiran lokasi baru itu memberi kesegaran baru komunitas berkumpul dan menggelar aktivitasnya. Sementara Indah, seorang ibu rumah tangga, mengaku merasa mendapat ajakan kembali ke pasar tradisional, namun tetap dengan gaya hidup masa kini.
The PSPT Rooftop adalah bentuk kerja sama PD Pasar Jaya Area Tebet Timur dengan PT Gilang Wisma Raharja (GWR), untuk menjadi terobosan membenahi pasar tradisional. Tempat ini merupakan perpaduan antara pasar tradisional dan pusat kuliner modern.
"Itulah uniknya The PSPT Rooftop, di bawahnya pasar tradisional tiga lantai, tapi di puncaknya kami ubah menjadi pusat kuliner dan hiburan," kata Direktur Operasional GWR Dwijoko Setyo Caroko dalam keterangan resmi di Jakarta, Senin (3/4/2016).
The PSPT Rooftop yang telah soft opening pada akhir pekan kemarin, Sabtu 1 April mulai dibuka pada pukul sepuluh pagi hingga sepuluh malam dan tengah malam di akhir pekan. Dari 60 stand yang ada, sebagian besar menyuguhkan makanan khas Nusantara, Asia dan Eropa. Sebagian lainnya menawarkan fashion termasuk "Sedekah Seniman" yang menjual baju-baju yang pernah dikenakan para selebritis.
Acara soft opening diramaikan dengan berbagai acara. Antara lain lomba games sepak bola lewat alat PS, stand up comedy, nonton bareng (nobar) sepakbola Liga Inggris, aktivitas berbagai komunitas remaja dan puncaknya adalah sajian musik oleh Komunitas Jazz Kemayoran (KJK).
Kepala Pasar PSPT Wartini menyatakan, bahwa pendirian The PSPT Rooftop merupakan salah upaya keinginan Pemerintah DKI Jakarta untuk revitalisasi pasar-pasar tradisional. Selain itu, sejalan dengan semangat Nawacita yang antara lain mendorong iklim yang baik bagi usaha kecil dan menengah (UMKM).
Wartini dalam acara soft opening itu menyatakan menyambut baik hadirnya The PSPT Rooftop. Dia berharap semakin banyak warga yang kembali berbelanja di pasar tradisional karena itu berarti membantu para pedagang kecil dan menengah.
Kehadiran The PSPT Rooftop mendapat sambutan warga Tebet dan sekitarnya. Andi Rustandi bersama sejumlah temannya menilai bahwa kejadiran lokasi baru itu memberi kesegaran baru komunitas berkumpul dan menggelar aktivitasnya. Sementara Indah, seorang ibu rumah tangga, mengaku merasa mendapat ajakan kembali ke pasar tradisional, namun tetap dengan gaya hidup masa kini.
(akr)