Jual Dua Brand Terkenal, Unilever Incar Dana USD6 Miliar
A
A
A
ROTTERDAM - Unilever yang memiliki beberapa brand produk rumah tangga paling terkenal di Inggris, mengumumkan rencana untuk menjual divisi margarin bermerek Flora dan Stork. Langkah ini merupakan upaya perluasan bisnis perusahaan Inggris-Belanda, yang kabarnya berencana mengakuisisi perusahaan raksasa makanan asal Amerika Serikat, Kraft Heinz.
Seperti dilansir BBC, Jumat (7/4/2017) analis mengatakan dari penjualan kedua merek ini, Unilever bisa meraup dana sebesar 4,8 miliar poundsterling (USD6 miliar). Selain itu, Unilever juga berniat untuk mengubah status bersejarahnya sebagai perusahaan dual-listing yang terdaftar di dua negara.
"Kami selalu memiliki aturan dalam bekerja dan mendorong efisisensi," ucap CEO Unilever Paul Polman yang juga menegaskan sedang mempelajari apakah akan mengubah model bisnis untuk jangka panjang. Dia menegaskan perusahaan akan mengambil keputusan pada akhir tahun.
Menurutnya model bisnis Unilever jangka panjang, digambarkan sebagai salah satu dari "nilai kreasi dan inovasi berkelanjutan". Lebih lanjut dia menerangkan beberapa peristiwa dalam beberapa pekan terakhir telah menunjukkan bahwa perusahaan memiliki kesempatan untuk mendorong nilai lebih dalam bisnis.
Polman menambahkan perusahaan bakal mengambil langkah pemotongan pengeluaran, bertujuan untuk 20% margin di 2020. Diterangkan olehnya bisnis margarin sedangkan mengalami penurunan dan menurut dia lebih baik dikelola oleh orang lain.
Menurut dia Unilever sedang mempelajari apakah akan mengubah statusnya, serta meninjau "struktur hukum" yang memiliki basis di Inggris dan Belanda. "Jelas ini menjadi hal yang kompleks, struktur ganda, dan hal ini membutuhkan fokus yang benar untuk datang ke kesimpulan yang benar, tapi itu pasti akan menyederhanakan struktur organisasi kami," katanya kepada BBC.
Seperti dilansir BBC, Jumat (7/4/2017) analis mengatakan dari penjualan kedua merek ini, Unilever bisa meraup dana sebesar 4,8 miliar poundsterling (USD6 miliar). Selain itu, Unilever juga berniat untuk mengubah status bersejarahnya sebagai perusahaan dual-listing yang terdaftar di dua negara.
"Kami selalu memiliki aturan dalam bekerja dan mendorong efisisensi," ucap CEO Unilever Paul Polman yang juga menegaskan sedang mempelajari apakah akan mengubah model bisnis untuk jangka panjang. Dia menegaskan perusahaan akan mengambil keputusan pada akhir tahun.
Menurutnya model bisnis Unilever jangka panjang, digambarkan sebagai salah satu dari "nilai kreasi dan inovasi berkelanjutan". Lebih lanjut dia menerangkan beberapa peristiwa dalam beberapa pekan terakhir telah menunjukkan bahwa perusahaan memiliki kesempatan untuk mendorong nilai lebih dalam bisnis.
Polman menambahkan perusahaan bakal mengambil langkah pemotongan pengeluaran, bertujuan untuk 20% margin di 2020. Diterangkan olehnya bisnis margarin sedangkan mengalami penurunan dan menurut dia lebih baik dikelola oleh orang lain.
Menurut dia Unilever sedang mempelajari apakah akan mengubah statusnya, serta meninjau "struktur hukum" yang memiliki basis di Inggris dan Belanda. "Jelas ini menjadi hal yang kompleks, struktur ganda, dan hal ini membutuhkan fokus yang benar untuk datang ke kesimpulan yang benar, tapi itu pasti akan menyederhanakan struktur organisasi kami," katanya kepada BBC.
(akr)