KKP-FAO Tingkatkan Pakan Antisipasi Kenaikan Produksi Ikan
A
A
A
JAKARTA - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya (DJPB) mendorong pemenuhan kebutuhan pakan ikan yang berkualitas dan efisien. Apalagi total produksi perikanan budidaya nasional pada 2019 diproyeksikan mencapai 31,3 juta ton. Untuk memenuhi angka tersebut, dibutuhkan setidaknya 14 juta ton pakan ikan.
Direktur Jenderal Perikanan Budidaya Slamet Soebjakto mengatakan, isu pakan merupakan bagaian penting yang perlu menjadi fokus perhatian bersama karena pakan merupakan penyusun terbesar biaya produksi usaha budidaya yang lebih dari 70%.
"Di sisi lain, harga pakan pabrikan cenderung menunjukkan tren kenaikan, sehingga menyebabkan turunnya efisiensi usaha budidaya,” ujarnya, dalam keterangan tertulis di Jakarta, Minggu (9/4/2017)
Menurut Slamet, kondisi tersebut dipicu oleh keterbatasan industri pakan dalam memanfaatkan bahan baku lokal untuk dijadikan pakan ikan, sehingga mau tidak mau industri masih bergantung pada bahan baku pakan impor, terutama tepung ikan.
Slamet menambahkan, permasalahan pakan saat ini bukan hanya menjadi isu nasional, namun telah menjadi isu global yang menjadi salah satu faktor pembatas utama dalam bisnis akuakultur di dunia.
Untuk itu, KKP menggandeng badan pangan dunia FAO yang mulai melihat bahwa isu pakan harus menjadi isu trans-nasional yang harus segera dicarikan solusi. Tujuannya agar upaya mewujudkan ketahanan pangan global melalui pengembangan akuakultur akan mampu tercapai.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Regional FAO- Asia Pasifik Weimin Miao mengungkapkan, FAO hadir sebagai mitra kerjasama KKP akan membantu dalam memformulasikan strategi pengembangan pakan mandiri yang nantinya dapat digunakan secara regional.
Miao menyampaikan apresiasi kepada KKP yang telah menaruh perhatian terhadap isu pakan sebagai hal penting dan strategis dalam mata rantai produksi budidaya.
“FAO mendukung penuh usaha pemerintah Indonesia dalam mencapai kemandirian pakan, sehingga keberhasilan pengembangan pakan mandiri di Indonesia dapat menjadi rujukan tersendiri di level Asia Pasifik. Terlebih saat ini Indonesia menjadi negara pertama di dunia yang memberikan perhatian terhadap kemandirian pakan ikan yang dilaksanakan masyarakat,” tutur Miao.
Miao menambahkan, FAO bersama Ditjen Perikanan Budidaya akan terus melakukan monitor terhadap implementasi pengembangan pakan mandiri di Indonesia. Diharapkan strategi yang dihasilkan pada workshop ini dapat menjadi fondasi yang kuat.
"Sehingga keterbatasan bahan baku tidak menjadi halangan bagi sebuah negara, untuk menghasilkan pakan berkualitas demi pertumbuhan perikanan budidaya yang berkelanjutan," pungkasnya.
Direktur Jenderal Perikanan Budidaya Slamet Soebjakto mengatakan, isu pakan merupakan bagaian penting yang perlu menjadi fokus perhatian bersama karena pakan merupakan penyusun terbesar biaya produksi usaha budidaya yang lebih dari 70%.
"Di sisi lain, harga pakan pabrikan cenderung menunjukkan tren kenaikan, sehingga menyebabkan turunnya efisiensi usaha budidaya,” ujarnya, dalam keterangan tertulis di Jakarta, Minggu (9/4/2017)
Menurut Slamet, kondisi tersebut dipicu oleh keterbatasan industri pakan dalam memanfaatkan bahan baku lokal untuk dijadikan pakan ikan, sehingga mau tidak mau industri masih bergantung pada bahan baku pakan impor, terutama tepung ikan.
Slamet menambahkan, permasalahan pakan saat ini bukan hanya menjadi isu nasional, namun telah menjadi isu global yang menjadi salah satu faktor pembatas utama dalam bisnis akuakultur di dunia.
Untuk itu, KKP menggandeng badan pangan dunia FAO yang mulai melihat bahwa isu pakan harus menjadi isu trans-nasional yang harus segera dicarikan solusi. Tujuannya agar upaya mewujudkan ketahanan pangan global melalui pengembangan akuakultur akan mampu tercapai.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Regional FAO- Asia Pasifik Weimin Miao mengungkapkan, FAO hadir sebagai mitra kerjasama KKP akan membantu dalam memformulasikan strategi pengembangan pakan mandiri yang nantinya dapat digunakan secara regional.
Miao menyampaikan apresiasi kepada KKP yang telah menaruh perhatian terhadap isu pakan sebagai hal penting dan strategis dalam mata rantai produksi budidaya.
“FAO mendukung penuh usaha pemerintah Indonesia dalam mencapai kemandirian pakan, sehingga keberhasilan pengembangan pakan mandiri di Indonesia dapat menjadi rujukan tersendiri di level Asia Pasifik. Terlebih saat ini Indonesia menjadi negara pertama di dunia yang memberikan perhatian terhadap kemandirian pakan ikan yang dilaksanakan masyarakat,” tutur Miao.
Miao menambahkan, FAO bersama Ditjen Perikanan Budidaya akan terus melakukan monitor terhadap implementasi pengembangan pakan mandiri di Indonesia. Diharapkan strategi yang dihasilkan pada workshop ini dapat menjadi fondasi yang kuat.
"Sehingga keterbatasan bahan baku tidak menjadi halangan bagi sebuah negara, untuk menghasilkan pakan berkualitas demi pertumbuhan perikanan budidaya yang berkelanjutan," pungkasnya.
(dmd)