Pasar Klewer Tak Boleh Kalah Dengan Mal

Jum'at, 21 April 2017 - 22:34 WIB
Pasar Klewer Tak Boleh...
Pasar Klewer Tak Boleh Kalah Dengan Mal
A A A
SOLO - Presiden Joko Wododo (Jokowi) mempunyai harapan besar setelah Pasar Klewer di Kota Solo diresmikan. Pasar diharapkan kembali tumbuh berkembang dan tak kalah dengan mal.

“Orang yang pernah atau sering pergi ke Solo pasti tahu Pasar Klewer karena merupakan salah satu ikon Solo,” ungkap Jokowi saat peresmian Pasar Klewer, Jumat (21/4/2017).

Pasar Klewer selama ini telah memiliki tempat khusus di hati masyarakat. Sebagai salah satu satu ciri khas di Kota Solo, Pasar Klewer tidak boleh kalah dengan mal-mal besar. Pasar Klewer harus menjadi pasar tradisional yang modern. Situasi pasar harus bersih, pembeli yang datang merasa nyaman dan tidak mengalami kecopetan.

Para pembeli juga bisa melakukan tawar menawar dengan pedagang karena hal itu merupakan cirri khas pasar tradisional. Jokowi berharap pedagang memberikan keramahan dan harga yang terjangkau. “Sebab produk yang dijual bukan hanya dari Solo,” tandasnya.

Namun juga dari berbagai kabupaten/kota lainnya di Jawa Tengah dan provinsi lainnya. Produk-produk dari rakyat bisa dipasarkan di dalam negeri maupun pasar ekspor.

Selain pasar batik, posisi Pasar Klewer juga sebagai pasar tekstil, pasar garmen, dan pakaian jadi. Mantan Wali Kota Solo ini mengaku sering bertanya kepada konsumen yang berbelanja ke Pasar Klewer. Mereka semuanya mengaku berbelanja ke Pasar Klewer sangat berkesan dibanding berbelanja di mal. “Sehingga hal itu perlu dipertahankan sebagai keunggulan,” tandasnya.

Setelah diresmikan, dirinya meminta Pasar Klewer terus dijaga dan dirawat. Jangan sampai setelah beberapa tahun kemudian, pasar berubah lagi menjadi kotor, dan pedagang keluar lagi. Sehingga kenyamanan menjadi hilang dan tidak ada.

Pasar harus diatur sebaik baiknya, termasuk nama toko dan kios harus diatur sebaik baiknya. “semuanya harus dikelola dengan baik agar patut menjadi pasar yang kita banggakan,” tegasnya. Jokowi menegaskan bahwa ada perubahan besar di Pasar Klewer yang harus terus dijaga.

Setelah meninjau lokasi pasar batik terbesar di Indonesia itu, Jokowi mengaku sangat menyukai bagian di lantai dua. Sebab di lokasi itu ada pedagang kuliner, buah dan oleh-oleh yang menurutnya sangat menarik. “setelah semuanya pindah ke sini, Pasar Klewer akan menjadi ramai lagi,” terangnya.

Ia juga menjanjikan untuk melanjutkan pembangunan pasar klewer di sisi timur. Namun dirinya enggan membeberkan anggaran yang disediakan.

Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengatakan, pihaknya tengah mempersiapkan anggaran untuk pembangunan Pasar Klewer sisi timur. Namun kebutuhan anggaran masih dihitung.

Dirinya akan mengupayakan dapat terealisasi tahun ini. Selain itu, nantinya juga akan didukung dari dana CSR BUMN. Revitalisasi Pasar Klewer membawa harapan kembali berfungsi menjadi jantung perkonomian kota Solo dan Jawa Tengah. “Pasar Klewer ini ibarat jantung yang memompa darah ke seluruh tubuh,” urai Enggar.

Pembangunan Pasar Klewer dilaksanakan secara bertahap dengan total anggaran Rp157,8 miliar. Pada 2015, pasar kebanggaan warga Solo itu mendapat alokasi APBN melalui dana Tugas Pembantuan Rp61,8 miliar untuk pembangunan basement dan lantai 1. Selanjutnya, pada tahun anggaran 2016 mendapat alokasi Rp96 miliar untuk pembangunan struktur lanjutan dan finishing empat lantai. Yakni basement, semi basement, lantai 1, dan lantai 2.

Pihaknya berkomitmen Pasar Klewer harus menjadi pasar yang dapat dicontoh bagi pasar-pasar lainnya di Indonesia. Pasar juga akan dikelola secara modern, antara lain dengan pembagian kartu E-retribusi, kartu BPJS Ketenagakerjaan, dan kartu Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).

Kartu E-retribusi merefleksikan niat menegakkan transparansi dalam pengelolaan pasar. Pedagang bisa mengetahui berapa yang sudah dibayarkan dan kapan pembayarannya.

Dengan demikian pengelola pasar juga dituntut untuk transparan mengenai apa saja pelayanan dan bagaimana kualitas layanan yang diberikan.

“Tidak ada lagi pasar yang retribusinya jalan terus tapi kotor dan tidak nyaman. Transparansi menuntut kedua belah pihak untuk mematuhi peraturan yang berlaku,” tegasnya.

Sedangkan dengan kartu BPJS Ketenagakerjaan, pedagang pasar bukan lagi sektor informal, tetapi sektor formal yang diakui memberi kontribusi nyata bari perekonomian regional dan nasional.

Pihaknya menyampaikan apresiasi kepada Direktorat Jenderal Pajak yang terus melakukan penyadaran dan sosialisasi kepada pedagang. Sehingga semua pedagang kini memiliki NPWP. Kepemilikan NPWP dan BPJS adalah tanda bahwa Pasar Klewer siap menjadi pasar modern tanpa meninggalkan nilai-nilai tradisi dan kearifan lokal.

Ke depan, NPWP dan BPJS Ketenagakerjaan akan menjadi standar layanan pemerintah kepada pedagang di pasar-pasar rakyat. Mendag juga mengapresiasi hal yang menarik di Solo. Yakni memiliki tiga pasar yang ramah terhadap warga berkebutuhan khusus atau difabel. Pasar-pasar tersebut yaitu Pasar Gading, Pasar Tanggul, dan Pasar Gilingan.
(ven)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0911 seconds (0.1#10.140)