Antisipasi Defisit Gas, Pertamina Impor LNG dari AS
Kamis, 27 April 2017 - 20:32 WIB

Antisipasi Defisit Gas, Pertamina Impor LNG dari AS
A
A
A
JAKARTA - Direktur Gas, Energi Baru dan Terbarukan PT Pertamina (Persero) Yenny Andayani mengemukakan bahwa demi memenuhi kebutuhan gas di dalam negeri, Pertamina telah melakukan kesepakatan pembelian gas alam cair (liquified natural gas/LNG) dari perusahaan migas asal Amerika Serikat (AS) Exxon Mobile. Kesepakatan tersebut dilakukan bersamaan dengan kedatangan Wakil Presiden AS Mike Pence ke Indonesia beberapa waktu lalu.
Dia mengungkapkan, LNG impor dari Exxon tersebut tidak akan dikirim dan digunakan untuk tahun ini. Impor LNG tersebut adalah untuk menghindari defisit gas yang diperkirakan akan terjadi pasca 2020.
"Kita bukan beli LNG buat bawa 2017. Impor LNG yang kita beli dan masuk nanti sesuai dengan defisit yang kita lihat sesuai prediksi ESDM setelah 2020. Ini langkah antisipasi untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri," katanya di Gedung Kementerian BUMN, Jakarta, Kamis (27/4/2017).
Pertamina sendiri saat ini memiliki beberapa blok minyak dan gas bumi (migas) yang bisa digunakan untuk kebutuhan dalam negeri, seperti Blok Masela dan Blok Natuna. Namun, pihaknya masih menunggu perkembangan selanjutnya dari dua lapangan migas tersebut.
Sementara jika Pertamina mengimpor LNG dari AS, tambah mantan Plt Dirut Pertamina ini, gas yang dikirimkan tidak langsung dari AS. Sebab, Exxon memiliki portfolio volume dan kapasitas di beberapa lapangan di dunia. "Mereka punya portofolio volume dan kapasitas di lokasi di dunia. Itu adalah fleksibilitas yang bisa kita nikmatin," imbuh dia.
Bahkan, Exxon juga memiliki kapasitas di lapangan migas di Papua Nugini. Jadi, ongkos kirimnya pun tidak semahal jika dikirim dari AS. "Kita beli Exxon ada di Papua nugini, di Qatar banyak fasilitas. Kami membeli kargo dari internasional company, volume mereka bukan dari satu production fasilities saja. Ini juga memastikan security of supply terjaga," tandasnya.
Dia mengungkapkan, LNG impor dari Exxon tersebut tidak akan dikirim dan digunakan untuk tahun ini. Impor LNG tersebut adalah untuk menghindari defisit gas yang diperkirakan akan terjadi pasca 2020.
"Kita bukan beli LNG buat bawa 2017. Impor LNG yang kita beli dan masuk nanti sesuai dengan defisit yang kita lihat sesuai prediksi ESDM setelah 2020. Ini langkah antisipasi untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri," katanya di Gedung Kementerian BUMN, Jakarta, Kamis (27/4/2017).
Pertamina sendiri saat ini memiliki beberapa blok minyak dan gas bumi (migas) yang bisa digunakan untuk kebutuhan dalam negeri, seperti Blok Masela dan Blok Natuna. Namun, pihaknya masih menunggu perkembangan selanjutnya dari dua lapangan migas tersebut.
Sementara jika Pertamina mengimpor LNG dari AS, tambah mantan Plt Dirut Pertamina ini, gas yang dikirimkan tidak langsung dari AS. Sebab, Exxon memiliki portfolio volume dan kapasitas di beberapa lapangan di dunia. "Mereka punya portofolio volume dan kapasitas di lokasi di dunia. Itu adalah fleksibilitas yang bisa kita nikmatin," imbuh dia.
Bahkan, Exxon juga memiliki kapasitas di lapangan migas di Papua Nugini. Jadi, ongkos kirimnya pun tidak semahal jika dikirim dari AS. "Kita beli Exxon ada di Papua nugini, di Qatar banyak fasilitas. Kami membeli kargo dari internasional company, volume mereka bukan dari satu production fasilities saja. Ini juga memastikan security of supply terjaga," tandasnya.
(akr)