Ekonomi Inggris Tumbuh Melambat di Awal 2017 Terbebani Sektor Jasa

Jum'at, 28 April 2017 - 17:34 WIB
Ekonomi Inggris Tumbuh...
Ekonomi Inggris Tumbuh Melambat di Awal 2017 Terbebani Sektor Jasa
A A A
LONDON - Perekonomian Inggris hanya mengalami kenaikan 0,3% pada awal 2017, atau tingkat pertumbuhan bergerak melambat sejak tiga bulan pertama 2016 berdasarkan angka resmi. Kantor Statistik Nasional (Office for National Statistics/ONS) mengatakan bahwa periode Januari hingga Maret 2017 melambat karena sektor jasa tenggelam 0,3% dibandingkan 0,8% pada akhir 2016.

Seperti dilansir BBC, Jumat (28/4/2017) pada kuartal terakhir tahun 2016, produk domestik bruto tercatat naik 0,7%. Ekonom memperkirakan pertumbuhan PDB melambat ketika sebagian konsumen menekan pengeluaran mereka untuk menghadapi kenaikan inflasi. "Pesannya jelas, permulaan tahun terlihat laju pertumbuhan paling lemah selama setahun saat kenaikan harga mulai mempengaruhi pengeluaran rumah tangga," Kepala Ekonom IHS Markit Chris Williamson.

Hambatan utama pada industri jasa, telah menyumbang sekitar 78% dari perekonomian Inggris, yang berasal hotel, restoran dan sektor distribusi, yang jatuh sebesar 0,5%. Serta kenaikan harga sepertinya menahan pertumbuhan perdagangan ritel. ONS juga mengatakan bahwa output dalam sektor konstruksi juga menyeret PDB, setelah melonjak 0,2% dalam tiga bulan pertama tahun ini dibandingkan pertumbuhan 1% pada kuartal keempat tahun 2016.

Sementara produksi industri tumbuh sebesar 0,3% sepanjang periode awal tahun ini, ketika manufaktur meningkat sebesar 0,5% berkat industri kendaraan bermotor. Di sisi lain pertumbuhan sektor pertanian menyusut menjadi 0,3% di kuartal I/2017 dibandingkan 1% pada kuartal akhir 2016, lalu. Sektor konsumen telah merasakan tekanan sejak awal 2017, dengan inflasi duduk pada level tertinggi selama lebih dari tiga tahun pada Maret 2,3%.

Borosnya pengeluaran listrik rumah tangga telah mengakibatkan pelemahan penjualan ritel, untuk jadi kejatuhan terbesar dalam tujuh tahun. Kepala Investasi Close Brothers Asset Management Nancy Curtin menerangkan Brexit telah menambah ketidakpastian. "Ketika menjelang pemilihan umum dan negosiasi Brexit, menjadi risiko dalam ekonomi untuk membuat lebih berhati-hati dan ketidakpastian untuk bisnis yang akan berefek kepada investasi dan pekerjaan," paparnya.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0759 seconds (0.1#10.140)