Demi Program Sejuta Rumah, BTN Kejar Pendanaan dari Pasar Modal

Selasa, 02 Mei 2017 - 13:01 WIB
Demi Program Sejuta...
Demi Program Sejuta Rumah, BTN Kejar Pendanaan dari Pasar Modal
A A A
JAKARTA - Total sekuritisasi aset PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) yang dilakukan lewat skema tersebut mencapai Rp7,46 triliun. Sejak tahun 2009 hingga saat ini, BTN telah membukukan sebanyak sepuluh sekuritisasi.

Sebanyak tujuh di antaranya adalah Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset (KIK EBA). Kemudian sisanya adalah EBA-SP demi menyukseskan program sejuta rumah Presiden Joko Widodo (Jokowi). Khusus untuk EBA-SP, penyerapannya mencapai Rp2,2 triliun.

EBA-SP merupakan instrumen hasil sekuritisasi dari tagihan-tagihan kredit pemilikan rumah (KPR) yang kemudian dijual ke publik. Dalam hal ini investor institusi seperti dana pensiun maupun perusahaan asuransi, melalui penawaran umum.

“Sekuritisasi aset dengan skema EBA-SP terus kami tingkatkan untuk mendukung pembiayaan program sejuta rumah karena program ini memerlukan pendanaan cukup besar,” ujar Direktur Keuangan dan Treasury Bank BTN Iman Nugroho Soeko di Jakarta, Selasa (2/5/2017).

Seluruh sekuritisasi tersebut, kata dia, dilakukan dengan menggandeng PT SMF sebagai penerbit, arranger, sekaligus pendukung kredit. Hal ini, menurut Iman, sebagai bentuk sinergi BUMN dalam mendukung program pemerintah. “Keberlanjutan sekuritisasi merupakan upaya Bank BTN mendukung pengembangan pasar pembiayaan sekunder yang digalakkan Pemerintah," katanya.

Labih lanjut dia menjelaskan, Bank BTN yang berperan sebagai kreditur dan penyedia jasa dalam EBA-SP menilai sekuritisasi aset merupakan salah satu upaya untuk memanfaatkan pasar modal sebagai sumber pendanaan. Dia menyebutkan, EBA-SP juga menjadi solusi pendanaan jangka panjang untuk KPR.

Seperti diketahui, perusahaan hari ini mencatatkan EBA-SP 03 di Bursa Efek Indonesia (BEI) senilai Rp1 triliun. “Diversifikasi sumber pendanaan melalui EBA–SP menjadi pilihan untuk menjaga rasio kecukupan modal BTN (capital adequacy ratio/CAR) di rentang 17-19%,” pungkasnya.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0754 seconds (0.1#10.140)