Deflasi Jakarta dan Manado Pengaruhi Inflasi Nasional
A
A
A
JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Jakarta dan Manado sebagai dua kota yang mengalami deflasi, ketika biasanya kerap mencetak inflasi yang dipengaruhi lonjakan harga makanan. Namun April 2017, dua kota ini mengalami deflasi sebesar 0,02% dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) masing-masing sebesar 127,97 dan 128,77 dipengaruhi adanya penurunan harga beberapa komoditas seperti bawang merah dan cabai merah serta tarif angkutan.
"Mereka deflasi meskipun yang terendah. Ini komoditas yang mempengaruhi hampir sama di level nasional ya. Untuk DKI Jakarta terjadi deflasi karena penurunan harga cabai merah, bawang merah, angkutan udara, minyak goreng dan daging sapi," kata Kepala BPS Suhariyanto di Jakarta, Selasa (2/5/2017).
(Baca Juga: Pemerintah Klaim Sukses Kendalikan Inflasi
Untuk Manado, lanjutnya, juga nyaris sama. Namun penurunan harga cabai rawit di manado lebih tajam dibandingkan kota-kota lain. Dia menambahkan penurunan harga juga terjadi pada ikan-ikanan dan jeruk lemon.
"Tapi untuk secara umum, deflasi yang terjadi di DKI dan Manado itulah yang berikan pengaruh ke level nasional. Sehingga inflasi kita tidak terlalu tinggi untuk bulan April," pungkasnya.
Secara nasional, memang terjadi deflasi pada bahan makanan yang sebesar 1,13%. Angka ini ditopang dari harga cabai merah dan rawit sehingga memberi andil deflasi 0,09%. Bawang merah juga mengalami deflasi 0,08% dan beras pun juga mengalami deflasi 0,02%. Sedangkan untuk daging sapi, ikan, telur ayam ras dan minyak goreng, mengalami deflasi juga sebesar 0,01%.
Sementara Inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya sebagian besar indeks kelompok pengeluaran, yaitu: kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau sebesar 0,12 % kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar sebesar 0,93%.
Selanjutnya kelompok sandang sebesar 0,49%, kelompok kesehatan sebesar 0,08%, kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga sebesar 0,03% dan kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,27%. Sedangkan kelompok pengeluaran yang mengalami deflasi, yaitu kelompok bahan makanan 1,13%.
"Mereka deflasi meskipun yang terendah. Ini komoditas yang mempengaruhi hampir sama di level nasional ya. Untuk DKI Jakarta terjadi deflasi karena penurunan harga cabai merah, bawang merah, angkutan udara, minyak goreng dan daging sapi," kata Kepala BPS Suhariyanto di Jakarta, Selasa (2/5/2017).
(Baca Juga: Pemerintah Klaim Sukses Kendalikan Inflasi
Untuk Manado, lanjutnya, juga nyaris sama. Namun penurunan harga cabai rawit di manado lebih tajam dibandingkan kota-kota lain. Dia menambahkan penurunan harga juga terjadi pada ikan-ikanan dan jeruk lemon.
"Tapi untuk secara umum, deflasi yang terjadi di DKI dan Manado itulah yang berikan pengaruh ke level nasional. Sehingga inflasi kita tidak terlalu tinggi untuk bulan April," pungkasnya.
Secara nasional, memang terjadi deflasi pada bahan makanan yang sebesar 1,13%. Angka ini ditopang dari harga cabai merah dan rawit sehingga memberi andil deflasi 0,09%. Bawang merah juga mengalami deflasi 0,08% dan beras pun juga mengalami deflasi 0,02%. Sedangkan untuk daging sapi, ikan, telur ayam ras dan minyak goreng, mengalami deflasi juga sebesar 0,01%.
Sementara Inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya sebagian besar indeks kelompok pengeluaran, yaitu: kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau sebesar 0,12 % kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar sebesar 0,93%.
Selanjutnya kelompok sandang sebesar 0,49%, kelompok kesehatan sebesar 0,08%, kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga sebesar 0,03% dan kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,27%. Sedangkan kelompok pengeluaran yang mengalami deflasi, yaitu kelompok bahan makanan 1,13%.
(akr)