HT: Sistem Ekonomi Harus Diubah Agar Indonesia Maju
A
A
A
JAKARTA - “Sistem ekonomi kita harus diubah agar Indonesia maju,” kata Chairman & CEO MNC Group Hary Tanoesoedibjo (HT) saat menjadi keynote speaker seminar nasional yang diikuti 54 BEM perguruan tinggi keagamaan Islam di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Selasa (2/5/2017)
Dengan tema acara, “Tantangan Indonesia Masa Depan: MEA, Bonus Demografi, dan Kedaulatan Pangan” HT menuturkan pandangannya. Indonesia, kata HT, menghadapi dua kesenjangan secara vertikal kesenjangan kesejahteraan masyarakat dan horizontal kesenjangan pembangunan antar daerah. Hal tersebut terjadi karena Indonesia terlalu cepat menganut kapitalisme, dimana satu aturan berlaku untuk semua.
Sehingga yang sudah mapan maupun yang belum mapan berhadap-hadapan dengan perlakuan yang sama. Akibatnya ekonomi terkonsentrasi pada yang sudah mapan karena lebih siap secara jaringan, modal. “Yang kaya makin kaya, yang tidak mampu ketinggalan,” tegasnya
Selain itu akibat dari kapitalisme pembangunan terkonsentrasi di tempat tertentu. Dari 514 kabupaten/kota kurang dari 10 yang terbangun dengan baik. “Pembangunan harus diarahkan agar merata,” ungkap HT
Sebagai contoh, HT menuturkan di Bali pembangunan hanya terpusat di selatan dan barat. Sementara timur, tengah dan utara tidak terbangun dengan baik. Akibatnnya terjadi kesenjangan, masyarakat di Selatan dan Barat sejahtera sementara daerah yang lain ketinggalan.
“Membangun Indonesia ke depan harus mempersempit kesenjangan kesejahteraan masyarakat dan pembangunan antar daerah,” ungkapnya.
Hal tersebut bisa terjadi bila ada keberpihakan, atau memberikan perlakuan khusus bagi yang ketinggalan. Perlakuan khusus tersebut memberikan kesempatan masyarakat untuk maju lebih cepat. Contohnya petani, “Pastikan petani punya lahan, akses dana murah, berikan pelatihan dan proteksi,” kata HT.
Dengan tema acara, “Tantangan Indonesia Masa Depan: MEA, Bonus Demografi, dan Kedaulatan Pangan” HT menuturkan pandangannya. Indonesia, kata HT, menghadapi dua kesenjangan secara vertikal kesenjangan kesejahteraan masyarakat dan horizontal kesenjangan pembangunan antar daerah. Hal tersebut terjadi karena Indonesia terlalu cepat menganut kapitalisme, dimana satu aturan berlaku untuk semua.
Sehingga yang sudah mapan maupun yang belum mapan berhadap-hadapan dengan perlakuan yang sama. Akibatnya ekonomi terkonsentrasi pada yang sudah mapan karena lebih siap secara jaringan, modal. “Yang kaya makin kaya, yang tidak mampu ketinggalan,” tegasnya
Selain itu akibat dari kapitalisme pembangunan terkonsentrasi di tempat tertentu. Dari 514 kabupaten/kota kurang dari 10 yang terbangun dengan baik. “Pembangunan harus diarahkan agar merata,” ungkap HT
Sebagai contoh, HT menuturkan di Bali pembangunan hanya terpusat di selatan dan barat. Sementara timur, tengah dan utara tidak terbangun dengan baik. Akibatnnya terjadi kesenjangan, masyarakat di Selatan dan Barat sejahtera sementara daerah yang lain ketinggalan.
“Membangun Indonesia ke depan harus mempersempit kesenjangan kesejahteraan masyarakat dan pembangunan antar daerah,” ungkapnya.
Hal tersebut bisa terjadi bila ada keberpihakan, atau memberikan perlakuan khusus bagi yang ketinggalan. Perlakuan khusus tersebut memberikan kesempatan masyarakat untuk maju lebih cepat. Contohnya petani, “Pastikan petani punya lahan, akses dana murah, berikan pelatihan dan proteksi,” kata HT.
(ven)