Sektor Tambang Tumbuh Negatif Pengaruhi Ekonomi Papua
A
A
A
JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, sektor pertambangan menjadi satu-satunya sektor yang pertumbuhannnya negatif dalam struktur pertumbuhan ekonomi kuartal I/2017.
Kepala BPS Kecuk Suhariyanto mengatakan, sektor ini tumbuh negatif, lantaran adanya penurunan produksi harian gas alam, minyak mentah, dan kondesat, termasuk tembaga dan emas dari Freeport Indonesia yang selama kuartal I/2017 yang tidak melakukan kegiatan ekspor.
"Tambang menjadi satu-satunya sektor yang mengalami penurunan atau tumbuh negatif pada kuartal I/2017, sebesar 0,49%," ujarnya di kantor Pusat BPS, Jakarta, Jumat (5/5/2017).
Menurutnya, dengan adanya kenyataan tersebut, jelas memengaruhi pertumbuhan ekonomi Papua. Ini mengingat wilayah tambang Freeport berada di wilayah Gresberg, Papua. "Jadi, ya betul saya bilang bahwa jangan terlalu mengandalkan pertambangan," kata dia.
Untuk diketahui, pertumbuhan ekonomi Maluku dan Papua pada kuartal I/2017 sebesar 4,16% year on year (yoy). Meski demikian, andil wilayah tersebut terhadap perekonomian nasional hanya 2,26% (yoy).
Sementara, pada kuartal IV/2016, pertumbuhan ekonomi Maluku dan Papua tumbuh 14,66% (yoy). Dengan andil terhadap perekonomian nasional sebesar 2,13% (yoy). Dapat disimpulkan dari angka tersebut bahwa pertumbuhan ekonomi Maluku dan Papua mengalami penurunan 10,5% (qtq).
Kepala BPS Kecuk Suhariyanto mengatakan, sektor ini tumbuh negatif, lantaran adanya penurunan produksi harian gas alam, minyak mentah, dan kondesat, termasuk tembaga dan emas dari Freeport Indonesia yang selama kuartal I/2017 yang tidak melakukan kegiatan ekspor.
"Tambang menjadi satu-satunya sektor yang mengalami penurunan atau tumbuh negatif pada kuartal I/2017, sebesar 0,49%," ujarnya di kantor Pusat BPS, Jakarta, Jumat (5/5/2017).
Menurutnya, dengan adanya kenyataan tersebut, jelas memengaruhi pertumbuhan ekonomi Papua. Ini mengingat wilayah tambang Freeport berada di wilayah Gresberg, Papua. "Jadi, ya betul saya bilang bahwa jangan terlalu mengandalkan pertambangan," kata dia.
Untuk diketahui, pertumbuhan ekonomi Maluku dan Papua pada kuartal I/2017 sebesar 4,16% year on year (yoy). Meski demikian, andil wilayah tersebut terhadap perekonomian nasional hanya 2,26% (yoy).
Sementara, pada kuartal IV/2016, pertumbuhan ekonomi Maluku dan Papua tumbuh 14,66% (yoy). Dengan andil terhadap perekonomian nasional sebesar 2,13% (yoy). Dapat disimpulkan dari angka tersebut bahwa pertumbuhan ekonomi Maluku dan Papua mengalami penurunan 10,5% (qtq).
(izz)