Awas Produk Kedaluwarsa Jelang Ramadan
A
A
A
SEMARANG - Produk kedaluwarsa di pasar tradisional mulai marak seperti yang ditemukan oleh Dinas Perdagangan Kota Semarang. Karena itu, masyarakat dihimbau untuk teliti sebelum membeli barang khususnya makanan kemasan, menjelang Ramadan dan Lebaran.
Produk kadaluarsa yang ditemukan di antaranya sarden, susu kaleng, kecap, madu dan beberapa produk kemasan lain. Kepala Dinas Perdagangan Kota Semarang Fajar Purwoto mengatakan, pihaknya akan menggelar operasi rutin selama sebelum dan pada saat Ramadan untuk mengantisipasi dijualnya produk-produk yang sudah tidak layak dikonsumsi atau sudah kadaluarsa.
"Kita sudah melakukan pemeriksaan di beberapa pasar tradisional, dan menemukan sejumlah produk khususnya makanana kemasan yang sudah tidak layak, dan langsung kita amankan. Untuk pedagangnya kita berikan teguran dan membuat surat pernyataan," ungkapnya.
Dia juga menerangkan sudah memerintahkan kepada trantib pasar untuk melakukan pengecekan dan pemantauan setiap hari secara rutin. Fajar menegaskan, Dinas Perdagangan tidak akan segan-segan untuk mencabut izin berdagang para pedagang pasar tradisional yang terbukti menjual produk yang sudah kadaluarsa.
Lebih lanjut dia mengingatkan agar pedagang tidak memanfaatkan momentum Ramadan dan Lebaran untuk berbuat curang dengan menjual barang dagangan yang kedaluwarsa yang bisa merugikan masyatakat.
"Kami akan tegas. Pertama kami akan berikan teguran dan membuat surat pernyataan kalau masih menjual lagi maka akan kami cabut izin berdagangnya, karena perizinan pedagang pasar ada pada kami," tegas dia
Selain mengantisipasi produk yang kedaluwarsa pihaknya juga akan melakukan antisipasi terhadap spekulan atau pedagang-pedagang yang sengaja menimbun barang dagangan untuk mencari keuntungan yang bisa menyebabkan kenaikan harga barang.
"Kapolri sudah menginstruksikan untuk melaporkan pihak-pihak yang sengaja menimbun barang. Maka kami akan melaporkan pihak-pihak yang sengaja melakukan kecurangan. Oleh karena itu kami akan melakukan pengecekan ke gudang-gudangpasar grosir," imbuhnya.
Sementara itu, dalam rangka menstabilkan harga kebutuhan pokok masyarakat (Kepokmas) Dinas Perdagangan juga akan melakukan operasi pasar dengan memantau setiap hari harga-harga kebutuhan pokok. Harga kebutuhan yang perlu diantisipasi kenaikannya di antaranya adalah beras, gula, telur, minyak goreng, daging ayam, daging sapi dan lainnya.
"Kita akan melakukan koordinasi dengan OPD (Organisasi Perangkat Daerah), dari perekonomian, Ketahanan pangan dinas Koperasi UMKM dan lainnya. Untuk pasar murah nanti yang akan melakukan adalah Bulog," tandasnya.
Terpisah Ketua Komisi B DPRD Kota Semarang Agus Riyanto meminta Pemerintah Kota Semarang membentuk tim khusus untuk memantau harga kebutuhan pokok menjelang datangnya Bulan Ramadan. Hal itu perlu dilakukan supaya kenaikan harga yang selalu terjadi setiap kali bulan Ramadan dapat ditekan.
"Kenaikan harga kebutuhan pokok memang sering terjadi, karena meningkatnya permintaan masyarakat. Namun, lonjakan harga harus tetap terkendala sehingga tidak mendorong peningkatan Inflasi yang tinggi," katanya.
Ia juga berharap, Pemerintah bisa menyiapkan dana cadangan untuk menggelar operasi pasar ketika terjadi lonjakam harga yang tidak terkendali. "Pemantauan harga harus dilakukan setiap hari, supaya bisa dilakukan tindakan yang cepat. Kalau perlu jangan sampai menunggu ada laporan dari masyarakat baru bertindak," ucapnya.
Produk kadaluarsa yang ditemukan di antaranya sarden, susu kaleng, kecap, madu dan beberapa produk kemasan lain. Kepala Dinas Perdagangan Kota Semarang Fajar Purwoto mengatakan, pihaknya akan menggelar operasi rutin selama sebelum dan pada saat Ramadan untuk mengantisipasi dijualnya produk-produk yang sudah tidak layak dikonsumsi atau sudah kadaluarsa.
"Kita sudah melakukan pemeriksaan di beberapa pasar tradisional, dan menemukan sejumlah produk khususnya makanana kemasan yang sudah tidak layak, dan langsung kita amankan. Untuk pedagangnya kita berikan teguran dan membuat surat pernyataan," ungkapnya.
Dia juga menerangkan sudah memerintahkan kepada trantib pasar untuk melakukan pengecekan dan pemantauan setiap hari secara rutin. Fajar menegaskan, Dinas Perdagangan tidak akan segan-segan untuk mencabut izin berdagang para pedagang pasar tradisional yang terbukti menjual produk yang sudah kadaluarsa.
Lebih lanjut dia mengingatkan agar pedagang tidak memanfaatkan momentum Ramadan dan Lebaran untuk berbuat curang dengan menjual barang dagangan yang kedaluwarsa yang bisa merugikan masyatakat.
"Kami akan tegas. Pertama kami akan berikan teguran dan membuat surat pernyataan kalau masih menjual lagi maka akan kami cabut izin berdagangnya, karena perizinan pedagang pasar ada pada kami," tegas dia
Selain mengantisipasi produk yang kedaluwarsa pihaknya juga akan melakukan antisipasi terhadap spekulan atau pedagang-pedagang yang sengaja menimbun barang dagangan untuk mencari keuntungan yang bisa menyebabkan kenaikan harga barang.
"Kapolri sudah menginstruksikan untuk melaporkan pihak-pihak yang sengaja menimbun barang. Maka kami akan melaporkan pihak-pihak yang sengaja melakukan kecurangan. Oleh karena itu kami akan melakukan pengecekan ke gudang-gudangpasar grosir," imbuhnya.
Sementara itu, dalam rangka menstabilkan harga kebutuhan pokok masyarakat (Kepokmas) Dinas Perdagangan juga akan melakukan operasi pasar dengan memantau setiap hari harga-harga kebutuhan pokok. Harga kebutuhan yang perlu diantisipasi kenaikannya di antaranya adalah beras, gula, telur, minyak goreng, daging ayam, daging sapi dan lainnya.
"Kita akan melakukan koordinasi dengan OPD (Organisasi Perangkat Daerah), dari perekonomian, Ketahanan pangan dinas Koperasi UMKM dan lainnya. Untuk pasar murah nanti yang akan melakukan adalah Bulog," tandasnya.
Terpisah Ketua Komisi B DPRD Kota Semarang Agus Riyanto meminta Pemerintah Kota Semarang membentuk tim khusus untuk memantau harga kebutuhan pokok menjelang datangnya Bulan Ramadan. Hal itu perlu dilakukan supaya kenaikan harga yang selalu terjadi setiap kali bulan Ramadan dapat ditekan.
"Kenaikan harga kebutuhan pokok memang sering terjadi, karena meningkatnya permintaan masyarakat. Namun, lonjakan harga harus tetap terkendala sehingga tidak mendorong peningkatan Inflasi yang tinggi," katanya.
Ia juga berharap, Pemerintah bisa menyiapkan dana cadangan untuk menggelar operasi pasar ketika terjadi lonjakam harga yang tidak terkendali. "Pemantauan harga harus dilakukan setiap hari, supaya bisa dilakukan tindakan yang cepat. Kalau perlu jangan sampai menunggu ada laporan dari masyarakat baru bertindak," ucapnya.
(akr)