HT: Dua Dimensi Kesenjangan Sosial Harus Segera Diselesaikan
A
A
A
JAKARTA - Tingginya angka kemiskinan, ketimpangan dan pengangguran masih menjadi pekerjaan besar Indonesia. Pasalnya, upaya menurunkan angka tersebut masih belum sesuai dengan harapan, meski berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik (BPS), angka kemiskinan di Indonesia mengalami penurunan per September 2016.
Menurut catatan BPS, jumlah penduduk miskin di Indonesia mencapai 27,76 juta jiwa atau turun dibanding periode Maret lalu sebesar 28,01 juta jiwa. Sedangkan, tingkat ketimpangan atau gini ratio dari 0,397 pada Maret 2016 menjadi 0,394 pada September 2016. Ketua Umum Partai Perindo Hary Tanoesoedibjo (HT) mengatakan, kesenjangan kesejahteraan dan pembangunan makin lebar akibat kapitalisme.
Untuk itu, harus ada aksi nyata dalam menurunkan angka kemiskinan hingga ketimpangan sesuai target yang diinginkan. "Ada dua dimensi kesenjangan sosial vertikal dan horizontal. Vertikal adalah kesenjangan kesejahteraan di masyarakat dan horizontal yang kesenjangan pembangunan antardaerah," tegas HT.
HT menambahkan, strategi pembangunan ekonomi harus diubah agar Indonesia bisa segera menjadi negara maju. Tanpa mengubah strategi Indonesia akan berputar putar terus sebagai negara berkembang. "Kebijakan pro bisnis dan pro rakyat harus seimbang. Lapangan kerja tumbuh dan rakyat dibangun dengan keberpihakan,” jelasnya.
Menurutnya perlu kebijakan khusus untuk membangun masyarakat di daerah agar bisa naik kelas. "Harus ada keberpihakan kepada rakyat. Misalnya, usaha kecil tidak punya modal bisa dapat dana murah, dilatih dan dilindungi,” tegas HT.
Menurut catatan BPS, jumlah penduduk miskin di Indonesia mencapai 27,76 juta jiwa atau turun dibanding periode Maret lalu sebesar 28,01 juta jiwa. Sedangkan, tingkat ketimpangan atau gini ratio dari 0,397 pada Maret 2016 menjadi 0,394 pada September 2016. Ketua Umum Partai Perindo Hary Tanoesoedibjo (HT) mengatakan, kesenjangan kesejahteraan dan pembangunan makin lebar akibat kapitalisme.
Untuk itu, harus ada aksi nyata dalam menurunkan angka kemiskinan hingga ketimpangan sesuai target yang diinginkan. "Ada dua dimensi kesenjangan sosial vertikal dan horizontal. Vertikal adalah kesenjangan kesejahteraan di masyarakat dan horizontal yang kesenjangan pembangunan antardaerah," tegas HT.
HT menambahkan, strategi pembangunan ekonomi harus diubah agar Indonesia bisa segera menjadi negara maju. Tanpa mengubah strategi Indonesia akan berputar putar terus sebagai negara berkembang. "Kebijakan pro bisnis dan pro rakyat harus seimbang. Lapangan kerja tumbuh dan rakyat dibangun dengan keberpihakan,” jelasnya.
Menurutnya perlu kebijakan khusus untuk membangun masyarakat di daerah agar bisa naik kelas. "Harus ada keberpihakan kepada rakyat. Misalnya, usaha kecil tidak punya modal bisa dapat dana murah, dilatih dan dilindungi,” tegas HT.
(akr)