Pemerintah Minta Kenaikan Elpiji 3 Kg Dikaji Ulang

Rabu, 24 Mei 2017 - 06:11 WIB
Pemerintah Minta Kenaikan Elpiji 3 Kg Dikaji Ulang
Pemerintah Minta Kenaikan Elpiji 3 Kg Dikaji Ulang
A A A
PALEMBANG - Kenaikan harga elpiji 3 kilogram yang direncanakan berlangsung setelah Idul Fitri hendaknya dihitung ulang. Pemerintah menilai kenaikkan harga elpiji subsidi harus mempertimbangkan kondisi ekonomi masyarakat.

Asisten Gubernur Sumatra Selatan Bidang Perekonomian, Yohanes Toruan mengatakan kenaikan harga elpiji 3 kg di Provinsi Sumsel hendaknya dihitung dengan mempertimbangkan jumlah masyarakat dalam katagori pra sejahtera, dan meningkatnya harga sembako saat ini.

Pemerintah Provinsi Sumsel masih mempertimbangkan efek lainnya atas kenaikan harga elpiji yang dominan digunakan masyarakat di Bumi Sriwijaya.

“Harusnya ada pertimbangan matang. Hitung inflasi, jumlah masyarakat miskin hingga efek bagi harga kebutuhan lain, seperti sembako atau harga elpiji non subsidi,” ujar Yohanes, Selasa (23/5/2017).

Kenaikan harga elpiji diusulkan Hiswana Migas kepada Pemerintah Sumsel pada Senin (22/5). Dalam rapat yang berlangsung di ruang Sekda itu, Seketaris Hiswana Migas Nina Hikmah mengatakan usulan kenaikan elpiji 3 kg disesuaikan dengan peningkatan kebutuhan masyarakat dewasa ini. Sejak tahun 2014 lalu, harga eceran terendah epiji 3 kg, Rp14.800.

“Harga sembako kian naik, beriringan dengan itu maka kami juga mengajukan usulan kenaikan. Sejak tahun 2014, harga belum mengalami kenaikan. Tadi usulan kenaikannya Rp16.000 per tabung,” katanya.

Diterangkan dia, kenaikan harga elpiji 3 kg masih dalam pembahasan. Pihaknya bersama dengan pemerintah masih akan melakukan pembahasan lebih mendalam.

Pembahasan kenaikan harga gas elpiji direncanakan setelah Idul Fitri mendatang. “Sebelum Idul Fitri ini, belum akan naik. Baru setelah Idul Fitri, maka akan dibahas lagi,” kata Nina.

Pembahasan kenaikan harga elpiji 3 kg juga disesuaikan dengan kemampuan masyarakat daerah. Menurut ia, harga elpiji dengan harga terendah berlaku di pangkalan. Setelah elpiji dijual tidak lagi di pangkalan, maka harganya sulit diawasi. “Pengawasan harga terendah berlaku di pangkalan, selebihnya harga naik sulit diawasi,” sambung ia.

Menjelang Idul Fitri ini, pihaknya mengupayakan stok elpiji 3 kg masih akan aman. Mengingat, Hiswana Migas menargetkan pembangunan pangkalan di setiap kelurahan. Hal ini akan mendorong stok epiji masih akan tersedia bagi masyarakat hingga ke pelosok.

“Masyarakat cenderung mengalami panic buying sebagai jawaban kebutuhan menjelang Idul Fitri. Karena itu, stok elpiji memang harus tersedia dan bagi pangkalan yang bermasalah, terus dilakukan pengawasan,” terang Nina.
(ven)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8977 seconds (0.1#10.140)