Jual Sembako, Transjakarta Sebut Tak Saingi Warung Kecil
A
A
A
JAKARTA - Penjualan sembako pada 23 titik halte busway Transjakarta atau yang disebut Sembako On Shelter (SOS) sejak Jumat lalu untuk menyambut bulan ramadan, ditegaskan bukan untuk menyaingi warung-warung kecil yang biasa berjualan sembako. Adapun seperti diketahui, kegiatan SOS ini, hanya fokus kepada beberapa komoditas seperti terigu, beras, gula dan minyak goreng.
Direktur Utama PT Transjakarta Budi Kaliwono menambahkan bahwa Transjakarta menjual sembako dengan harga eceran tertinggi (HET) seperti yang dikeluarkan Kementerian Perdagangan (Kemendag) untuk tiga bahan pokok yakni gula pasir dipatok Rp 12.500 per kilogram, minyak goreng kemasan sederhana seharga Rp 11.000 per liter dan daging sapi beku Rp 80.000 per kilogram. Sehingga, menurutnya masih tetap bisa membeli di warung yang harganya lebih murah.
"Karena niat kita di sini, bukan mencari target untung, tapi membantu pemerintah khususnya pemerintah DKI untuk menjaga ketahanan pangan selama bulan puasa. Kita juga pasang HET, jadi tidak ada kekahwatiran akan menggangu pedagang yang di warung," tegasnya di Jakarta, Jumat (28/5/2017).
Lebih lanjut dia menginginkan, masyarakat yang terbiasa naik busway, dipermudah aksesnya untuk membeli bahan-bahan pokok atau sembako, ketika mereka tidak sempat ke pasar atau supermarket, untuk membeli kebutuhan tersebut. "Ini win win solution yang positif menurut saya. Karena langkah ini akan mempermudah masyarakat kita dalam mendapatkan kebutuhan pokok," kata dia.
Saat ini, kegiatan SOS sendiri ditargetkan berada di 50 titik halte busway yang banyak dilalui masyarakat dan tempatnya memungkinkan. Saat ini, sejak Jumat lalu diadakan SOS, sudah ada 23 halte busway yang terlibat dalam penjualannya.
Direktur Utama PT Transjakarta Budi Kaliwono menambahkan bahwa Transjakarta menjual sembako dengan harga eceran tertinggi (HET) seperti yang dikeluarkan Kementerian Perdagangan (Kemendag) untuk tiga bahan pokok yakni gula pasir dipatok Rp 12.500 per kilogram, minyak goreng kemasan sederhana seharga Rp 11.000 per liter dan daging sapi beku Rp 80.000 per kilogram. Sehingga, menurutnya masih tetap bisa membeli di warung yang harganya lebih murah.
"Karena niat kita di sini, bukan mencari target untung, tapi membantu pemerintah khususnya pemerintah DKI untuk menjaga ketahanan pangan selama bulan puasa. Kita juga pasang HET, jadi tidak ada kekahwatiran akan menggangu pedagang yang di warung," tegasnya di Jakarta, Jumat (28/5/2017).
Lebih lanjut dia menginginkan, masyarakat yang terbiasa naik busway, dipermudah aksesnya untuk membeli bahan-bahan pokok atau sembako, ketika mereka tidak sempat ke pasar atau supermarket, untuk membeli kebutuhan tersebut. "Ini win win solution yang positif menurut saya. Karena langkah ini akan mempermudah masyarakat kita dalam mendapatkan kebutuhan pokok," kata dia.
Saat ini, kegiatan SOS sendiri ditargetkan berada di 50 titik halte busway yang banyak dilalui masyarakat dan tempatnya memungkinkan. Saat ini, sejak Jumat lalu diadakan SOS, sudah ada 23 halte busway yang terlibat dalam penjualannya.
(akr)