Miskin Sentimen Positif, IHSG dan Bursa Asia Pulang ke Zona Negatif

Senin, 29 Mei 2017 - 16:33 WIB
Miskin Sentimen Positif,...
Miskin Sentimen Positif, IHSG dan Bursa Asia Pulang ke Zona Negatif
A A A
JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada penutupan perdagangan Senin (29/5/2017) berakhir ke zona negatif. Indeks ditutup turun 4,48 poin atau 0,08% ke 5.712,33.

Memerahnya indeks terlihat sejak sesi I perdagangan, dimana IHSG turun 11,10 poin atau 0,19% ke 5.705,72. Pada pembukaan pagi tadi, indeks menguat 11,99 poin atau 0,21% ke 5.728,81.

Sepanjang hari ini, indeks diperdagangkan di level 5.703,46-5.730,84. Dari 465 saham yang diperdagangkan, 177 melemah, 122 stagnan, dan 166 menguat.

Mayoritas sektor saham berakhir di zona merah, dengan saham infrastruktur memimpin pelemahan dengan turun 1,07%. Disusul sektor properti minus 0,60%. Kenaikan besar terjadi pada sektor keuangan dengan naik 0,76%.

Nilai transaksi saham mencapai Rp11,5 triliun dari 34,62 miliar saham yang diperdagangkan. Transaksi bersih asing minus Rp6,46 triliun, dimana asing tampak jor-joran melakukan aski jual Rp8,43 triliun, sementara aksi beli asing hanya Rp1,96 triliun.

Miskinnya sentimen positif membuat indeks hari ini ditutup ke zona negatif. Begitu pula dengan pasar di Asia. Libur Memorial Day di Amerika Serikat, libur awal musim semi di Inggris dan libur umum di China, membuat beberapa pasar di Asia berakhir melemah.

Melansir CNBC, Senin (29/5), indeks Nikkei 225 Jepang ditutup turun 0,02% atau 4,27 poin ke 19.682,57. Kospi Korea Selatan turun 0,1% atau 2,33 poin ke 2.352,97, setelah enam sesi menguat berturut-turut.

ASX 200 Australia melemah setelah awal perdagangan nyaris datar. ASX 200 berkurang 0,77% atau 44,56 poin ke 5.707,1. Penurunan ini didorong oleh sektor saham keuangan yang anjlok 1,41%.

Hal kontras terjadi pada indeks Hang Seng Hong Kong yang justru ditutup menguat 0,16%. Dengan beberapa pasar besar tutup hari ini, perdagangan nyaris turun," ujar Kepala Strategi Pasar Saham CMC Markets Michael McCarthy. Investor dan pedagang hanya membaca ekonomi terbesar di dunia, seperti data ekonomi AS, China, dan produksi industri di Jepang, yang akan dirilis pekan ini.
(ven)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8598 seconds (0.1#10.140)