Sri Mulyani Ceritakan Pengalaman Puasa 16 Jam di AS
Sri Mulyani Ceritakan Pengalaman Puasa 16 Jam di AS
A
A
A
JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menceritakan pengalamannya menunaikan ibadah puasa di Amerika Serikat (AS) beberapa waktu lalu. Seperti diketahui Sri Mulyani sempat menetap di Negeri Paman Sam -julukan AS- saat menjabat sebagai Direktur Pelaksana Bank Dunia.
Ibu dari tiga anak ini mengatakan saat di AS, dirinya berpuasa selama 16,5 jam berbeda dengan di Tanah Air yang hanya 13 Jam. "Ya, di sana puasa 16,5 jam. Sampai jam setengah 9 (berbuka puasanya)," kata dia di Jakarta, Kamis (1/6/2017)
Sri Mulyani mengaku, dengan waktu puasa yang sedemikian panjang, waktu istirahat pun semakin sedikit. Bahkan ketika tiba waktu buka puasa, wanita yang selalu berpotongan rambut pendek ini, menerangkan kerap masih sibuk bekerja. "Ya saya tidurnya sedikit banget dan kerjanya seperti biasa di sana kan, jadi kadang waktu buka masih kerja," imbuhnya.
Lebih lanjut dia pun membandingkan rasanya puasa di AS dengan di Indonesia. Menurutnya, lebih nyaman puasa di tanah kelahirannya sendiri, selain juga karena mayoritas penduduknya adalah umat muslim.
"Di sini lumayan lah mayoritas puasa, kalau dari sisi tekanan atau suasana jauh menyenangkan di sini. Kalau sahur sudah dengerin tv nya ya. Tapi kalau di AS mana ada tv soal sahur. Di sini juga kita tahu ada break nya, jadi bisa jalankan (puasa) secara khusyu. Ya lebih tenang ya," pungkasnya.
Ibu dari tiga anak ini mengatakan saat di AS, dirinya berpuasa selama 16,5 jam berbeda dengan di Tanah Air yang hanya 13 Jam. "Ya, di sana puasa 16,5 jam. Sampai jam setengah 9 (berbuka puasanya)," kata dia di Jakarta, Kamis (1/6/2017)
Sri Mulyani mengaku, dengan waktu puasa yang sedemikian panjang, waktu istirahat pun semakin sedikit. Bahkan ketika tiba waktu buka puasa, wanita yang selalu berpotongan rambut pendek ini, menerangkan kerap masih sibuk bekerja. "Ya saya tidurnya sedikit banget dan kerjanya seperti biasa di sana kan, jadi kadang waktu buka masih kerja," imbuhnya.
Lebih lanjut dia pun membandingkan rasanya puasa di AS dengan di Indonesia. Menurutnya, lebih nyaman puasa di tanah kelahirannya sendiri, selain juga karena mayoritas penduduknya adalah umat muslim.
"Di sini lumayan lah mayoritas puasa, kalau dari sisi tekanan atau suasana jauh menyenangkan di sini. Kalau sahur sudah dengerin tv nya ya. Tapi kalau di AS mana ada tv soal sahur. Di sini juga kita tahu ada break nya, jadi bisa jalankan (puasa) secara khusyu. Ya lebih tenang ya," pungkasnya.
(akr)
Explore More