Operasi Pasar Bawang Putih Diserbu Warga
A
A
A
SOLO - Pemerintah menggelar operasi pasar (OP) guna mengatasi kenaikan harga bawang putih di Kota Solo. Sebanyak 58 ton bawang putih jenis sinco digelontorkan melalui OP yang berlangsung di Pasar Legi dan Pasar Gede.
OP bawang putih jenis sinco disambut antusias para pembeli karena bawang putih impor dari China tersebut hanya Rp25.000/kg. Atau lebih murah dibanding dengan jenis kating yang mencapai Rp40.000/kg.
“Biasanya saya hanya beli Rp5 ribu untuk dipakai memasak setiap hari. Namun karena lebih murah saya beli satu kilogram,” ucap Hadi Subroto, warga Kelurahan Mojosongo, Jebres saat usai membeli bawang putih dari OP di Pasar Gede, Selasa (6/6/2017).
Meski lebih murah, namun pembeli menilai kualitasnya masih kalah dengan bawang putih jenis kating. “Kalau untuk bumbu masakan lebih bagus yang kering karena satu biji cukup. Yang ini lebih basah (bawang sinco), sehingga butuh dua biji,” timpal Ny Paryanto, pembeli lainnya.
Staf Khusus Menteri Perdagangan Bidang Hubungan Antar Lembaga dan Peningkatan Sarana Perdagangan, Kementrian Perdagangan (Kemendag) Eva Yuliana mengatakan, pemerintah menggelar operasi pasar bawang putih, lantaran harga di pasaran masih relatif tinggi.
“OP yang digelar di Solo dilakukan di Pasar Legi dan Pasar Gede karena pedagang eceran biasanya membeli di kedua pasar,” tandas Eva Yuliana.
Hasil OP di kedua pasar akan dievaluasi apakah hasilnya sudah merata. Jika belum berdampak terhadap penurunan harga, dia menerangkan OP akan terus dilakukan di sejumlah pasar di Solo dan kabupaten lain di sekitarnya. Mengenai harga bawang putih jenis kating lebih mahal, hal itu disebabkan karena periode panennya lebih lambat dibanding bawang sinco.
Dia menjamin rasa bawang jenis sinco dan kating tak jauh berbeda. Mengenai bawang OP kondisinya basah, hal itu disebabkan karena pendingin saat dalam kontainer. Jika tidak diberi pendingin, bawang impor dari negeri tirai bambu tersebut akan cepat busuk karena lembab. Selain masyarakat umum, pedagang eceran juga diperkenankan membeli dalam jumlah banyak atau karungan.
OP bawang putih jenis sinco disambut antusias para pembeli karena bawang putih impor dari China tersebut hanya Rp25.000/kg. Atau lebih murah dibanding dengan jenis kating yang mencapai Rp40.000/kg.
“Biasanya saya hanya beli Rp5 ribu untuk dipakai memasak setiap hari. Namun karena lebih murah saya beli satu kilogram,” ucap Hadi Subroto, warga Kelurahan Mojosongo, Jebres saat usai membeli bawang putih dari OP di Pasar Gede, Selasa (6/6/2017).
Meski lebih murah, namun pembeli menilai kualitasnya masih kalah dengan bawang putih jenis kating. “Kalau untuk bumbu masakan lebih bagus yang kering karena satu biji cukup. Yang ini lebih basah (bawang sinco), sehingga butuh dua biji,” timpal Ny Paryanto, pembeli lainnya.
Staf Khusus Menteri Perdagangan Bidang Hubungan Antar Lembaga dan Peningkatan Sarana Perdagangan, Kementrian Perdagangan (Kemendag) Eva Yuliana mengatakan, pemerintah menggelar operasi pasar bawang putih, lantaran harga di pasaran masih relatif tinggi.
“OP yang digelar di Solo dilakukan di Pasar Legi dan Pasar Gede karena pedagang eceran biasanya membeli di kedua pasar,” tandas Eva Yuliana.
Hasil OP di kedua pasar akan dievaluasi apakah hasilnya sudah merata. Jika belum berdampak terhadap penurunan harga, dia menerangkan OP akan terus dilakukan di sejumlah pasar di Solo dan kabupaten lain di sekitarnya. Mengenai harga bawang putih jenis kating lebih mahal, hal itu disebabkan karena periode panennya lebih lambat dibanding bawang sinco.
Dia menjamin rasa bawang jenis sinco dan kating tak jauh berbeda. Mengenai bawang OP kondisinya basah, hal itu disebabkan karena pendingin saat dalam kontainer. Jika tidak diberi pendingin, bawang impor dari negeri tirai bambu tersebut akan cepat busuk karena lembab. Selain masyarakat umum, pedagang eceran juga diperkenankan membeli dalam jumlah banyak atau karungan.
(akr)