ASPPHAMI Ingin Tingkatkan Teknologi Mutakhir Pengendalian Hama
A
A
A
JAKARTA - Asosiasi Perusahaan Pengendalian Hama Indonesia (ASPPHAMI) menilai kesadaran dan pendidikan masyarakat terkait dampak hama permukiman yang membahayakan kehidupan manusia masih minim, baik di lingkup dunia maupun Indonesia.
Para pelaku usaha pengendalian hama di seluruh Indonesia juga diharapkan lebih profesional di bidangnya dengan mengikuti perkembangan inovasi teknologi terkini pengendalian hama.
Hal tersebut diungkapkan Ketua Umum ASPPHAMI, Boyke Arie Pahlevi dalam peluncuran dan hari lahirnya “World Pest Day” atau “Hari Hama Sedunia” pada 6 Juni 2017 di Beijing, China.
Peluncuran Hari Hama Sedunia ini dihadiri 300 peserta, terdiri dari asosiasi perusahaan pengendalian hama seluruh dunia, industri, pemerintah, perusahaan multinasional, lembaga dunia dan akademisi.
“Asosiasi perusahaan pengendalian hama seluruh dunia bersepakat meningkatkan kesadaran masyarakat tentang dampak hama permukiman dan bertindak sebagai satu kekuatan kohesif untuk mencegah krisis kesehatan masyarakat yang disebabkan oleh hama,” kata Boyke dalam keterangan resmi kepada SINDOnews, Selasa (6/6/2017).
Menurutnya, peluncuran Hari Hama Sedunia ini merupakan momentum untuk menekan permasalahan penyakit menular yang disebabkan oleh vektor penyakit di Indonesia. Pasalnya, penyakit menular yang disebabkan vektor penyakit di Indonesia masih sangat tinggi, baik itu yang disebabkan nyamuk, lalat, tikus, dan kecoa. Bahkan penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) masih menjadi masalah laten sejak dari tahun 1968.
“Vektor penyakit di Indonesia masih tinggi, tentunya ASPPHAMI akan terus berbenah diri untuk mempersiapkan anggota kita, para pelaku usaha pengendalian hama di seluruh Indonesia agar mengikuti perkembangan inovasi teknologi,” ungkap Boyke.
Selepas Hari Hama Sedunia, dalam waktu dekat pihaknya sedang mempersiapkan Pest Academy 2017, yakni konferensi dan pameran internasional pengendalian hama yang akan digelar 18-20 Oktober 2017 di Balai Kartini, Jakarta.
Menurut Boyke, semua pemangku kepentingan dalam industri pengendalian hama di Indonesia akan berkumpul dalam Pest Academy, seperti profesional pengendalian hama, pemasok bahan kimia dan peralatan, peneliti, akademisi, pejabat pemerintah dan delegasi lainnya untuk berbagi temuan penelitian terbaru, teknologi terbarukan dan saling bertukar pengalaman.
“Kita akan melibatkan para pembicara dan peserta dari Amerika, Jepang, Jerman, Australia, China dan lainnya,” tambah dia.
Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan, Muhamad Subuh menilai, perkembangan industri pengendalian hama di Indonesia saat ini sudah cukup baik. Pelaku usaha pengendalian hama di Indonesia sudah menjalankan konsep metode pengendalian hama terkini yang disebut dengan Integrated Pest Management (IPM).
“Sebagian besar pelaku industri pengendalian hama sudah menerapkan IPM yang mengedepankan pengendalian hama secara terpadu dengan penggunaan pestisida sebagai alternatif terakhir,” ungkap dia.
Tak hanya itu, menurutnya SDM yang terlibat dalam industri pengendalian hama di Indonesia sudah kompeten dan menggunakan peralatan yang ramah lingkungan. Pemerintah, kata dia, menyatakan dukungannya terhadap pelaksanaan Pest Academy untuk pengendalian vektor penyakit di Indonesia dengan penggunaan teknologi-teknologi mutakhir.
“Kami mendukung Pest Academy 2017. Ini merupakan wadah untuk memperluas pengetahuan dan perkembangan terbaru dalam industri pengendalian hama yang lebih aman. Ini adalah kesempatan besar untuk saling berbagi inovasi teknologi diantara negara-negara serta para pelaku industri pengendalian hama,” pungkas Subuh.
Para pelaku usaha pengendalian hama di seluruh Indonesia juga diharapkan lebih profesional di bidangnya dengan mengikuti perkembangan inovasi teknologi terkini pengendalian hama.
Hal tersebut diungkapkan Ketua Umum ASPPHAMI, Boyke Arie Pahlevi dalam peluncuran dan hari lahirnya “World Pest Day” atau “Hari Hama Sedunia” pada 6 Juni 2017 di Beijing, China.
Peluncuran Hari Hama Sedunia ini dihadiri 300 peserta, terdiri dari asosiasi perusahaan pengendalian hama seluruh dunia, industri, pemerintah, perusahaan multinasional, lembaga dunia dan akademisi.
“Asosiasi perusahaan pengendalian hama seluruh dunia bersepakat meningkatkan kesadaran masyarakat tentang dampak hama permukiman dan bertindak sebagai satu kekuatan kohesif untuk mencegah krisis kesehatan masyarakat yang disebabkan oleh hama,” kata Boyke dalam keterangan resmi kepada SINDOnews, Selasa (6/6/2017).
Menurutnya, peluncuran Hari Hama Sedunia ini merupakan momentum untuk menekan permasalahan penyakit menular yang disebabkan oleh vektor penyakit di Indonesia. Pasalnya, penyakit menular yang disebabkan vektor penyakit di Indonesia masih sangat tinggi, baik itu yang disebabkan nyamuk, lalat, tikus, dan kecoa. Bahkan penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) masih menjadi masalah laten sejak dari tahun 1968.
“Vektor penyakit di Indonesia masih tinggi, tentunya ASPPHAMI akan terus berbenah diri untuk mempersiapkan anggota kita, para pelaku usaha pengendalian hama di seluruh Indonesia agar mengikuti perkembangan inovasi teknologi,” ungkap Boyke.
Selepas Hari Hama Sedunia, dalam waktu dekat pihaknya sedang mempersiapkan Pest Academy 2017, yakni konferensi dan pameran internasional pengendalian hama yang akan digelar 18-20 Oktober 2017 di Balai Kartini, Jakarta.
Menurut Boyke, semua pemangku kepentingan dalam industri pengendalian hama di Indonesia akan berkumpul dalam Pest Academy, seperti profesional pengendalian hama, pemasok bahan kimia dan peralatan, peneliti, akademisi, pejabat pemerintah dan delegasi lainnya untuk berbagi temuan penelitian terbaru, teknologi terbarukan dan saling bertukar pengalaman.
“Kita akan melibatkan para pembicara dan peserta dari Amerika, Jepang, Jerman, Australia, China dan lainnya,” tambah dia.
Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan, Muhamad Subuh menilai, perkembangan industri pengendalian hama di Indonesia saat ini sudah cukup baik. Pelaku usaha pengendalian hama di Indonesia sudah menjalankan konsep metode pengendalian hama terkini yang disebut dengan Integrated Pest Management (IPM).
“Sebagian besar pelaku industri pengendalian hama sudah menerapkan IPM yang mengedepankan pengendalian hama secara terpadu dengan penggunaan pestisida sebagai alternatif terakhir,” ungkap dia.
Tak hanya itu, menurutnya SDM yang terlibat dalam industri pengendalian hama di Indonesia sudah kompeten dan menggunakan peralatan yang ramah lingkungan. Pemerintah, kata dia, menyatakan dukungannya terhadap pelaksanaan Pest Academy untuk pengendalian vektor penyakit di Indonesia dengan penggunaan teknologi-teknologi mutakhir.
“Kami mendukung Pest Academy 2017. Ini merupakan wadah untuk memperluas pengetahuan dan perkembangan terbaru dalam industri pengendalian hama yang lebih aman. Ini adalah kesempatan besar untuk saling berbagi inovasi teknologi diantara negara-negara serta para pelaku industri pengendalian hama,” pungkas Subuh.
(ven)