Bandarudara Internasional Jabar Terima Suntikan Modal Rp906 M
A
A
A
BANDUNG - PT Bandarudara Internasional Jawa Barat (BIJB) menerima suntikan modal sebesar Rp906 miliar dari tujuh bank syariah yang tergabung dalam Sindikasi Perbankan Syariah, untuk membiayai pembangunan Bandarudara Internasional Jawa Barat (BIJB) di Kertajati, Kabupaten Majalengka. Ketujuh bank syariah pemberi modal tersebut, yakni Bank Jateng Syariah, Bank Sumut Syariah, Bank Kalbar Syariah, Bank Sulbar Syariah, Bank Jambi Syariah, Bank Kalsel Syariah, serta Bank bjb Syariah.
Penandatanganan akad pembiayaan pembangunan BIJB antara PT BIJB dan Sindikasi Perbankan Syariah yang digelar di Aula Barat Gedung Sate, Kota Bandung, disaksikan langsung Gubernur Jabar Ahmad Heryawan. "BIJB kan membutuhkan biaya cukup besar, kira-kira masih kurang biaya Rp1,4 triliun, kurang lebihnya. Nah kemudian itu dipenuhi oleh Sindikat Perbankan Daerah Syariah Rp906 miliar, jadi kurangnya kira-kira Rp500 miliaran lagi," ungkap Gubernur seusai penandatanganan akad.
Gubernur yang akrab disapa Aher itu meyakinkan, suntikan modal tersebut akan digunakan secara proporsional sebagai upaya untuk mempercepat pembangunan BIJB. "Sambil dana yang ada digunakan terus, sambil menunggu dana yang baru karena tentu harus tuntas seluruhnya, untuk menyelesaikan semua sisi darat yang dibangun oleh PT BIJB," terang Aher.
Untuk diketahui, pembangunan BIJB sudah dimulai sejak 2013 lalu dengan pembangunan sisi udara yang dilakukan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) pasca pembebasan lahan oleh Pemprov Jabar. Sementara untuk pembangunan sisi daratnya, Pemprov Jabar membentuk PT BIJB.
Sementara itu, Direktur Utama PT BIJB Virda Dimas Ekaputra mengatakan, sebagai perusahaan yang baru berusia 2 tahun 7 bulan, PT BIJB akan segera menyiapkan infrastruktur perusahaan dan melaksanakan pembangunan bandara. "Pembangunan (sisi darat) sudah dimulai Desember 2015 dan kontruksi rencananya akan diselesaikan pada Desember 2017 mendatang," ujar Virda.
Dia menerangkan, pembangunan sisi darat BIJB terbagi ke dalam tiga paket. Paket pertama, yakni pekerjaan Infrastruktur, grading jalan, dan simpang susun yang dilaksanakan oleh PT Adhi Karya dengan progres saat ini yang sudah mencapai 79,27%. Kemudian, Paket kedua berupa pekerjaan pembangunan gedung terminal utama yang dikerjakan oleh KSO WIKA-PP dimana progresnya sudah mencapai 28,54%.
"Sementara paket ketiga, yakni pekerjaan gedung-gedung support non-terminal yang dikerjakan PT Waskita Karya. Progresnya kini sudah 69,10%," sebutnya.
Total biaya pembangunan sisi darat BIJB, lanjut Virda, mencapai Rp2,16 triliun. Dana tersebut diperoleh dari modal dan pinjaman. Dia menyebutkan, sekitar 70% dana pembangunan BIJB ditangani Pemprov Jabar, sementara 30% sisanya merupakan pinjaman.
"Pada hari ini, hari yang bersejarah dan penuh berkah bagi BIJB setelah sekian lama menjajaki pembiayaan. Pembiayaan ini merupakan sebuah langkah besar dari PT BIJB dan Pemprov Jabar yang dapat memastikan bahwa BIJB dapat beroperasi sesuai target, yakni quartal 1/2018 mendatang," tuturnya.
Dia pun berharap, seluruh masyarakat Jabar mendukung pembangunan BIJB agar impian untuk mewujudkan sebuah bandara berstandar internasional di Jabar dapat terwujud. "BIJB akan membuka gerbang dunia ke Jabar, From West Java International Airport To The World," tandasnya.
Penandatanganan akad pembiayaan pembangunan BIJB antara PT BIJB dan Sindikasi Perbankan Syariah yang digelar di Aula Barat Gedung Sate, Kota Bandung, disaksikan langsung Gubernur Jabar Ahmad Heryawan. "BIJB kan membutuhkan biaya cukup besar, kira-kira masih kurang biaya Rp1,4 triliun, kurang lebihnya. Nah kemudian itu dipenuhi oleh Sindikat Perbankan Daerah Syariah Rp906 miliar, jadi kurangnya kira-kira Rp500 miliaran lagi," ungkap Gubernur seusai penandatanganan akad.
Gubernur yang akrab disapa Aher itu meyakinkan, suntikan modal tersebut akan digunakan secara proporsional sebagai upaya untuk mempercepat pembangunan BIJB. "Sambil dana yang ada digunakan terus, sambil menunggu dana yang baru karena tentu harus tuntas seluruhnya, untuk menyelesaikan semua sisi darat yang dibangun oleh PT BIJB," terang Aher.
Untuk diketahui, pembangunan BIJB sudah dimulai sejak 2013 lalu dengan pembangunan sisi udara yang dilakukan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) pasca pembebasan lahan oleh Pemprov Jabar. Sementara untuk pembangunan sisi daratnya, Pemprov Jabar membentuk PT BIJB.
Sementara itu, Direktur Utama PT BIJB Virda Dimas Ekaputra mengatakan, sebagai perusahaan yang baru berusia 2 tahun 7 bulan, PT BIJB akan segera menyiapkan infrastruktur perusahaan dan melaksanakan pembangunan bandara. "Pembangunan (sisi darat) sudah dimulai Desember 2015 dan kontruksi rencananya akan diselesaikan pada Desember 2017 mendatang," ujar Virda.
Dia menerangkan, pembangunan sisi darat BIJB terbagi ke dalam tiga paket. Paket pertama, yakni pekerjaan Infrastruktur, grading jalan, dan simpang susun yang dilaksanakan oleh PT Adhi Karya dengan progres saat ini yang sudah mencapai 79,27%. Kemudian, Paket kedua berupa pekerjaan pembangunan gedung terminal utama yang dikerjakan oleh KSO WIKA-PP dimana progresnya sudah mencapai 28,54%.
"Sementara paket ketiga, yakni pekerjaan gedung-gedung support non-terminal yang dikerjakan PT Waskita Karya. Progresnya kini sudah 69,10%," sebutnya.
Total biaya pembangunan sisi darat BIJB, lanjut Virda, mencapai Rp2,16 triliun. Dana tersebut diperoleh dari modal dan pinjaman. Dia menyebutkan, sekitar 70% dana pembangunan BIJB ditangani Pemprov Jabar, sementara 30% sisanya merupakan pinjaman.
"Pada hari ini, hari yang bersejarah dan penuh berkah bagi BIJB setelah sekian lama menjajaki pembiayaan. Pembiayaan ini merupakan sebuah langkah besar dari PT BIJB dan Pemprov Jabar yang dapat memastikan bahwa BIJB dapat beroperasi sesuai target, yakni quartal 1/2018 mendatang," tuturnya.
Dia pun berharap, seluruh masyarakat Jabar mendukung pembangunan BIJB agar impian untuk mewujudkan sebuah bandara berstandar internasional di Jabar dapat terwujud. "BIJB akan membuka gerbang dunia ke Jabar, From West Java International Airport To The World," tandasnya.
(akr)