Ramadan dan Lebaran, BI Antisipasi Lonjakan Inflasi
A
A
A
JAKARTA - Bank Indonesia (BI) berkoordinasi dengan pemerintah pusat dan daerah dalam pengendalian inflasi di bulan Ramadan hingga Lebaran. Hal ini untuk menjaga inflasi tetap pada jalur yang telah ditargetkan pemerintah.
Pasalnya, ketika Ramadan dan Idul Fitri tiba, komponen volatile food kerap mengalami kenaikan harga dan dikhawatirkan akan berdampak pada inflasi yang tinggi dan mempengaruhi target inflasi pemerintah selama keseluruhan.
"Untuk itu, koordinasi kebijakan Pemerintah di pusat dan daerah dengan Bank Indonesia dalam pengendalian inflasi perlu terus diperkuat dalam menghadapi kenaikan harga volatile food selama bulan puasa Ramadan dan hari raya Idul Fitri," kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Tirta Segara, Jakarta, Kamis (15/6/2017).
Dia menambahkan, sampai saat ini, inflasi tetap terkendali dalam kisaran sasaran inflasi 2017 yaitu 4 plus minus 1%, meskipun terjadi peningkatan di bulan Mei 2017. "Indeks Harga Konsumen (IHK) Mei 2017 mencatat inflasi sebesar 0,39% (mtm) atau 4,33% (yoy), meningkat dibandingkan bulan lalu yang mengalami inflasi sebesar 0,09% (mtm) atau 4,17% (yoy)," paparnya.
Inflasi IHK ini, terutama disumbang oleh inflasi komponen volatile food dan administered prices. Peningkatan inflasi volatile food dipengaruhi naiknya permintaan beberapa komoditas seiring bulan Ramadan dan memasuki minggu ke-IV bulan Mei. "Sementara itu, inflasi administered prices masih cukup tinggi tercatat 0,69% (mtm), meskipun turun dari bulan sebelumnya yakni 1,27% (mtm)," ujar Tirta.
Di sisi lain, inflasi inti cukup rendah sebesar 0,16% (mtm), meskipun sedikit meningkat dari bulan sebelumnya yang sebesar 0,13% (mtm). "Ke depan, inflasi akan tetap selalu diarahkan berada pada sasaran inflasi 2017, yaitu 4 plus minus 1%," pungkasnya.
Pasalnya, ketika Ramadan dan Idul Fitri tiba, komponen volatile food kerap mengalami kenaikan harga dan dikhawatirkan akan berdampak pada inflasi yang tinggi dan mempengaruhi target inflasi pemerintah selama keseluruhan.
"Untuk itu, koordinasi kebijakan Pemerintah di pusat dan daerah dengan Bank Indonesia dalam pengendalian inflasi perlu terus diperkuat dalam menghadapi kenaikan harga volatile food selama bulan puasa Ramadan dan hari raya Idul Fitri," kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Tirta Segara, Jakarta, Kamis (15/6/2017).
Dia menambahkan, sampai saat ini, inflasi tetap terkendali dalam kisaran sasaran inflasi 2017 yaitu 4 plus minus 1%, meskipun terjadi peningkatan di bulan Mei 2017. "Indeks Harga Konsumen (IHK) Mei 2017 mencatat inflasi sebesar 0,39% (mtm) atau 4,33% (yoy), meningkat dibandingkan bulan lalu yang mengalami inflasi sebesar 0,09% (mtm) atau 4,17% (yoy)," paparnya.
Inflasi IHK ini, terutama disumbang oleh inflasi komponen volatile food dan administered prices. Peningkatan inflasi volatile food dipengaruhi naiknya permintaan beberapa komoditas seiring bulan Ramadan dan memasuki minggu ke-IV bulan Mei. "Sementara itu, inflasi administered prices masih cukup tinggi tercatat 0,69% (mtm), meskipun turun dari bulan sebelumnya yakni 1,27% (mtm)," ujar Tirta.
Di sisi lain, inflasi inti cukup rendah sebesar 0,16% (mtm), meskipun sedikit meningkat dari bulan sebelumnya yang sebesar 0,13% (mtm). "Ke depan, inflasi akan tetap selalu diarahkan berada pada sasaran inflasi 2017, yaitu 4 plus minus 1%," pungkasnya.
(akr)