Kisah Sri Mulyani di Antara Dokter dan Insinyur
A
A
A
JAKARTA - Sosok Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati saat ini tidak terlepas dari didikan lingkungan keluarganya. Namun siapa sangka anak dari pasangan Prof. Satmoko (alm.) dan Prof. Dr. Retno Sriningsih Satmoko (alm.) ini mengambil jurusan kuliah yang berbeda dari keinginan kedua orang tua.
Untuk urusan profesi, Bapak dan Ibu Satmoko cukup ketat. Mereka menganjurkan putra-putrinya menjadi dokter, insinyur dan dosen. Tapi berbeda dengan Sri Mulyani yang sejak dulu selalu ingin kuliah jurusan ekonomi. Alasannya hanya agar berbeda dengan saudara-saudaranya yang lain.
Niatnya untuk kuliah ekonomi sempat dipertanyakan dan tidak disetujui oleh almarhum kedua orang tuanya. "Ya saya kuliah ekonomi karena kepengen saja. Tapi almarhum bapak dan ibu saya waktu itu hanya boleh anak-anaknya kuliah di kedokteran atau insinyur. Kalau enggak ngambil dua itu ya enggak dianggap eksis," terang Sri Mulyani.
Wanita yang dulunya mengambil mata kuliah IPA itupun juga sempat mendapatkan omongan candaan dari almarhumah ibunya bahwa jika kuliah di ekonomi, hanya menjadi teller bank saja. Bahkan kedua orang tuanya tidak paham akan jurusan ekonomi.
"Jadi ibu saya itu enggak ngerti kenapa saya ambil ekonomi 'Lho kenapa kamu ingin menjadi ekonom, fakultas ekonomi tuh fakultas apa? Nanti kamu kerja jadi teller bank yah' katanya gitu, waktu itu juga saya enggak ngerti jawabnya apa," kisahnya.
Hanya saja, ia mengakui memang jenuh jika harus kuliah di jurusan yang sama ketika sekolah, yakni IPA. Maka dia mencari jurusan yang mendekati IPA, salah satu pilihannya yakni ekonomi. "Saya malas saja dengan IPA, ingin masuk IPS cuma enggak tahu IPS yang mana. Jadi dekat-dekat IPA kan ada statistik, ada kuantitatif jadi saya pakai itu saja, ternyata senang banget," ujar dia.
Dalam keluarga, ibu dengan tiga anak ini menjadi satu-satunya yang berbeda dari kakak dan adiknya yang mayoritas menjadi dokter atau insinyur "Iya, aku kan anak nomor 7, nomor 1 dokter, nomor 2 dokter, nomor 3 insinyur, nomor 4 insinyur, nomor 5 insinyur, nomor 6 insinyur. Saya beda sendiri, saya ekonom dan sekarang menteri keuangan," lanjutnya.
Banyaknya jumlah keluarga yang dimilikinya, dengan profesi yang saling mendukung, membuat Sri Mulyani bangga akan keluarganya. Terutama almarhum Ibunya yang telah berhasil melahirkan 10 anak dengan proses melahirkan secara normal.
"Saya anak ke 7 dari 10, lumayan di tengah. Tapi kayanya ibu kita sudah rutin yah hamil tiap tahun, bayangin tidak, saya hamil 3 kali saja sudah seru. Bayangin ibu saya hampir tiap tahun, normal semua, luar biasa memang," tukasnya bangga.
Untuk urusan profesi, Bapak dan Ibu Satmoko cukup ketat. Mereka menganjurkan putra-putrinya menjadi dokter, insinyur dan dosen. Tapi berbeda dengan Sri Mulyani yang sejak dulu selalu ingin kuliah jurusan ekonomi. Alasannya hanya agar berbeda dengan saudara-saudaranya yang lain.
Niatnya untuk kuliah ekonomi sempat dipertanyakan dan tidak disetujui oleh almarhum kedua orang tuanya. "Ya saya kuliah ekonomi karena kepengen saja. Tapi almarhum bapak dan ibu saya waktu itu hanya boleh anak-anaknya kuliah di kedokteran atau insinyur. Kalau enggak ngambil dua itu ya enggak dianggap eksis," terang Sri Mulyani.
Wanita yang dulunya mengambil mata kuliah IPA itupun juga sempat mendapatkan omongan candaan dari almarhumah ibunya bahwa jika kuliah di ekonomi, hanya menjadi teller bank saja. Bahkan kedua orang tuanya tidak paham akan jurusan ekonomi.
"Jadi ibu saya itu enggak ngerti kenapa saya ambil ekonomi 'Lho kenapa kamu ingin menjadi ekonom, fakultas ekonomi tuh fakultas apa? Nanti kamu kerja jadi teller bank yah' katanya gitu, waktu itu juga saya enggak ngerti jawabnya apa," kisahnya.
Hanya saja, ia mengakui memang jenuh jika harus kuliah di jurusan yang sama ketika sekolah, yakni IPA. Maka dia mencari jurusan yang mendekati IPA, salah satu pilihannya yakni ekonomi. "Saya malas saja dengan IPA, ingin masuk IPS cuma enggak tahu IPS yang mana. Jadi dekat-dekat IPA kan ada statistik, ada kuantitatif jadi saya pakai itu saja, ternyata senang banget," ujar dia.
Dalam keluarga, ibu dengan tiga anak ini menjadi satu-satunya yang berbeda dari kakak dan adiknya yang mayoritas menjadi dokter atau insinyur "Iya, aku kan anak nomor 7, nomor 1 dokter, nomor 2 dokter, nomor 3 insinyur, nomor 4 insinyur, nomor 5 insinyur, nomor 6 insinyur. Saya beda sendiri, saya ekonom dan sekarang menteri keuangan," lanjutnya.
Banyaknya jumlah keluarga yang dimilikinya, dengan profesi yang saling mendukung, membuat Sri Mulyani bangga akan keluarganya. Terutama almarhum Ibunya yang telah berhasil melahirkan 10 anak dengan proses melahirkan secara normal.
"Saya anak ke 7 dari 10, lumayan di tengah. Tapi kayanya ibu kita sudah rutin yah hamil tiap tahun, bayangin tidak, saya hamil 3 kali saja sudah seru. Bayangin ibu saya hampir tiap tahun, normal semua, luar biasa memang," tukasnya bangga.
(akr)