Krisis Saudi-Qatar, Bank di Inggris Berhenti Menjual Riyal Qatar
A
A
A
LONDON - Imbas krisis diplomatik Arab Saudi dan negara Teluk terhadap Qatar, berdampak terhadap mata uang riyal Qatar. Melansir dari Reuters, Sabtu (1/7/2017), mulai Jumat waktu GMT, beberapa bank di Inggris menyatakan berhenti untuk menjual riyal Qatar.
Alasan bank-bank di Inggris menghentikan penjualan riyal Qatar karena perdagangan luar negeri mata uang tersebut semakin tidak stabil dan tidak likuid. Sehingga bisa meningkatkan risiko bagi bank-bank di Inggris.
Seorang juru bicara Lloyds Banking Group Inggris bahkan mengatakan pemasok pihak ketiga yang menangani layanan devisa telah menghentikan perdagangan riyal Qatar mulai 21 Juni lalu.
"Mata uang ini tidak lagi tersedia untuk dijual atau dibeli kembali di bank-bank high street kami termasuk Lloyds Bank, Bank of Scotland dan Halifax," katanya.
Tesco Bank mengatakan telah menghentikan transaksi di riyal, sementara Barclays menghentikan reksadana untuk pelanggan ritel namun melanjutkan layanan tersebut untuk pelanggan korporat. Royal Bank of Scotland mengatakan telah menghentikan perdagangan riyal untuk pelanggan ritel.
Bank dari empat negara Arab yang telah memutuskan hubungan dengan Qatar juga mengurangi atau menghentikan transaksi riyal awal bulan ini, seperti juga beberapa negara lain.
Meski demikian, beberapa bank internasional besar masih terus melanjutkan bisnis riyal. Juru bicara HSBC mengatakan bahwa bank tersebut masih menyediakan riyal untuk pelanggan high street.
Minggu ini, riyal Qatar diperdagangan rendah terhadap dolar Amerika Serikat yaitu 3,81 per USD, yang merupakan level terendah selama satu dekade ini. Sebelum krisis, riyal Qatar diperdagangkan 3,64 per USD. Alhasil riyal Qatar sudah jatuh 4% sejak krisis diplomatik dengan Saudi dan negara Teluk.
Menghadapi potensi riyal Qatar yang terus melemah, bank sentral Qatar mengumumkan bahwa mereka akan menjamin semua transaksi untuk pelanggan di dalam dan di luar Qatar. Hal ini demi mempertahankan nilai mata uangnya.
Kendati demikian, bank sentral Qatar belum mengambil langkah yang menurut para bankir mungkin diperlukan untuk menstabilkan pasar valuta asing, yaitu intervensi jual-beli dolar yang besar.
Negara-negara Arab yang berseteru dengan Qatar telah menetapkan tenggat waktu yaitu Senin pekan depan, untuk menentukan waktu yang tepat agar Doha menyetujui syarat yang mereka ajukan. Antara lain menutup saluran televisi Al Jazeera dan mengurangi hubungan dengan Iran. Secara umum, Doha mulai menunjukkan tanda-tanda mematuhi tuntutan negara-negara Teluk.
Alasan bank-bank di Inggris menghentikan penjualan riyal Qatar karena perdagangan luar negeri mata uang tersebut semakin tidak stabil dan tidak likuid. Sehingga bisa meningkatkan risiko bagi bank-bank di Inggris.
Seorang juru bicara Lloyds Banking Group Inggris bahkan mengatakan pemasok pihak ketiga yang menangani layanan devisa telah menghentikan perdagangan riyal Qatar mulai 21 Juni lalu.
"Mata uang ini tidak lagi tersedia untuk dijual atau dibeli kembali di bank-bank high street kami termasuk Lloyds Bank, Bank of Scotland dan Halifax," katanya.
Tesco Bank mengatakan telah menghentikan transaksi di riyal, sementara Barclays menghentikan reksadana untuk pelanggan ritel namun melanjutkan layanan tersebut untuk pelanggan korporat. Royal Bank of Scotland mengatakan telah menghentikan perdagangan riyal untuk pelanggan ritel.
Bank dari empat negara Arab yang telah memutuskan hubungan dengan Qatar juga mengurangi atau menghentikan transaksi riyal awal bulan ini, seperti juga beberapa negara lain.
Meski demikian, beberapa bank internasional besar masih terus melanjutkan bisnis riyal. Juru bicara HSBC mengatakan bahwa bank tersebut masih menyediakan riyal untuk pelanggan high street.
Minggu ini, riyal Qatar diperdagangan rendah terhadap dolar Amerika Serikat yaitu 3,81 per USD, yang merupakan level terendah selama satu dekade ini. Sebelum krisis, riyal Qatar diperdagangkan 3,64 per USD. Alhasil riyal Qatar sudah jatuh 4% sejak krisis diplomatik dengan Saudi dan negara Teluk.
Menghadapi potensi riyal Qatar yang terus melemah, bank sentral Qatar mengumumkan bahwa mereka akan menjamin semua transaksi untuk pelanggan di dalam dan di luar Qatar. Hal ini demi mempertahankan nilai mata uangnya.
Kendati demikian, bank sentral Qatar belum mengambil langkah yang menurut para bankir mungkin diperlukan untuk menstabilkan pasar valuta asing, yaitu intervensi jual-beli dolar yang besar.
Negara-negara Arab yang berseteru dengan Qatar telah menetapkan tenggat waktu yaitu Senin pekan depan, untuk menentukan waktu yang tepat agar Doha menyetujui syarat yang mereka ajukan. Antara lain menutup saluran televisi Al Jazeera dan mengurangi hubungan dengan Iran. Secara umum, Doha mulai menunjukkan tanda-tanda mematuhi tuntutan negara-negara Teluk.
(ven)