Harga Minyak Dunia Menanjak Saat Pengeboran AS Berkurang
A
A
A
SINGAPURA - Harga minyak mentah dunia pada perdagangan awal pekan menanjak naik, didukung oleh berkurangnya kegiatan pengeboran minyak Amerika Serikat (AS). Meski begitu terjadi peningkatan dari Organisasi Pengekspor Minyak Dunia (OPEC), setelah mereka berjanji untuk memangkas pasokan minyak global.
Seperti dilansir Reuters, Senin (3/7/2017) harga minyak mentah berjangka Brent bertambah 6 sen atau setara dengan 0,1% ke level USD48,83 per barel pada pukul 01.37 GMT. Sebelumnya pada pekan lalu melompat sebesar 5% untuk menjadi kenaikan pertama dalam enam pekan.
Sementara harga minyak mentah berjangka AS West Texas Intermediate (WTI) mengalami kenaikan mencapai 15 sen atau 0,3% menjadi USD46,19 per barel di awal perdagangan hari ini. WTI sendiri telah mencetak keuntungan lebih dari 7% dalam satu pekan terakhir, usai sempat depresi.
Para pelaku pasar mengatakan, harga minyak AS relatif lebih kuat daripada Brent setelah kegiatan pengeboran minyak AS menyusut pertama kalinya sejak Januari. Sentimen bagi patokan minyak global Brent juga karena peningkatan output lebih tenang dari dalam OPEC.
"Pertama kalinya dalam 23 pekan, jumlah bor rig yang beroperasi di AS berkurang 2 menjadi 756. Kabar ini menjadi kabar baik selama akhir pekan, ketika bahwa produksi minyak Libya memangkas catatan," ucap Bank ANZ pada awal pekan.
Meskipun drop, menghitung total rig terdapat masih lebih dari dua kali lipat 341 rig pada minggu yang sama tahun lalu, berdasarkan layanan energi perusahaan Baker Hughes Inc. Pemangkasan sedikit dalam produksi minyak AS disambut oleh peningkatan output dari dalam OPEC pada bulan Juni, 280.000 barel per hari (bpd) untuk jadi yang tertinggi 2017 mencapai 32.72 juta bpd.
Namun sebagian besar kelompok berjanji untuk menahan produksi dalam upaya untuk mengencangkan pasar minyak global. Output tinggi OPEC sebagian besar terimbas peningkatan produksi dari anggota mereka seperti Nigeria dan Libya, yang telah dibebaskan dari pemotongan produksi.
Seperti dilansir Reuters, Senin (3/7/2017) harga minyak mentah berjangka Brent bertambah 6 sen atau setara dengan 0,1% ke level USD48,83 per barel pada pukul 01.37 GMT. Sebelumnya pada pekan lalu melompat sebesar 5% untuk menjadi kenaikan pertama dalam enam pekan.
Sementara harga minyak mentah berjangka AS West Texas Intermediate (WTI) mengalami kenaikan mencapai 15 sen atau 0,3% menjadi USD46,19 per barel di awal perdagangan hari ini. WTI sendiri telah mencetak keuntungan lebih dari 7% dalam satu pekan terakhir, usai sempat depresi.
Para pelaku pasar mengatakan, harga minyak AS relatif lebih kuat daripada Brent setelah kegiatan pengeboran minyak AS menyusut pertama kalinya sejak Januari. Sentimen bagi patokan minyak global Brent juga karena peningkatan output lebih tenang dari dalam OPEC.
"Pertama kalinya dalam 23 pekan, jumlah bor rig yang beroperasi di AS berkurang 2 menjadi 756. Kabar ini menjadi kabar baik selama akhir pekan, ketika bahwa produksi minyak Libya memangkas catatan," ucap Bank ANZ pada awal pekan.
Meskipun drop, menghitung total rig terdapat masih lebih dari dua kali lipat 341 rig pada minggu yang sama tahun lalu, berdasarkan layanan energi perusahaan Baker Hughes Inc. Pemangkasan sedikit dalam produksi minyak AS disambut oleh peningkatan output dari dalam OPEC pada bulan Juni, 280.000 barel per hari (bpd) untuk jadi yang tertinggi 2017 mencapai 32.72 juta bpd.
Namun sebagian besar kelompok berjanji untuk menahan produksi dalam upaya untuk mengencangkan pasar minyak global. Output tinggi OPEC sebagian besar terimbas peningkatan produksi dari anggota mereka seperti Nigeria dan Libya, yang telah dibebaskan dari pemotongan produksi.
(akr)