Harga Minyak Dunia Tergelincir Saat Ekspor OPEC Meningkat
A
A
A
NEW YORK - Harga minyak mentah dunia jatuh sekitar 4% untuk mengakhiri perdagangan kemarin waktu setempat, hingga menghentikan tren positif pada beberapa hari belakangan. Penyusutan minyak dunia terimbas peningkatan ekspor OPEC serta kokohnya USD.
Seperti dilansir Reuters, Kamis (6/7/2017) harga minyak mentah berjangka Brent menyusut sebesar USD1,82 atau setara dengan 3,7% di level USD47,79 per barel. Sebelumnya harga telah mengalami kenaikan dalam delapan sesi hingga awal pekan. Sementara harga minyak mentah AS West Texas Intermediate (WTI) turun USD1,94 atau 4,12% untuk menetap di posisi USD45,13 per barel.
Harga minyak kembali cetak kerugian ketika data dari kelompok industri American Petroleum Institute justru menunjukkan persediaan minyak mentah AS jatuh 5,8 juta barel untuk 30 Juni menjadi 50.7 juta barel, melebihi perkiraan sebelumnya. Sedangkan data API, yang biasanya dikeluarkan Selasa, ditunda karena libur hari kemerdekaan AS pada 4 Juli.
Data resmi dari Departemen Energi AS yang dijadwalkan pada hari Rabu pagi, juga tertunda sehari. Para pelaku pasar berharap hari libur pada bulan Juli akan membantu meningkatkan permintaan bahan bakar. Di sisi lain ekspor minyak Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) naik selama satu bulan pada Juni, berdasarkan data Thomson Reuters.
OPEC mengekspor 25,92 juta barel per hari (bpd) pada bulan Juni, 450.000 bpd dari Mei dan naik lebih dari 1,9 juta bpd dari tahun sebelumnya. Peningkatan ini terjadi, meski OPEC telah sepakat untuk mengendalikan produksi hingga Maret 2018, mendatang. Lompatan tinggi produksi tersebut dipengaruhi, lantaran Nigeria dan Libya terus memompa lebih minyak mereka.
Rusia, yang memimpin produsen non-OPEC lainnya untuk bergabung dengan kesepakatan, akan menentang setiap proposal untuk lebih bertindak pada pertemuan Menteri OPEC akhir bulan ini, seperti dilaporkan Bloomberg mengutip pernyataan empat pejabat pemerintah Rusia. "Udara semakin tipis untuk harga minyak. Kenaikan harga hanya kehabisan tenaga yang tidak mengejutkan, mengingat aliran berita kenaikan pasokan OPEC," kata komoditas senior analyst Commerzbank Carsten Fritsch.
Seperti dilansir Reuters, Kamis (6/7/2017) harga minyak mentah berjangka Brent menyusut sebesar USD1,82 atau setara dengan 3,7% di level USD47,79 per barel. Sebelumnya harga telah mengalami kenaikan dalam delapan sesi hingga awal pekan. Sementara harga minyak mentah AS West Texas Intermediate (WTI) turun USD1,94 atau 4,12% untuk menetap di posisi USD45,13 per barel.
Harga minyak kembali cetak kerugian ketika data dari kelompok industri American Petroleum Institute justru menunjukkan persediaan minyak mentah AS jatuh 5,8 juta barel untuk 30 Juni menjadi 50.7 juta barel, melebihi perkiraan sebelumnya. Sedangkan data API, yang biasanya dikeluarkan Selasa, ditunda karena libur hari kemerdekaan AS pada 4 Juli.
Data resmi dari Departemen Energi AS yang dijadwalkan pada hari Rabu pagi, juga tertunda sehari. Para pelaku pasar berharap hari libur pada bulan Juli akan membantu meningkatkan permintaan bahan bakar. Di sisi lain ekspor minyak Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) naik selama satu bulan pada Juni, berdasarkan data Thomson Reuters.
OPEC mengekspor 25,92 juta barel per hari (bpd) pada bulan Juni, 450.000 bpd dari Mei dan naik lebih dari 1,9 juta bpd dari tahun sebelumnya. Peningkatan ini terjadi, meski OPEC telah sepakat untuk mengendalikan produksi hingga Maret 2018, mendatang. Lompatan tinggi produksi tersebut dipengaruhi, lantaran Nigeria dan Libya terus memompa lebih minyak mereka.
Rusia, yang memimpin produsen non-OPEC lainnya untuk bergabung dengan kesepakatan, akan menentang setiap proposal untuk lebih bertindak pada pertemuan Menteri OPEC akhir bulan ini, seperti dilaporkan Bloomberg mengutip pernyataan empat pejabat pemerintah Rusia. "Udara semakin tipis untuk harga minyak. Kenaikan harga hanya kehabisan tenaga yang tidak mengejutkan, mengingat aliran berita kenaikan pasokan OPEC," kata komoditas senior analyst Commerzbank Carsten Fritsch.
(akr)