Lima Provinsi Ini Jadi Target Survei Industri Kreatif
A
A
A
BANDUNG - Lima Provinsi di Indonesia menjadi daerah dilakukannya survei industri kreatif oleh Badan Pusat Statistik (BPS) dan Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf).
Kelima provinsi itu adalah Jawa Barat, Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, dan Sumatera Utara. Kelima provinsi tersebut dinilai memiliki potensi ekonomi kreatif dibanding daerah lainnya.
"Bila pada 2016 dilakukan SKEK (survei khusus ekonomi kreatif) secara nasional, kali ini kami mengambil sampel di lima provinsi. Perkembangan industri kreatif di lima provinsi itu selama ini cukup bagus," kata Kepala BPS Kecuk Suhariyanto usai membuka rapat koordinasi teknis penyusunan data ekonomi kreatif di The Papandayan Hotel, Bandung, Kamis (6/7/2017).
Paling tidak ada 16 sektor yang akan disurvei. Dari jumlah tersebut, tiga sektor akan menjadi fokus utama. Yaitu fashion, kriya, dan kuliner. Selain sektor lainnya seperti musik, film, aplikasi, dan games.
Survei tersebut akan berlangsung sejak Juli dan diharapkan selesai pada Desember 2017. Dari hasil yang didapat, diharapkan dapat diperoleh kesimpulan progres pertumbuhan industri kreatif dari 2015 ke 2016.
Menariknya, survei kali ini juga akan mengambil sampel bisnis e-commers yang sebelumnya tidak disentuh. "Dari penelitian ini kami berharap bisa mendeteksi masalah-masalah yang dihadapi pengusaha ekonomi kreatif. Sehingga bisa membuat perencanaan solusi yang lebih matang," terangnya.
Menurut dia, sumbangan ekonomi kreatif terhadap produk domestik bruto (PDB) mencapai 7,38% dengan serapan tenaga kerja 13,9% atau 15,9 juta tenaga kerja. Industri kreatif juga mendorong ekspor nasional hingga USD19,4 miliar atau menyumbang 13% terhadap total ekspor nasional.
Sementara itu, Kepala Badan Ekonomi Kreatif Triawan Munaf mengatakan, survei tersebut penting untuk mengetahui perkembangan industri kreatif di Indonesia. Apalagi di tengah dorongan pemerintah yang berharap ekonomi kreatif bisa berlari kencang.
"Kami tak hanya membutuhkan pengukuran kualitatif, tetapi juga kuantitatif. Nantinya, hasil survei ini diharapkan bisa menentukan langkah selanjutnya agar industri kreatif lebih memberi multiplyer effect," tutur dia.
Salah satu langkah yang sedang dilakukan Bekraf mendorong tumbuhnya industri aplikasi adalah mengajukan skema pembiayaan bagi para startup. Targetnya, mereka yang baru melangkah, bisa mendapatkan skema modal.
"Pemerintah Thailand berani mendanai hingga Rp7 triliun untuk startup. Nah ini yang sedang kami upayakan. Mau untung atau rugi, harapan kami pemerintah bisa ikut," jelas Triawan.
Kelima provinsi itu adalah Jawa Barat, Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, dan Sumatera Utara. Kelima provinsi tersebut dinilai memiliki potensi ekonomi kreatif dibanding daerah lainnya.
"Bila pada 2016 dilakukan SKEK (survei khusus ekonomi kreatif) secara nasional, kali ini kami mengambil sampel di lima provinsi. Perkembangan industri kreatif di lima provinsi itu selama ini cukup bagus," kata Kepala BPS Kecuk Suhariyanto usai membuka rapat koordinasi teknis penyusunan data ekonomi kreatif di The Papandayan Hotel, Bandung, Kamis (6/7/2017).
Paling tidak ada 16 sektor yang akan disurvei. Dari jumlah tersebut, tiga sektor akan menjadi fokus utama. Yaitu fashion, kriya, dan kuliner. Selain sektor lainnya seperti musik, film, aplikasi, dan games.
Survei tersebut akan berlangsung sejak Juli dan diharapkan selesai pada Desember 2017. Dari hasil yang didapat, diharapkan dapat diperoleh kesimpulan progres pertumbuhan industri kreatif dari 2015 ke 2016.
Menariknya, survei kali ini juga akan mengambil sampel bisnis e-commers yang sebelumnya tidak disentuh. "Dari penelitian ini kami berharap bisa mendeteksi masalah-masalah yang dihadapi pengusaha ekonomi kreatif. Sehingga bisa membuat perencanaan solusi yang lebih matang," terangnya.
Menurut dia, sumbangan ekonomi kreatif terhadap produk domestik bruto (PDB) mencapai 7,38% dengan serapan tenaga kerja 13,9% atau 15,9 juta tenaga kerja. Industri kreatif juga mendorong ekspor nasional hingga USD19,4 miliar atau menyumbang 13% terhadap total ekspor nasional.
Sementara itu, Kepala Badan Ekonomi Kreatif Triawan Munaf mengatakan, survei tersebut penting untuk mengetahui perkembangan industri kreatif di Indonesia. Apalagi di tengah dorongan pemerintah yang berharap ekonomi kreatif bisa berlari kencang.
"Kami tak hanya membutuhkan pengukuran kualitatif, tetapi juga kuantitatif. Nantinya, hasil survei ini diharapkan bisa menentukan langkah selanjutnya agar industri kreatif lebih memberi multiplyer effect," tutur dia.
Salah satu langkah yang sedang dilakukan Bekraf mendorong tumbuhnya industri aplikasi adalah mengajukan skema pembiayaan bagi para startup. Targetnya, mereka yang baru melangkah, bisa mendapatkan skema modal.
"Pemerintah Thailand berani mendanai hingga Rp7 triliun untuk startup. Nah ini yang sedang kami upayakan. Mau untung atau rugi, harapan kami pemerintah bisa ikut," jelas Triawan.
(izz)