Ketimpangan Tinggi, 20 Juta Rumah Tangga RI Tak Punya Toilet
A
A
A
JAKARTA - Direktur Jenderal Pembangunan Kawasan Pedesaan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Ahmad Erani Yustika mengakui bahwa hingga saat ini ketimpangan di Indonesia masih sangat tinggi.
Salah satunya terlihat dari ketersediaan fasilitas sanitasi antara masyarakat di perkotaan dan pedesaan yang masih timpang.
Dia menyebutkan, fasilitas sanitasi di wilayah pedesaan masih sangat minim. Bahkan, hingga saat ini masih ada 20 juta rumah tangga di desa yang hidup tanpa memiliki toilet.
"Saat ini ada 20 juta rumah tangga di desa tidak punya WC. Ini kalau dikalikan 4 (anggota keluarga) ada 80 juta orang tidak mendapatkan ini (fasilitas sanitasi yang baik)," ujar dia dalam acara Seminar Nasional Kajian Tengah Tahun Indef di Jakarta, Rabu (19/7/2017).
Erani mengungkapkan, minimnya fasilitas sanitasi tersebut tidak hanya terjadi di desa-desa yang ada di pedalaman. Bahkan, daerah pinggiran ibu kota pun masih terjadi kasus serupa.
"Itu bukan isu di Papua, NTT, Maluku, NTB, tapi di belakang (Bandara) Soekarno-Hatta kenyataan itu bisa kita temui," tuturnya.
Menurutnya, salah satu penyebab fenomena tersebut adalah lantaran tingkat kemiskinan di daerah itu masih sangat tinggi. Meskipun desa-desa tersebut memiliki sumber daya alam (SDA) cukup tinggi. Namun, masyarakat sekitar tidak memiliki akses untuk mengelola SDA tersebut, sehingga kemiskinan di wilayah-wilayah itu masih cukup tinggi.
"Memang di desa suplus SDA tapi defisit penguasaan. Jadi, desa itu lumbung SDA tapi warga desa tidsk memegang itu. Dorongan agar pembatasan lahan untuk korporasi harus diteruskan, tapi di DPR selalu mental," terang Erani.
Salah satunya terlihat dari ketersediaan fasilitas sanitasi antara masyarakat di perkotaan dan pedesaan yang masih timpang.
Dia menyebutkan, fasilitas sanitasi di wilayah pedesaan masih sangat minim. Bahkan, hingga saat ini masih ada 20 juta rumah tangga di desa yang hidup tanpa memiliki toilet.
"Saat ini ada 20 juta rumah tangga di desa tidak punya WC. Ini kalau dikalikan 4 (anggota keluarga) ada 80 juta orang tidak mendapatkan ini (fasilitas sanitasi yang baik)," ujar dia dalam acara Seminar Nasional Kajian Tengah Tahun Indef di Jakarta, Rabu (19/7/2017).
Erani mengungkapkan, minimnya fasilitas sanitasi tersebut tidak hanya terjadi di desa-desa yang ada di pedalaman. Bahkan, daerah pinggiran ibu kota pun masih terjadi kasus serupa.
"Itu bukan isu di Papua, NTT, Maluku, NTB, tapi di belakang (Bandara) Soekarno-Hatta kenyataan itu bisa kita temui," tuturnya.
Menurutnya, salah satu penyebab fenomena tersebut adalah lantaran tingkat kemiskinan di daerah itu masih sangat tinggi. Meskipun desa-desa tersebut memiliki sumber daya alam (SDA) cukup tinggi. Namun, masyarakat sekitar tidak memiliki akses untuk mengelola SDA tersebut, sehingga kemiskinan di wilayah-wilayah itu masih cukup tinggi.
"Memang di desa suplus SDA tapi defisit penguasaan. Jadi, desa itu lumbung SDA tapi warga desa tidsk memegang itu. Dorongan agar pembatasan lahan untuk korporasi harus diteruskan, tapi di DPR selalu mental," terang Erani.
(izz)