Kredit Infrastruktur Bank Mandiri Capai Rp133,7 Triliun
Kredit Infrastruktur Bank Mandiri Capai Rp133,7 Triliun
A
A
A
JAKARTA - Direktur Utama PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) Kartika Wirjoatmodjo mengatakan, kredit infrastruktur Bank Mandiri pada akhir kuartal II 2017 mencapai Rp133,7 triliun. Angka tersebut mengalami pertumbuhan mencapai sebesar 15% dari periode yang sama tahun lalu.
(Baca Juga: Laba Bank Mandiri Kuartal II/2017 Melesat 33%
Rincian dari nilai tersebut, di antaranya disalurkan untuk pembiayaan jalan raya dan tol sebesar Rp8,4 triliun, transportasi Rp36,0 triliun, tenaga listrik Rp27 triliun, migas dan energi terbarukan sebesar Rp20,9 triliun. Selanjutnya sektor konstruksi sebesar Rp13,1 triliun dan telematika sebesar Rp8,5 triliun.
Lebih lanjut, dia menerangkan Bank Mandiri juga terus memberikan perhatian yang tinggi terhadap pengembangan sektor usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). Pada kuartal II 2017, Bank Mandiri telah membukukan baki debet kredit UMKM sebesar Rp78,1 triliun dan telah menyalurkannya kepada lebih dari 938 ribu nasabah pelaku UMKM.
"Sementara pada program Kredit Usaha Rakyat (KUR), perseroan telah menyalurkan pembiayaan sebesar Rp5,82 triliun," ujarnya di Jakarta, Rabu (19/7/2017).
Guna menjaga tren positif tersebut, Kartika menjelaskan, Bank Mandiri juga berupaya untuk memastikan kecukupan likuiditas melalui peningkatan penghimpunan dana, terutama dana murah. Pada akhir kuartal II 2017, dana pihak ketiga (DPK) yang berhasil dihimpun Bank Mandiri secara tahunan tumbuh 10,1% menjadi Rp760,9 triliun.
Pertumbuhan tersebut terutama didorong pertumbuhan dana murah sebesar 11,6% year on year (YoY) mencapai Rp490,2 triliun. Sehingga, rasio dana murah terhadap total DPK mencapai 64,43%.
“Sebagai bentuk dukungan Bank Mandiri dalam menciptakan cashless society, kami juga terus mengembangkan sistem alat pembayaran online yang dapat meningkatkan efisiensi dan kemudahan dalam bertransaksi,” paparnya.
(Baca Juga: Laba Bank Mandiri Kuartal II/2017 Melesat 33%
Rincian dari nilai tersebut, di antaranya disalurkan untuk pembiayaan jalan raya dan tol sebesar Rp8,4 triliun, transportasi Rp36,0 triliun, tenaga listrik Rp27 triliun, migas dan energi terbarukan sebesar Rp20,9 triliun. Selanjutnya sektor konstruksi sebesar Rp13,1 triliun dan telematika sebesar Rp8,5 triliun.
Lebih lanjut, dia menerangkan Bank Mandiri juga terus memberikan perhatian yang tinggi terhadap pengembangan sektor usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). Pada kuartal II 2017, Bank Mandiri telah membukukan baki debet kredit UMKM sebesar Rp78,1 triliun dan telah menyalurkannya kepada lebih dari 938 ribu nasabah pelaku UMKM.
"Sementara pada program Kredit Usaha Rakyat (KUR), perseroan telah menyalurkan pembiayaan sebesar Rp5,82 triliun," ujarnya di Jakarta, Rabu (19/7/2017).
Guna menjaga tren positif tersebut, Kartika menjelaskan, Bank Mandiri juga berupaya untuk memastikan kecukupan likuiditas melalui peningkatan penghimpunan dana, terutama dana murah. Pada akhir kuartal II 2017, dana pihak ketiga (DPK) yang berhasil dihimpun Bank Mandiri secara tahunan tumbuh 10,1% menjadi Rp760,9 triliun.
Pertumbuhan tersebut terutama didorong pertumbuhan dana murah sebesar 11,6% year on year (YoY) mencapai Rp490,2 triliun. Sehingga, rasio dana murah terhadap total DPK mencapai 64,43%.
“Sebagai bentuk dukungan Bank Mandiri dalam menciptakan cashless society, kami juga terus mengembangkan sistem alat pembayaran online yang dapat meningkatkan efisiensi dan kemudahan dalam bertransaksi,” paparnya.
(akr)
Explore More