NPL Membaik, Aset Bank DKI Tumbuh 23,3%
A
A
A
JAKARTA - Rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) Bank DKI terus membaik secara signifikan dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. NPL Gross Bank DKI per Juni 2017, tercatat pada 4,73%, jauh membaik dari posisi 7,77% per Juni 2016.
"Membaiknya rasio NPL tersebut didorong upaya penagihan kredit secara intensif, lelang eksekusi, pengambilalihan agunan, restrukturisasi kredit, dan hapus buku," kata Direktur Utama Bank DKI, Kresno Sediarsi dalam keterangan tertulis yang diterima SINDOnews, Jumat (21/7/2017).
Selain upaya perbaikan rasio NPL tersebut, Bank DKI juga melakukan perbaikan proses kredit untuk memastikan penyaluran kredit baru dilakukan secara prudent. Beberapa hal yang dilakukan antara lain: menyempurnakan SOP, penataan kewenangan memutus kredit sesuai dengan prinsip four eyes principles, sentralisasi proses analisa dan admin kredit, serta peningkatan kualitas sumber daya manusia dibidang perkreditan.
"Sebagai dampak dari perbaikan proses kredit, penyaluran kredit Bank DKI mulai menunjukkan pertumbuhan dari Rp24,87 triliun per Desember 2016 menjadi Rp25,52 triliun per Juni 2017. Pada semester II 2017, Bank DKI akan lebih gencar menyalurkan kredit sesuai dengan target dalam Rencana Bisnis Bank," ujar Kresno.
Sejumlah indikator kinerja keuangan Bank DKI per Juni 2017 juga menunjukkan pertumbuhan positif. Total aset Bank DKI per Juni 2017 mencapai Rp47,26 triliun per Juni 2017 alias tumbuh 23,3% dari periode yang sama Juni 2016 sebesar Rp38,34 triliun.
Dana Pihak Ketiga (DPK) Bank DKI per Juni 2017 mencapai Rp35,41 triliun alias meningkat 28,5% dari posisi per Juni 2016 sebesar Rp27,56 triliun. Pertumbuhan DPK ini didorong oleh pertumbuhan dana murah yang meningkat, dimana tabungan Bank DKI per semester I 2017 tercatat mengalami pertumbuhan 15% dari Rp6,21 triliun per Juni 2016 menjadi Rp7,14 triliun per Juni 2017. Giro meningkat 20,09% dari Rp7,87 triliun per Juni 2016 menjadi Rp9,51 triliun per Juni 2017.
Laba bersih Bank DKI per Juni 2017 mencapai Rp344 miliar, didorong oleh peningkatan fee based income yang bersumber dari fee ATM, JakCard dan JakMobile. "Pertumbuhan laba juga didorong oleh menurunnya beban CKPN seiring dengan membaiknya kualitas kredit," tuturnya.
Bank DKI terus melakukan upaya-upaya perbaikan pada aspek infrastruktur informasi teknologi dan operasional untuk meningkatkan kualitas layanan kepada nasabah. Beberapa hal yang dilakukan adalah penambahan Dual Data Center, Disaster Recovery Center, integrasi Core Banking System, peluncuran aplikasi mobile banking JakMobile, pengembangan JakCard, serta penambahan ATM dan EDC.
Sedangkan pada aspek operasional, telah dilakukan proses sentralisasi operasional yakni sentralisasi operasional dan sentralisasi administrasi kredit, serta layout kantor yang lebih nyaman dan modern untuk meningkatkan layanan kepada nasabah.
Ke depannya, lanjut Kresno, Bank DKI akan terus melakukan upaya penguatan terutama pada perbaikan kualitas kredit dan perbaikan layanan dimana beberapa produk dan layanan akan segera diluncurkan Bank DKI dalam waktu dekat.
"Membaiknya rasio NPL tersebut didorong upaya penagihan kredit secara intensif, lelang eksekusi, pengambilalihan agunan, restrukturisasi kredit, dan hapus buku," kata Direktur Utama Bank DKI, Kresno Sediarsi dalam keterangan tertulis yang diterima SINDOnews, Jumat (21/7/2017).
Selain upaya perbaikan rasio NPL tersebut, Bank DKI juga melakukan perbaikan proses kredit untuk memastikan penyaluran kredit baru dilakukan secara prudent. Beberapa hal yang dilakukan antara lain: menyempurnakan SOP, penataan kewenangan memutus kredit sesuai dengan prinsip four eyes principles, sentralisasi proses analisa dan admin kredit, serta peningkatan kualitas sumber daya manusia dibidang perkreditan.
"Sebagai dampak dari perbaikan proses kredit, penyaluran kredit Bank DKI mulai menunjukkan pertumbuhan dari Rp24,87 triliun per Desember 2016 menjadi Rp25,52 triliun per Juni 2017. Pada semester II 2017, Bank DKI akan lebih gencar menyalurkan kredit sesuai dengan target dalam Rencana Bisnis Bank," ujar Kresno.
Sejumlah indikator kinerja keuangan Bank DKI per Juni 2017 juga menunjukkan pertumbuhan positif. Total aset Bank DKI per Juni 2017 mencapai Rp47,26 triliun per Juni 2017 alias tumbuh 23,3% dari periode yang sama Juni 2016 sebesar Rp38,34 triliun.
Dana Pihak Ketiga (DPK) Bank DKI per Juni 2017 mencapai Rp35,41 triliun alias meningkat 28,5% dari posisi per Juni 2016 sebesar Rp27,56 triliun. Pertumbuhan DPK ini didorong oleh pertumbuhan dana murah yang meningkat, dimana tabungan Bank DKI per semester I 2017 tercatat mengalami pertumbuhan 15% dari Rp6,21 triliun per Juni 2016 menjadi Rp7,14 triliun per Juni 2017. Giro meningkat 20,09% dari Rp7,87 triliun per Juni 2016 menjadi Rp9,51 triliun per Juni 2017.
Laba bersih Bank DKI per Juni 2017 mencapai Rp344 miliar, didorong oleh peningkatan fee based income yang bersumber dari fee ATM, JakCard dan JakMobile. "Pertumbuhan laba juga didorong oleh menurunnya beban CKPN seiring dengan membaiknya kualitas kredit," tuturnya.
Bank DKI terus melakukan upaya-upaya perbaikan pada aspek infrastruktur informasi teknologi dan operasional untuk meningkatkan kualitas layanan kepada nasabah. Beberapa hal yang dilakukan adalah penambahan Dual Data Center, Disaster Recovery Center, integrasi Core Banking System, peluncuran aplikasi mobile banking JakMobile, pengembangan JakCard, serta penambahan ATM dan EDC.
Sedangkan pada aspek operasional, telah dilakukan proses sentralisasi operasional yakni sentralisasi operasional dan sentralisasi administrasi kredit, serta layout kantor yang lebih nyaman dan modern untuk meningkatkan layanan kepada nasabah.
Ke depannya, lanjut Kresno, Bank DKI akan terus melakukan upaya penguatan terutama pada perbaikan kualitas kredit dan perbaikan layanan dimana beberapa produk dan layanan akan segera diluncurkan Bank DKI dalam waktu dekat.
(ven)