Bank BNP Genjot Kredit UMKM dan Korporasi

Rabu, 26 Juli 2017 - 15:58 WIB
Bank BNP Genjot Kredit UMKM dan Korporasi
Bank BNP Genjot Kredit UMKM dan Korporasi
A A A
BANDUNG - PT Bank Nusantara Parahyangan Tbk (BNP) optimistis penyaluran kredit kuartal III/2017 akan membaik dari periode sebelumnya. Kredit usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) dan korporasi akan digenjot seiring besarnya potensi sektor tersebut.

Presiden Direktur Bank BNP Hideki Nakamura memproyeksikan pertumbuhan kredit UMKM dan korporasi tumbuh sekitar 7% hingga September 2017. Angka tersebut lebih tinggi dari periode Mei, di mana ekspansi kredit cenderung melandai, namun mulai menunjukkan perbaikan pada Juni 2017.

"Komposisi kredit UMKM dan korporasi hampir 50:50, dengan outstanding mencapai Rp5,4 triliun. Kami akan lebih ekspansif dengan melakukan jemput bola atau face to face dengan fokus garapan di Bandung," kata dia di sela-sela media gathering di Bandung Selasa (25/7/2017) malam.

Menurutnya, dari total outstanding kredit Rp5,4 triliun, sekitar 60% atau Rp3 triliun ada di Bandung raya. Sisanya, menyebar ke beberapa daerah lainnya di pulau Jawa seperti Jakarta dan Surabaya.

Di Bandung, Bank BNP didukung satu kantor cabang, 12 kantor cabang pembantu, dan satu KFO non-operasional. "Kami akan lebih agresif di Bandung. Harapannya, porsi kredit di Bandung bisa meningkat jadi 65%. Begitupun porsi kredit UMKM bisa naik dari posisi saat ini sekitar 46%. Di sisi lain, kami pun akan lebih ekspansif di kredit korporasi," tuturnya.

Rencana kerja Bank BNP yang lebih ekspansif diharapkan mampu menggenjot pendapatan di semester II. Walaupun profit tahun ini diperkirakan masih kecil, namun langkah kerja di 2017 diharapkan bisa mendongkrak pendapatan di 2018.

Sementara itu, Business Director Kevin Cahyadi T mengaku, dalam dua tahun terakhir kondisi perbankan kurang baik. Hal itu disebabkan, kondisi perekonomian yang cenderung stagnan dan belum stabil. Namun tahun ini pihaknya optimistis oleh berbagai setrategi direksi baru.

"Tahun ini kami akan melakukan percepatan pertumbuhan. Memang harus didukung kualitas aset yang baik. Kami akan pilih market yang memberi kualitas lebih baik di perkreditan," ujarnya.

Penyaluran kredit perbankan di Jawa Barat hingga akhir Juni tercatat mengalami kenaikan 10%. Dia berharap, kondisi tersebut menjadi indikator membaiknya kondisi perbankan dan perekonomian nasional.

Salah satu sektor yang akan di genjot adalah kredit UMKM. Beberapa bulan terakhir, kredit UMKM mengalami perlambatan karena banyak di perdagangan, ritail. Turunnya sektor perdagangan, disebabkan rendahnya daya beli masyarakat. "Tapi ini temporer saja. 2017 akhir persekonomian akan membaik lagi," ujar Kevin.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6160 seconds (0.1#10.140)