Perusahaan Rusia Berencana Investasi USD10 Miliar di Tuban
A
A
A
JAKARTA - Perusahaan Rusia, Rosneft Oil Company berencana menanamkan uangnya di Tuban, Jawa Timur, senilai USD10 miliar. Sejauh ini, rencana tersebut telah memasuki tahap feasibility study dan penyusunan basic design, yang sesuai dengan rencana awal.
Kabar masuknya perusahaan minyak Rusia ini, disampaikan Head of Refinary and Petrochemical Joint Projects Development Department, Alexander Zubchenko dan Market Expert Vladimir Zhiryakov saat bertemu dengan Gubernur Jawa Timur Soekarwo di ruang Goncharova, di Hotel Intercontinental Moskow.
Pertemuan ini merupakan rangkaian kegiatan Soekarwo dalam rangka promosi trade, tourism, and investment (TTI) di Rusia. Menurutnya, investasi ini akan menyerap 13 ribu tenaga kerja, dimana investasi ini gabungan antara PT Pertamina dengan Rosneft Oil Company.
Alexander mengatakan, adapun penyerapan tenaga kerja dari investasi ini, diantaranya engineering dan layanan kesehatan. Untuk itu, bersama Pertamina, perusahaannya juga akan memberikan pelatihan-pelatihan. "Kami ada untuk masyarakat, terutama generasi mudanya," ujarnya dalam siaran pers yang diterima di SINDOnews, Jumat (4/8/2017).
Perusahaan joint venture dengan PT Pertamina tersebut direncanakan akan membangun kawasan industri, khususnya untuk penyimpanan minyak, diantaranya solar dan gas, serta memproduksi petrokimia dan kondensat yang dibutuhkan oleh Indonesia.
Selain dengan Rosneft, Soekarwo menghadiri acara Bisnis Forum Rusia-Indonesia untuk membahas peningkatan kerja sama bisnis kedua negara. Kegiatan ini dihadiri 300 pengusaha dan pejabat Rusia dan Indonesia.
Dalam sambutannya, Duta Besar Indonesia untuk Rusia, Wahid Wahyudi optimistis kegiatan bisnis forum akan meningkatkan kerja sama Indonesia-Rusia di berbagai bidang. Wakil Menteri Perdagangan Rusia, Oleg Ryazantsev juga menyambut baik bisnis forum ini, yang disebutnya sebagai milestone pengembangan kerja sama ekonomi dua belah pihak.
Oleg menambahkan, beberapa tahun terakhir neraca perdagangan Rusia dengan Indonesia menurun, tetapi lima bulan terakhir menunjukkan peningkatan. "Kerja sama Rusia dan Indonesia bukan hanya di energi, tetapi juga teknologi navigasi kedirgantaraan, konstruksi pelabuhan, dan pembangunan kapal laut dengan cara kemitraan dengan perusahaan lokal," ujarnya.
Kabar masuknya perusahaan minyak Rusia ini, disampaikan Head of Refinary and Petrochemical Joint Projects Development Department, Alexander Zubchenko dan Market Expert Vladimir Zhiryakov saat bertemu dengan Gubernur Jawa Timur Soekarwo di ruang Goncharova, di Hotel Intercontinental Moskow.
Pertemuan ini merupakan rangkaian kegiatan Soekarwo dalam rangka promosi trade, tourism, and investment (TTI) di Rusia. Menurutnya, investasi ini akan menyerap 13 ribu tenaga kerja, dimana investasi ini gabungan antara PT Pertamina dengan Rosneft Oil Company.
Alexander mengatakan, adapun penyerapan tenaga kerja dari investasi ini, diantaranya engineering dan layanan kesehatan. Untuk itu, bersama Pertamina, perusahaannya juga akan memberikan pelatihan-pelatihan. "Kami ada untuk masyarakat, terutama generasi mudanya," ujarnya dalam siaran pers yang diterima di SINDOnews, Jumat (4/8/2017).
Perusahaan joint venture dengan PT Pertamina tersebut direncanakan akan membangun kawasan industri, khususnya untuk penyimpanan minyak, diantaranya solar dan gas, serta memproduksi petrokimia dan kondensat yang dibutuhkan oleh Indonesia.
Selain dengan Rosneft, Soekarwo menghadiri acara Bisnis Forum Rusia-Indonesia untuk membahas peningkatan kerja sama bisnis kedua negara. Kegiatan ini dihadiri 300 pengusaha dan pejabat Rusia dan Indonesia.
Dalam sambutannya, Duta Besar Indonesia untuk Rusia, Wahid Wahyudi optimistis kegiatan bisnis forum akan meningkatkan kerja sama Indonesia-Rusia di berbagai bidang. Wakil Menteri Perdagangan Rusia, Oleg Ryazantsev juga menyambut baik bisnis forum ini, yang disebutnya sebagai milestone pengembangan kerja sama ekonomi dua belah pihak.
Oleg menambahkan, beberapa tahun terakhir neraca perdagangan Rusia dengan Indonesia menurun, tetapi lima bulan terakhir menunjukkan peningkatan. "Kerja sama Rusia dan Indonesia bukan hanya di energi, tetapi juga teknologi navigasi kedirgantaraan, konstruksi pelabuhan, dan pembangunan kapal laut dengan cara kemitraan dengan perusahaan lokal," ujarnya.
(ven)